ZONALINE NEWS- OELAMASI, Akibat ketiadaan tenaga bidan desa yang bertugas di Dusun Tinis Desa Oemolo Kecamatan Amabi Oefeto Timur Kabupaten Kupang mengakibatkan tiga orang balita masing – masing Dewi Snae usia 2,2 tahun, Gisda Difantri Baunsele usia 1,6 tahun dan Vilomina Florida Seran Klau usia 1,5 tahun harus meninggal dunia akibat wabah diare yang terjadi di desa itu.
Kejadian meninggalnya tiga orang balita ini pertama kali terjadi pada awal januari, sementara korban kedua dan ketiga meninggal pada tanggal 08 dan 10 Januari 2016 akibat diserang demam dinggi dan diare.
Salah satu orang tua korban Silvester Seran Klau mengungkapkan kepada awak media di dusun tinis selasa 12 Januari 2016 , dirinya tidak bisa berbuat banyak memberikan pertolongan kepada putrinya lantaran bidan desa yang selama ini bertugas di dusun mereka sudah berakhir masa kontraknya sementara bidan penggantinya hanya datang di dusun mereka satu bulan satu kali ketika bertepatan dengan tanggal Posyandu, selain itu jarak dari dusun tinis ke puskesmas Oenuntono sekitar dua puluh satu kilometer jaraknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, tempat bermukimnya masyarakat Tinis setiap harinya dipenuhi lalat pada siang hari dan nyamuk pada malam hari sementara kebiasaan masyarakat yang selalu membuang hajat bukan ditempat yang disediakan melainkan disembarang tempat sehingga membuat kuman penyakit kemudian ditularkan oleh lalat dan nayamuk. “disini hanya ada WC darurat atau WC Cemplung yang tidak sehat sedangkan untuk WC sehat sangat terbatas,”ungkapnya.
Selanjutnya dirinya mengisahkan bahwa akibat gigitan nyamuk pada malam hari itu kemudian menimbulkan gejala bintik – bintik hitam pada kulit dan pada akhirnya mengakibatkan demam tinggi dialami oleh Balita, kemudian stelah itu balita yang sudah terserang mengalami muntah dan diare berlendir putih bahkan tidak jarang ada yang sampai mengeluarkan darah. Kondisi yang dialami masyarakat Dusun III Tinis ini diperparah lagi dengan ketiadaan tenaga medis di Desa itu, aparat desa terutama Penjabat Kepala Desa yang tidak berada di desa namun berada di Kupang, selain itu jarak dari dusun Tinis ke Puskesmas Oenuntono mencapai delapan belas kilometer jauhnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Oenuntono Remigius Gunas menyatakan kondisi diare yang terjadi di dusun tinis ini secara sporadis atau diare persisten yaitu diare yang terjadinya tidak serentak dan telah terjadi sejak bulan januari 2016 bahkan ada kejadian yang terjadi sejak desember, yang diakibatkan oleh virus berjenis protavirus yang ditularkan oleh nyamuk, lalat dan terdapat pada air minum. Mengenai korban balita meninggal dunia, dirinya mengatakan bahwa korban meninggal dunia akibat kekurangan cairan ditambah lagi dengan tidak adanya pertolongan pertama yang diberikan lanatarn bidan yang lama telah selesai masa kontraknya sejak bulan juni 2015, sedangkan bidan penggantinya hanya datang ke lokasi ini satu bulan satu kali saat kegiatan Posyandu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kupang Hendrik Paut menyayangkan ketiadaan tenaga bidan desa di lokasi itu serta penjabat kepala desa yang tidak berada ditempat sehingga mengakibatkan masyarakat tidak tau harus meminta bantuan kepada siapa dan akhirnya terjadi korban jiwa, namun selain itu dirinya perlu mensyukuri bahwa saat ini sudah ada langkah-langkah penanganan. “Mudah – mudahan ini menjadi pengalaman berharga buat para petugas medis di puskesmas dan pustu agar selalu tanggap terhadap kondisi pancaroba yang terjadi terutama kepada para balita dan anak sekolah dan ibu baru melahirkan,”tandasnya.(*tim)