ZONALINENES. COM, LARANTUKA – Gegara dituding sebagai biang dari kericuhan hingga pengerusakan Stadion Gelora 99 di Kabupaten Lembata, warga Lamahala, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur melayangkan protes keras.
Warga Lamahala yang diwakili barisan muda Lamahala tersebut menuntut Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa meminta maaf karena pernyataannya dinilai sangat melukai hati masyarakat dan terkesan tendesius.
Sebab melalui kanal youtube Froby Dake, Pj Bupati Lembata mengatakan bahwa warga Lamahala sebagai biang kericuhan hingga terjadi pengerusakan stadion beberapa hari lalu saat laga Perseftim Flores Timur vs Perse Ende.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut disampaikan Muhamad Ikram Ratuloly yang adalah salah satu tokoh muda Lamahala yang juga anggota DPRD Kabupaten Flores Timur dalam konferensi pers di Kantor Desa Lamahala yang disaksikan ratusan warga dan tokoh masyarakat, Senin, 26 September 2022.
“Kami menilai pernyataan Pj Bupati Lembata melalui youtube Froby Dake itu sudah sangat tendensius dan sangat mendiskreditkan Lamahala dan juga telah mencederai hati dan sanubari kami sebagai anak Lewotana Lamahala,” ucapnya.
Menurutnya, sebagai pemimpin, seharusnya pernyataan itu tidak layak disampaikan ke ruang publik, apalagi tidak disertai dengan bukti yang kuat dan tidak memiliki kekuatan hukum tetap.
“Ujaran semacam itu mengakibatkan terbentuknya opini publik secara liar yang justru berpotensi menghadirkan konflik horizontal. Sebagaimana komentar berbau rasial yang dilontarkan akun pantang mundur dalam chanel youtube tersebut “usir lamahala dari tanah Lembata,” tambah.
Ratuloly juga mengatakan, jika tidak segera meminta maaf kepada masyarakat Lamahala, maka pihaknya mengancam akan membawa kasus ini ranah hukum.
“Kami telah menyiapkan 5 pengacara untuk menempuh jalur hukum dan memproses sesuai undang- undang yang belaku di Negara Republik Indonesia bila tidak ada niat baik dari pj bupati lembata atas peryataan tersebut” tutupnya.
Sementara Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, kepada media membenarkan pernyataan tersebut karena dirinya begitu emosional dengan kejadian tersebut.
“Benar pernyataan saya waktu di gereja. Bagaimana ketika saya mau masuk gereja mengikuti perayaan ekaristi, tetapi saya di telpon bertubi-tubi, dikirim pesan whatsapp tentang persoalan kerusuhan di lapangan Gor 99 ini,” jelasnya
“Sebagai kepala daerah saya memilih mencintai daerah ini, mencintai Lembata. Lalu pengorbanan pemerintah dan masyarakat soal stadion ini dengan keterbatasan anggaran. Saya begitu emosional waktu itu,” jelas Marsianus lebih jauh.
Dengan besar hati, Pj Bupati Lembata kembali memohon maaf jika telah menyinggung perasaan warga Lamahala.
“Kalaupun keluarga Lamahala merasa saya menyinggung perasaan karena kepentingan, saya minta maaf. Saya berbesar hati menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Lamahala. Tetapi jujur saya mau mengatakan bahwa saya mencintai lewotana tercinta ini,” ucap Marsianus
Selain itu, Marsianus juga mengatakan dengan senang hati akan menerima kedatangan keluarga Lamahala yang ingin bertemu dengannya.
“Saya dengar informasi warga lamahala mau bertemu saya. Saya dengan senang hati menerima dan lagi difasilitasi untuk bertemu. Saya juga mau bertemu dengan paguyuban keluarga Lamahala yang di Lembata dan saya kira mereka juga mau bertemu saya maka saya akan minta bertemu dengan mereka,” tutupnya.
Diketahui dalam konferensi pers, Barisan Muda Lamahala juga menyampaikan permohonan maaf kepada publik NTT, Asprov NTT, Kesebelasan Perse Ende, Panitia Liga 3 ETMC XXXI PORPROV NTT-Lembata 2022, Pemda Lembata dan masyarakat Lembata secara khusus atas peristiwa kericuhan yang terjadi di lapangan Gelora 99.
Yang hadir membacakan tuntutan, Anggota BPD, Muhamad Kasim Samad mewakili Pemdes, Muhammad Syamsudin, ketua sporter red dragon, Muhamad Ikram RL, Anggota DPRD asal Lamahala, 4. Muhamad Saleh Suksi pembaca pernyataan dan Baco Hasan selaku moderator
*Tim