Stop Bajual Orang , Mella Minta Pemerintah Rumuskan UU Pelecehan Anak

Zonalinenews-SoE, Direktur Sanggar Suara Perempuan (SSP) TTS, Rambu A. Mella, meminta Pemerintah Pusat (Pempus) dalam hal ini Presiden dan DPR RI segera merumuskan dan secepatnya mengsahkan undang-undang tentang pelecehan seksual terhadap anak.

Permintaan tersebut disampaikan Rambu A. Mella, pada aksi damai sebagai wujud solidaritas korban Dolfina Abuk yang di hukum mati di Negeri orang (Malaysia) dan korban pebunuhan berinisial YY setelah diperkosa oleh 14 orang pelaku di Bengkulu.

Aksi tersebut juga bertujuan untuk menghentikan perdagangan orang, atau Stop Bajual Orang NTT Aksi tersebut, berlangsung pada Rabu 04 Mei 2016 sekira pukul 17:15, di samping Polres TTS atau di dua jalur menuju Kantor Bupati TTS, yang dihadiri oleh Romo Ento.

Aksi solidaritas ditandai dengan doa yang dipimpin oleh Romo Ento dan pembakaran 1000 lilin Pada aksi tersebut, Direktur Ramvu A. Mella mengatakan, solidaritas melangsukawa saudari Dolfina Abuk yang adalah korban trafficking yang organ tubuhnya dieksploitasi di negeri orang merupakan suata kejahatan terhadap manusia, oleh karena itu aksi ini menandakan harus Stop Bajual Orang NTT, oleh karena itu pemerinta harus merumuskan suata undang-undang yang menegaskan tentang penanganan perdagangan anak dan juga pelecehan seksual terhadap anak.

 “Harus ada undang-undang yang tegas mengatur masalah-masalah tersebut, karena manusia punya harga diri, tetapi diberlakukan seenaknya saja,”ucapnya dengan tegas Selain korban Dolfina Abuk,

Rambu Mella juga menyesalkan pemerkosaan yang dilakukan oleh 14 pelaku terhadap YY yang adalah anak dibawah umur, dan setelah itu dibunuh. Solidaritas tidak ingin hal serupa terjadi lagi.

“Pada malam hari ini, kata Rambu, aksi solidaritas secara bersama ini, sebagai tanda turut berduka cita kepada dua orang korban, traficcking dan pemerkosaan ang dilakukan oleh orang-orang yang tidak manusiawi Pada kesempatan ini, saya minta Prseiden dan DPR RI untuk merumuskan dan mengesahkan Undang-Undang seksual dalam hal ini perkosaan. Dari berbagai pihak mengupayakan tindakan seksual terhadap anak,” pintanya.

Rambu Mella juga meminta berbagai pihak untuk memberikan dukungan kepada penegak hukum, agar proses hukuman kepada pelaku Dolfina Abuk dan YY berjalan baik dan menjatuhkan hukuman setimpal kepada pelaku-pelaku kejahatan terhadap kedua korban tersebut.

 “Kita memiliki rasa empati yang dalam terhadap kedua korban ini, aksi ini menunjukan dukungan terhadap keluarga korban agar tetap diberikan kekuatan,”kata Rambu.

Secara spontanitas pihkanya mengelar aksi solidaritas ini,  sebagai bentuk kepedulian terhadap korban anak dibawah diumur, namun pihaknya  juga harus mendorong Presiden dan DPR RI untuk mengikuti proses hukum kedua korban ini, dan juga merumuskan serta mengesahkan undang-undang tentang perlindungan anak perempuan.

 Pantauan Zonalinenews, setelah pembakaran, penulisan dan penandatangan penolakan perdagangan orang ,  oleh semua  hadirin aksi  pada selembar kain berwarna kuning dengan bertulisan Stop Bajual Orang NTT (*Megi)