Soal Kancab Surabaya, Boki Sebut Tagu Dedo Tidak Profesional dan Tendensius

Zonalinenews- Kupang;- Mencermati Pernyataan Pak Daniel Tagu Dedo selaku Mantan Dirut Bank NTT terkait Kasus Kantor Cabang (Kancab) Bank NTT Surabaya di media bahwa terkait persoalan Kantor Cabang Bank NTT Surabaya, semuanya sudah dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank NTT.

Kasus itu berawal ketika dilakukan pemeriksaan berkas dan dokumen oleh pihak OJK. dalam dokumen itu, Direktur Kepatuhan memberikan catatan adanya indikasi ‘mark up’ harga sewa. dan hal ini menjadi persoalan.

Masalah itu pun berlanjut. Pada Tahun 2017, saat itu tidak lagi menjadi Dirut Bank NTT, Tagu Dedo dipanggil dan diperiksa OJK. Dalam pemeriksaan itu, Tagu Dedo menjelaskan soal harga sewa yang menjadi catatan adanya ‘mark up’, sehingga tidak ada masalah soal harga sewa.

Menanggapi pernyataan tersebut Ketua DPD KNPI Provinsi NTT Hermanus Boki kepada Zonalinenews Senin 1 Juli 2019 menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak professional, sangat tendensius, bahkan penuh ketakutan.

” Saya sarankan kepada Pak Daniel Tagu Dedo untuk mencabut atau menarik kembali pernyataannya dan menyampaikan permohonan maaf kepada publik, karena hemat saya, pernyataan itu semata-mata hanyalah sebagai upaya membela diri atau melempar tanggung jawab kepada orang lain.

Manurut Hermanus , untuk diketahui publik NTT bahwa sebagai satu-satunya wadah berhimpun seluruh orgaisasi kemasyarakatan pemuda yang ada di NTT, sebagai Ketua KNPI NTT, dirinya bersama teman-teman pengurus sangat serius mengawal dan memperjuangkan berbagai ketimpangan yang terjadi di NTT, termasuk persoalan-persoalan yang ada di Bank NTT.

Terkait Persoalan Sewa Menyewa Gedung yang direncanakan akan digunakan sebagai Kantor Cabang Bank NTT di Surabaya, publik harus dicerahkan bukan digiring dengan opini yang menyesatkan. Bahwasannya Keputusan Sewa Menyewa Gedung adalah menjadi tanggung sepenuhnya Direksi Bank NTT saat itu

” dimana Pak Daniel Tagu Dedo masih aktif dan menjabat sebagai Direktur Utama juga Pak Adrianus Ceme sebagai Direktur Umum,” tutur Hermanus Boki.

Lanjutnya gedung Informasi Bagian Timur atau disebut IBT Center berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 11 Surabaya. Jumlah total ruangan yang disewa oleh Bank NTT saat itu berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Menyewa hanya seluas 447 M2, dengan rincian 141 M2 terletak di lantai 1 dan 306 M2 terletak di lantai 2, Gedung IBT Center.

” Proses sewa menyewa ruangan seluas 447 M2 itu dilakukan sejak Oktober 2015 dan disepakati dengan masa sewa 5 tahun oleh kedua belah pihak, yakni Pihak Bank NTT yang diwakili oleh Pak Daniel Tagu Dedo selaku Dirut dan Pak Adrianus Ceme selaku Dirum dengan Pak Djaja Santoso selaku Predisent Direktur PT. Mas Murni Indonesia, Tbk (Pemilik Gedung),” beber Hermanus Boki.

Hermanus menambahkan biaya pembayaran sewa menyewa ruangan seluas 447 M2 tersebut untuk 5 tahun dengan total Rp. 9.7000.000.000,- (Sembilan Milyar Tujug Ratus Juta Rupiah) diluar PPN (10%). Jika ditambahkan PPN 10% maka jumlah total yang dibayarkan Pihak Bank NTT sebesar Rp. 10.670.000.000,- (Sepuluh Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah).

” dari jumlah total Rp. Rp. 10.670.000.000,- (Sepuluh Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah), bisa dihitung secara detail bahwa Bank NTT menyewa 2 ruangan dengan luas 447 M2 tersebut, mengeluarkan biaya yang sangat bomtastik per tahun sebesar Rp. 2.134.000.000,- (dua milyar seratus tiga puluh empat juta rupiah) ; atau sama dengan biaya sewa per bulan sebesar Rp. 177.833.333,- (seratus tujuh puluh tujuh juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah) ; atau sama dengan biaya sewa per tahun sebesar Rp. 2.134.000.000,- (dua milyar seratus tiga puluh empat juta rupiah),” beber Hermanus Boki.

Lanjutnya menambahkan biaya sewa 2 ruangan seluas 447 M2 di Gedung IBT Center ini nilainya sangat spektakuler jika dibandingkan dengan Kantor Cabang Bank NTT Surabaya saat ini yang beralamat di Jalan Panglima Sudirman No. 74 Surabaya, dimana biaya sewa per tahun hanya sebesar Rp. 110.000.000,- (seratus sepuluh juta ripiah) per tahun, atau dengan biaya sewa selama 10 tahun hanya sebesar Rp. 1.100.000.000,- (satu milyar seratus juta rupiah.

” dari berbagai informasi dan data yang diperoleh berdasarkan hasil investigasi KNPI NTT, tidak berlebihan jika saya tegaskan bahwa yang paling bertanggungjawab atas persoalan sewa menyewa gedung IBT Center di Jalan Yos Sudarso Surabaya adalah Pak Daniel Tagu Dedo dan Pak Adrianus Ceme, selaku Dirut dan Dirum Bank NTT saat itu,” tutur Hermanus Boki.

Untuk menyelesaikan persoalan ini secara cepat, proporsioal dan profesional, sebagai Ketua KNPI NTT menyarankan agar Direksi Bank NTT saat ini segera mendorong dan menyerahkan ke pihak berwajib untuk sesegara mungkin diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku serta klarifikasi yang tepat dan benar dilakukan hanya kepada Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, yang dalam berbagai pertimbangan dan kewenangannya tidak menyetujui pemindahan Kantor Cabang Bank NTT dari Jalan Panglima Sudirman.

Sementara itu Direktur Utama Bank NTT, Izhak Eduard Rihi berencana akan memecat dan melakukan proses hukum terhadap oknum pejabat terlibat kasus sewa Kantor Cabang (Kancab) Bank NTT Surabaya.

Menurut Izhak, pihakmya akan mempelajari masalah sewa ruangan Hotel Bintang 5, Garden Place untuk Kancab Surabaya tersebut.

“Apakah proses sewa itu sudah sesuai dengan prosedur pengadaan barang dan jasa internal kami atau tidak? Kalau sesuai prosedur maka kita cari solusi yang terbaik. Tapi jika tidak sesuai prosedur internal kami, maka itu merupakan kesalahan oknum maka kami akan tindak tegas,” ujarnya.( tim)