ZONALINENEWS.COM, KUPANG – Sebanyak 157 mahasiswa di Kampus Stikes Maranatha Kupang terancam batal wisudah di tahun 2022. Ratusan mahasiswa yang terancam batal wisudah ini berasal dari, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU) telah mendapat beasiswa dengan kategori mahasiswa kurang mampu dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tahun 2019 lalu.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Stikes Maranata NTT, DRS Samuel Sellan mengatakan, pihaknya telah melakukan MoU bersama Pemprov NTT untuk beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu di Stikes Maranatha Kupang selama 5 tahun, yakin sejak 2019 lalu hingga 2024 mendatang.
Menurut dia, ratusan mahasiswa ini terancam batal wisudah karena anggaran untuk tahun 2022 dari Pemprov NTT tersebut belum diterima oleh pihak Yayasan Stikes Maranatha NTT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jadi anggaran untuk mahasiswa kurang mampu di tahun 2022 ini senilai Rp 3, 2 milliar lebih,” kata Samuel Sellan ketika melakukan jumpa pres di Kampus Stikes Maranatha Kupang, Sabtu 27 Agustus 2022.
Samuel menjelaskan, bahwa dana beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu dari Pemprov NTT tersebut sudah diterima oleh pihaknya sebanyak dua kali, yakni tahap pertama dan tahap kedua pada tahun 2019 lalu.
“Anggaran untuk tahap pertama itu senilai Rp 1,750 milliar, tahap kedua Rp 2 milliar lebih sudah kami terima. Sedangkan anggaran untuk tahap ketiga ini senilai Rp 3,2 milliar lebih belum kami terima,” ungkapnya.
Untuk anggaran tahap ketiga, menurut Samuel, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemprov NTT. Namun, hingga saat ini belum ada realisasi.
“Waktu tahap pertama dan tahap kedua itu kita melakukan koordinasi dengan bagian Biro Keuangan Setda Pemprov NTT lancar – lancar saja. Tapi ketika di tahap yang ketiga ini, kita koordinasi sama Biro Keuangan, kita diminta untuk melakukan koordinasi lagi sama Biro PEM. Setelah kita ke Biro PEM kita dirahkan kembali lagi ke Biro Keuangan. Sehingga kami diminta oleh Biro Keuangan agar melakukan audensi lagi dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat,” katanya.
Dia berharap, agar anggaran dari Pemprov NTT tersebut bisa segera diluncurkan, sehingga mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tersebut bisa ikut dalam kegiatan wisudah di tahun 2022 ini.
“Kalau anggarannya tidak ada, mahasiswa – mahasiswa ini terancam batal ikut wisudah,” pungkas Samuel.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemprov NTT belum dapat dikonfirmasi. (*hayer)