
ZONALINENEWS – KUPANG, Kepala Teknik PT. Waskita Karya (WK) Agasi Yudha menilai musiba banjir bendangan Raknamo pada 30 Januari 2017 lalu yang mengakibatkan tiga korban jiwa dan dua korban selamat merupakan kejadian diluar dugaan.
Berita terkait tewasnya pekerja terseret banjir selengkapnya baca link berita http://www.zonalinenews.com/2017/01/pekerja-bendungan-raknamo-tewas-terseret-banjir/
Menurut Agasi Yudha, musibah tersebut murni kesalahan pekerja. Pasalnya ketika terjadi banjir selurh pekerja sementera tidak melakukan aktifiras atau istirahat makan siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebelum kejadian banjir itu para korban pekerja ini sedang melakukan aktifitas pekerjaan jalan (Rigid Pavement) pada STA 2 + 789 sekitar lokasi jembatan 3 dari jalan masuk ke lokasi proyek karena kondisi cuaca saat itu dari pagi hingga siang waktu istirahat makan siang cuaca sangat cerah. Namun usai makan siang ketika kegiatan yang dilanjutkan oleh para pekerja cuaca mulai berubah mendung yang disertai gerimis sehingga kelima pekerja itu memilih beristrahat dibawa jembatan (Box Culvert),” kata Agasi Yudha kepada wartawan di Kantor PT. Waskita Karya, Kelurahan Noelbaki Kabupaten Kupang, Rabu 1 Februari 2017 sekitar pukul 10.30 wita.
Agasi Yudha menjelaskna, disaat cuaca mulai mendung disertai turun gerimis salah satu pekerja Asisten Pelaksana PT. Waskita Karya, Moses Masan memerintahkan pekerja Erik Aripin (korban selamat) untuk menghentikan pekerjaan. Sementara Ade Jumad alias Jujuh (korban meninggal), Rahmat Suprianto alias Supri (korban meninggal) dan Surya (korban selamat) lebih dahulu berteduh dibawa jembatan atas inisiatif Moses.
Setelah parkir alat, lanjut Yudha Erik dan Moses menyusul ke bawa jembatan dengan tujuan ikut berteduh dari hujan yang sudah mulai deras. “Ketika mereka berteduh dibawa jembatan itu kondisi air yang mengalir di sungai yang mengalir disisi kiri dan kanan jembatan (Box Culvert) tidak begitu besar. Kira – kira sekitar pukul 13.15 wita hujan mulai lebat dan air disungai mulai meninggi kurang lebih sepaha orang dewasa Moses sempat menelpon pelaksana lain (Didi) untuk meminta dijemput.
Sementara Erik berinisiatif naik ke atas untuk mengambil tambang dengan tujuan untuk membantu keempat temannya yang masih di bawa jembatan. Ketika erik keluar dari kolong jembatan ia merasa kesulitan karena aliran air yang cukup deras menghambat pergerakannya. Namun dengan tekat yang kuat Erik berhasil naik ke atas jembatan untuk mengambil tambang dan mengulurkan kepada keempat temannya untuk menyelamatkan diri dari air yang makin meninggi. Namun perjuangan Erik bersama pekerja lain dan beberapa warga untuk menolong keempat temannya itu sia – sia karena aliran air semakin deras,” jalasnya. (*hayer)