Zonalinenews-NAGEKEO-Ratusan warga masyarakat yang mendiami wilayah Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo Pulau Flores menyebut Pemda Nagekeo adalah Pemda yang membuat diri nyaman walaupun warga Rendu dari waktu ke waktu tidak terentas kesulitan pemenuhan air minum bersih.
Meski tidak mengkonsumsi air embung, potret warga kesulitan air minum bersih terjadi di sejumkah daerah, Kabupaten Ngada misalnya sebagai induk Kabupaten Nagegekeo Flores sebelum Nagekeo dimekarkan juga dihiasi problem yang sama. Warga kampung halaman Ketua DPRD Ngada, warga Sobo dan Rakalaba misalnya, mengeluh lambannya penanganan pemenuhan air minum bersih sebab bertahun-tahun warga desa tersebut hanya dilayani satu pipa air leding yang berakibat terjadinya tumpukan antrean bahkan gesekan saling rampas.
Ditemui Tim Media, 21 Februari 2016 di sebuah embung tidak jauh dari Gereja setempat, sambil menggayung air embung yang nampak kotor akibat berlumpur, sejumlah warga Rendu menuturkan kisah duka mereka dengan Pemda Nagekeo melalui ungkapan-ungkapan bahasa khas warga setempat. Mereka juga menyebut posisi keberadaan Pemimpin Daerah Nagekeo terhadap warga Rendu ibarat cinta bertepuk sebelah tangan sebab tidak sedikit warga Rendu sangat membanggakan pemimpin mereka bersama kader-kader daerah di Lembaga DPRD Ngakeo saat ini, sebaliknya aspirasi pengentasan air minum bersih warga Rendu, kata mereka, hanya janji untuk lahirkan janji-janji lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Anak, jangan tanya berapa tahun kami minum air ini karena sudah sangat lama kami minum air ta’i yang anak mereka lihat ini. Anak mereka bisa lihat kami kesulitan air minum bersih. Ini bukan air kotor tapi air ta’i. Kami bangga dengan Pemerintah Nagekeo tetapi kami tidak suka mereka rata-rata sombong, buat diri tidak mau tau kami disini butuh air bersih. Di pinggir jalan aspal itu ada pipa air tapi airnya tunggu kami mati dulu baru mereka kerja serius, sekarang mereka kerja ikut mereka punya otak. Kalau tidak percaya chek sendiri embung ini sehat atau tidak. Mereka janji, janji, janji, janji terus setiap tahun tapi tdak jadi-jadi, Bapa Bupati tolong air minum kami, air bersih. Tolong tulis saja bilang air ta’i, jangan putar-putar bilang air kotoran”, ungkap Ibu Dorothea Sole, warga Rendu Kecamatan Aesesa Selatan Nagekeo Flores.
Hal senada diungkap warga lainnya, Yuliana Lembu dan sejumlah warga yang datang menyaksikan Wartawan masuk Rendu guna laporan berita kesulitan air minum bersih sejumlah Kabupaten wilayah Flores tengah dan Flores barat.
“Sekarang hujan tidak seperti zaman dulu lagi. Kadang hujan turun tapi kadang lama-lama baru turun lagi, jadi kami hanya bertahan hidup dengan air kotor ini. Air ini penyakit atau tidak, kami sudah tidak mau tau lagi, yang penting kami bisa ambil air disini untuk masak, untuk minum dan mencuci. Karena disini air tidak ada, kami juga tidak mau hewan binatang mati karena haus, jadi minum juga dari air embung ini. Jangan tertawa kami disini kalau kami bilang minum air ta’i, karena begitu sudah yang terjadi dan kami mau jujur”, ungkap warga Rendu, Yuliana Lembu.
Hingga berita ini diturunkan kondisi buruk ini belum mendapat tanggapan Pemda Nagekeo Flores. Seorang pegawai yang mengaku bekerja di lingkup Pemkab Nagekeo Flores dan tidak ingin dikorankan, kepada wartawan 21 Februari 2016 di wilayah Rendu mengatakan hal yang dikeluhkan warga Rendu bukan bahasa mengada-ada tetapi itulah kondisi sebenarnya tentang Rendu Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo-Flores. (*wrn)