Zonalinenews-Wajo, Seorang siswa kelas 8 SMP Negeri 4 Tanasitolo Wajo yang bernama Muhammad Isrul Juara Pertama lomba keterampilan menulis yang bertajuk Lomba Menulis Cerita (LMC-SMP) se- Indonesia yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud bulan November tahun 2015 lalu. Sayangnya prestasi nasional ini kurang begitu menggema di Sulsel, padahal untuk jadi juara satu, cerpennya harus menyingkirkan 2.043 naskah cerpen lainnya dari seluruh Indonesia. Setelah dipastikan juara satu nasional, cerpen yang berjudul “Piala di atas Dangau” dimuat di majalah sastra bergengsi yang itu Horison.
Saat dihubungi untuk menceritakan kiat-kiat bagaimana dia menjuarai lomba yang sangat ketat tersebut, Isrul bercerita bahwa; pertama, harus rajin membaca. “Saya menjadwalkan membaca secara intensif buku di hari Ahad, walaupun juga di waktu-waktu lain. Dengan sering membaca, lebih banyak ide dan kosa kata,” jelas penyuka buku sejarah, dan inspirasi ini. Yang kedua, sering berlatih menulis.
Semntara Menurut Amkayus, guru pembimbingnya selama lomba tersebut yang merupakan guru Bahasa Indonesia di SMP mitra USAID PRIORITAS ini, program budaya baca yang dikenalkan USAID PRIORITAS di sekolah SMP Negeri 4 Tanasitolo telah mendorong siswa untuk rajin membaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Di sekolah ini kita adakah sudut baca di setiap sudut kelas dan sekolah juga punya taman baca Tomacca. Kebiasaan membaca siswa kemudian dikontrol dengan buku kontrol membaca. Dalam buku tersebut, para siswa harus menceritakan kembali secara singkat isi dari buku yang dibacanya. Siapa yang paling banyak baca buku dalam satu bulan dan paling bagus resumenya diangkat jadi raja dan ratu baca setiap bulannya dan diberi hadiah,” ujarnya.
Program tersebut telah membuat para siswa sekarang meningkat minat baca dan menulisnya.
Terkhusus untuk membuat cerpen, menurut Amkayus, untuk menjuarai sampai tingkat nasional seperti itu, ada beberapa trik yang dia terapkan dalam membimbing siswanya. Pertama, membaca bersama-sama cerpen-cerpen yang pernah juara sebelumnya.
“Akhirnya kita tahu dengan cara ini, cerpen yang juara adalah yang menginspirasi, yang kadang terbit dari pengalaman pribadi,” ujarnya. Kedua, cerpen dibuat rancangannya terlebih dahulu. Ketiga, rancangan diturunkan dalam tulisan secara bertahap paragraf per paragraf. Setiap selesai satu paragraf, saya bimbing siswa baik dari segi kosa kata, dan pengembangan cerita dan lain-lain,” ujarnya.
Lanjutnya, keempat, mengatur konflik dalam cerita. “Agar cerita menarik, konflik-konflik dalam cerita harus dimunculkan namun diatur penempatannya dengan baik,” ujarnya.
Isrul sendiri punya pesan sederhana kepada siswa lain yang ingin pintar menulis, “Harus membiasakan diri membaca dan menulis setiap saat. Jangan hanya mau membaca dan menulis, jika ada tugas dari guru” ucapnya. (*tim/Mustajib)