ZONALINENEWS.COM, LARANTUKA – Adalah Anastasia Sabu Gawen 54 th, janda 4 orang anak ini terpaksa harus merogoh tambahan kocek sebesar Rp. 400.000, per bulan guna membayar rumah kontrakan untuk ditempati bersama ke 4 anak serta 3 orang cucu.
Pasalnya lorong masuk ke rumah pribadi di kelurahan Sarotari ditutup oleh tetangganya sendiri.
Ditemui dikontrakan, Rt.012 Rw. 006 Senin, 30 Januari 2023 masih pada kelurahan yang sama, isteri almarhum Yoseph Sakeng ini mulai menuturkan kisah pilu dan sangat tidak mengenakan yang terpaksa dijalaninya selama 3 tahun lebih kepada Zonalinenews bersama seorang Bhabinkamtibmas Polres Flores Timur Bripka. Safanya U. Finit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anastasia, nenek yang keseharianya bekerja sebagai petani penggarap mengatakan dengan sangat terpaksa harus meninggalkan rumah berukuran 7 x 9 peninggalan suaminya Yoseph Sakeng usai satu-satunya akses lorong menuju kediamanya ditutup oleh tetangganya sendiri Benyamin.
Sementara apa yang menjadi alasan dibalik aksi penutupan itu tidak pernah diketahui oleh Anastasia bersama anak-anak.
“Iya sudah 3 tahun lebih kami tidak punya jalan masuk ke rumah. Saya terpaksa bawa anak dan cucu tinggal di kontrakan” ujarnya sambil sesekali tangan keriput khas seorang petani menyeka air mata menggunakan ujung kebaya tua dengan warna yang mulai memudar miliknya.
“Saya suruh anak ke sana Dia (BK) tanya saya ada buat salah apa maka sampai tutup lorong. Tidak kasihan kami ka? Tapi Dia (BK) tidak pernah mau bicara atau kasih tau apa alasanya” Lanjut Anastasia.
3 Bulan Penuh Kepahitan
Kendati demikian, keluarga janda ini mencoba memilih untuk bertahan dengan tetap tinggal di sana. Sambil menunggu kemungkinan adanya solusi ataupun rasa kepedulianpun rasa kasihan dari tetangga maupun pemerintah kelurahan.
Untuk mengakses dunia luar seperti ke pasar, puskesmas, serta ke tempat ibadah (Gereja) terpaksa harus menerobos pagar tetangga secara diam-diam.
“Ama, kami masih bertahan. Untuk ke luar, kami itu seperti binatang sungko (menerobos pagar orang dengan membungkuk) orang punya pagar waktu malam hari” ujarnya getir.
Mungkin ada tetangga yang berbaik hati dan peduli dengan kami ataupun intervensi pemerintah. Tapi, tidak pernah ada meski keluarga sudah melaporkan tetapi tidak pernah ada solusi.
Kedaan sulit ini tetap berlangsung hingga puncaknya salah seorang cucunya sakit keras nyaris kehilangan nyawa. Mereka kesulitan untuk ke luar mencari angkutan.
” Cucu saya sakit dan hampir mati. Kami mau bawa ke rumah sakit tapi tidak tau mau lewat mana. Untuk bisa cepat sampai ke rumah sakit Terpaksa kami dobrak pagar tetangga” cerita Anastasia.
Dalam harap-harap cemas ibarat menunggu mujizat sang pencipta tak kunjung hadir. Janda Yoseph Sakeng akhirnya memilih mencari kontrakan.
Kontrakan yang berharga Rp. 400.000,- per bulan ini, oleh janda petani peggarap bukan nilai yang kecil. Ia berharap, pihak pemerintah baik Kelurahan dan Kecamatan bisa membantu mencarikan solusi bagi keluarganya untuk memperoleh keadilan.
“Pak, tiap bulan 400.000, ribu itu besar saya tidak tau mau ambil dari mana lagi. Saya sudah tidak sanggup umur saya makin tua. Tolong bantu saya. Saya hanya butuh lorong” pinta Anastasia lemah.
Sebelummya Terdapat Lorong
Menurut Anastasia sebelumnya, terdapat lorong sebagai akses tunggal. Hal itu dibenarkan ahli waris pemilik lahan Cor Diaz.
“Ada lorong. Tidak mungkin kami jual tanah tidak kasih lorong” jelas Cor
Benyamin tetangga yang menutup jalan beralasan bahwa lorong yang dimaksud melewati bagian dapur. Dan tanahnya sudah bersertifikat.
“Lorong itu lewat dapur saya. Karena sudah bersertifikat, jalan tadi saya tutup” jelasnya singkat.
Lurah Kelurahan Sarotari akrab disapa Seran kepada, wartawan mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai pendekatan namun belum menemukan solusi.
Camat Larantuka Jaya Riberu ketika didatangi wartawan mengaku baru mengetahui kejadian tersebut.
“Saya baru tau. Belum ada laporan sebelumnya”. Ungkap jaya.
Kendati demikian, Riberu berjanji akan melakukan koordinasi guna mengatasi persolan dimaksud.
*tim