Zonalinenews-Kupang,- Pembangunan keamanan pangan dapat dimulai dari individu keluarga hingga masyarakat,oleh Karena itu perlu adanya upaya yang menyentuh strata ini, sehingga pangan yang aman bermutu dan bergizi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia serta NTT khususnya. Namun kenyataannya potensi resiko keamanan pangan dapat dijumpai di setiap saat pada tatanan kehidupan masyarakat.
“Tahun 2014 bulan Januari –Juni kejadian Keracunan pangan di NTT sebanyak 77 kejadian hal ini berdasarkan data yang dikumpulkan dari 3 rumah sakit di NTT yaitu, RSUD Kota Kupang, Atambua dan Ende,” demikian disampaikan Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Kupang , Ruth Diana Laskodat Rabu 3 September 2014 pukul 12.00 wita pada acara Pelatihan Surveilen KLB Karacunan Pangan yang berlangsung di Hotel Swiss Berlin kupang 2-4 September 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, sampai saat ini kasus kerancunan pangan di NTT belum menjadi masalah yang serius padahal korban yang terdata 77 keracunan pangan di NTT , itupun berdasarkan data di 3 RSUD di NTT. “Masih banyak lagi kasus keracunan pangan yang mungkin tidak terdata di beberapa kabupaten di NTT dan tidak terekpose di media Masa,”jelas Ruth.
Dikatakan Ruth, di Indonesia sendiri pada tahun 2012 terdapat 2.084 korban keracunan pangan. Sedangkan WHO pada tahun 1998 memperkirakan mencapai 500 orang data ini menunjukan perbandingan 1:25 untuk negara berkembang seperti Indonesia, dan kondisi ini sangat mengkawatirkan sehingga balai Balai Pengawasan Obat dan Makanan bersama kementrian Kesehatan berkejasama dalam rangka upaya pencegahan dengan melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petugas dan menempatkan koordinasi penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan. “Untuk itu Balai POM Kupang melakukan pelatihan Surveilen KLB Keracunan pangan,”Kata Ruth.
Ia menambahkan, kegiatan ini diikuti 40 peserta yang terdiri dari petugas Dinas Kesehatan /Puskesmas Kabupaten/Kota yang menangani KLB keracunan pangan, Petugas UPTD balai Laboraterium kesehatan Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, serta RSUD W.Z Yohanes Kupang.(*rusdy)