
Zonalinenews-Ngada, Sedikitnya sekitar seratus tiga puluh hektar sawah pertanian di wilayah Alokokang Kecamatan Riung Kabupaten Ngada Flores diakui gagal panen akibat tidak dialiri air dari bendungan terdekat, Bendungan Alolonggo.
Menurut para warga tani, guna mengantisipasi terjadinya kekeringan lahan persawahan pada musim kemarau, Pemda Ngada telah membangun sebuah bendungan dekat lahan persawahan warga yakni Bendungan, namun penempatan bendungan pada saat dibangun tidak sesuai rekomendasi warga masyarakat, sebaliknya dibangun turut suka oleh pihak rekanan atau pihak kontraktor sehingga tidak memberi dampak positif bagi para petai.
Pantauan media ini, 17 Juni 2016 letak bendungan Alolonggo dibangun disebuah kali mati yakni kali Alolonggo atau kali mati saat musim kemarau. Atas kondisi ini warga tani Alolokokang Riung mengaku kecewa terhadap Pemda Ngada sebab saat survey lokasi pembangunan bendungan, Bupati Ngada Marianus Sae sudah diingati langsung oleh warga sekitar, agar pembangunan bendungan tidak dilakukan di tempat itu, sebaliknya harus dibangun beberapa ratus meter kedepannya, yang menurut warga selalu mempunyai debit air mencukupi tanpa kenal musim. Warga juga mengecam perilaku sejumlah oknum yang menjual bantuan peralatan hand tractor milik milik kelompok tani dijual ke pihak lain tanpa sepengetahuan anggota kelompok tani. Menurut mereka, sejumlah kondisi buruk ini, warga sudah melapor kepada pihak pemerintah namun tidak ada penanganan untuk efek jera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami di Riung sini hanya untuk alas kaki elit-elit politik di daerah dan sebagai tempat mereka bermain proyek-proyek politik untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Lihat saja bendungan yang dikerjakan itu, lihat juga praktek-praktek kotor di lapangan termasuk penjualan pupuk bersubsidi di Riung, praktek penjualan hand tracktor milik kelompok dan masih banyak perkara lainnya yang endap begitu saja dan tidak digubris para elit politik di daerah termasuk pihak penegak hukum yang terkesan cuek dengan berbagai persoalan di lapangan. Benar-benar memalukan”, ungkap Amir bersama sejumlah warga tani Riung kepada wartawan.
Mereka berharap pihak-pihak terkait, Lembaga Hukum serta Pemda Ngada tidak menjadi penonton yang duduk diam melihat berbagai persoalan dan praktek kotor di wilayah Riung Ngada. (*wrn)