Zonalinenews – Kupang. A number of heritages in NTT are endangered. Some of them are traditional dances from Sikka regency. Therefore, UPT Taman Budaya of department of culture and tourism of NTT collaborated with Ministry of Education and Culture did revitalizing culture through dance parade and Tenun Ikat on Monday 30 December 20113.

Head of UPT Taman Budaya, Yohana Lingu Lango to reporter in Kupang , Friday, December 27, 2013 explained that the dances that were staged are Tua Reta Lou dance, Ro’a Mu’u dance and dance of Manunggo and there also Tenun Ikat performance.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Beside the dance performances from Budaya Bliran Sina Maumere studio, Taman Budaya also presented a unique dance from Rote Ndao, namely Ledi Tua dance . Yohana explained that the purpose of the event is to introduce the dances that are endangered. “This time is special for Sikka traditional dance. In future there will be another region who’ll perform their dances,” said Yohana.
She emphasized that there is a need to revitalize cultural dance through education and research. Thus, the next generation wouldn’t forget their cultural wealth. “we have not much money but we need to build up good a communication with the Ministry to do research in order to revive our culture,” she said. (*Team)
Indonesian Version
Taman Budaya NTT Gelar Revitalisasi Budaya
Zonalinenews-Kupang. Sejumlah warisan kebudayaan NTT terancam punah. Beberapa diantaranya adalah tari-tarian asal Kabupaten Sikka. Untuk itu UPT Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTT bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Direktorat
Pembinaan Seni dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI melakukan revitalisasi budaya melalui acara parade tari dan pameran tenun ikat pada Senin 30 desember 20113.
Kepala UPT Taman Budaya, Yohana Lingu Lango kepada wartawan di Kupang, Jumat 27 Desember 2013 menjelaskan, tari-tarian yang dipentaskan adalah tari Tua Reta Lou, tari Ro’a Mu’u dan tari Manunggo. Selain itu digelar pameran tenun ikat.”
Selain pementasan tari dari Sanggar Budaya Bliran Sina Maumere tersebut, Taman Budaya NTT juga mempersembahkan tarian unik asal Rote Ndao, yakni tari Ledi Tua. Yohana yang berulang kali membawa Taman Budaya NTT meraih juara nasional ini menjelaskan, tujuan dari acara pementasan tari ini untuk memperkenalkan kembali tari-tarian yang terancam punah.”Kali ini khusus tarian asal Sikka. Ke depan untuk kabupaten lain lagi,” ujar Yohana.
Ia menegaskan, kekayaan budaya NTT yang terancam punah ini perlu direvitalisasi, baik dengan acara-acara pementasan maupun pendidikan dan penelitian. Dengan demikian, generasi penerus daerah ini tidak melupakan kekayaan budaya NTT tersebut. “Kita di NTT memang kesulitan anggaran tapi komunikasi dengan Kementerian untuk lakukan penelitian supaya mengangkat kembali budaya-budaya kita yang asli,” katanya.(*tim)