
Zonalinenews, Kupang,- Ketika membaca buku dengan judul “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”, maka disitulah mengetahui tentang peran Riwu Ga. Namum dirinya bertanya siapakah Riwu Ga…? Apakah ia orang Ende atau orang Sabu. Namum setelah membaca buku karangan Peter A. Rohi dengan judul “Kakolami Angalai! (Ke mana kamu berjalan kawan!)” Saya baru tahu kalau Riwu Ga itu orang Sabu yang merantau ke Ende dan bertemu dengan Bung Karno.
Demikian diungkapkan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat membuka kegiatan Seminar Kepahlawanan Riwu Ga, Untuk Usulan Sebagai Pahlawan Nasional Sabtu 22 Oktober 2016 pukul 09.00 wita di Restoran Green Mutiara Kupang.
Menurut Frans Lebu Raya, secara Sumber Daya Manusia (SDM) Riwu Ga lemah karena ia tidak bersekolah. Namun nilai – nilai ditanamkan Riwu Ga, itu yang penting dan patut diwarisi anak cucunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“ Riwu Ga rela berkorban, setia, tulus, ikhlas, jujur dan sederhana. Riwu Ga tidak pernah bermimpi menjadi Pahlawan Nasional. Riwu Ga juga tidak pernah menceritakan kepada anak cucuny tentang kehebatannya mengawal Bung Karno. Riwu Ga tidak pernah menuntut bayaran dari keluarga Bung Karno. Riwu Ga tidak pernah meminta jabatan dan memilih pulang kampung untuk hidup bertani, ketika Indonesia sudah merdeka,” ungkap Frans.
Lanjutnya , perjuangan Riwu Ga bersama Bung Karno hingga kemerdekaan diproklamirkan patut ditiru oleh anak cucunya. Bahkan dalam suasana genting pada tanggal 17 Agustus 1945, Riwu Ga dengan beraninya jalan keliling kota dan memekikkan kata “Merdeka” kepada masyarakat Kota Jakarta.
Sementara itu dalam diskusi yang dipandu oleh Simon Petrus Nili dengan Narasumber Peter Rohi, Julius Riwu Kaho dan Kadis Sosial NTT Drs.Welhelmus Foni,M.si.
Pemateri Peter Rohi yang merupakan penulis Buku “Kakolami Angalai! mengatakan Riwu Ga hanyalah representasi kecil dari pejuang – pejuang NTT yang bekerja dalam diam. Riwu Ga bukan pengawal Presiden tapi dia mengantar Soekarno melewati jembatan emas untuk memerdekakan bangsa ini.
“ Tanpa Riwu Ga di samping Bung Karno, bisa saja sejarah bangsa ini menjadi lain. Sehingga Riwu Ga segera diusulkan menjadi pahlawan nasional
Kepala Dinas Sosial NTT, Welhelmus Foni mengatakan berdasarkan nilai – nilai Riwu Ga wariskan maka Riwu Ga layak menjadi pahlawan nasional namun perlu adanya dukungan.
“ Perlu adanya dukungan dari NTT sendiri sehingga kalau bisa nama jalan di Kota Kupang, Seba, dan Ende dipakai nama Jalan Riwu Ga. Begitu juga dengan nama Bandara di Sabu. Kemudia dibuat monumen – monumen di tempat – tempat strategi di Kota Kupang, Sabu dan Ende,”tuturnya,. (*Mortal)