ZONALINENEWS. COM, LARANTUKA – Tiga tahun sudah perayaan Devosi iman atau lebih dikenal Pprosesi Jumad Agung di Kota Larantuka – Kabupaten Flores Timur – Nusa Tenggara Timur ditiadakan sejak 2019 hingga 2022.
Tiga tahun pula, perayaan yang telah mendarah daging berabad lalu hingga menjadi tradisi umat setempat tidak dapat dilaksanakan.
Dibatalkanya pekan Semana Santa di Kota Reinha oleh pemerintah dan hirarki gereja, merupakan dampak penyebaran virus Covid – 19 yang dirasakan pula pada Kabupaten mayoritas pemeluk agama Roma Katolik ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengobati rasa rindu umat untuk lebih dekat dengan Tuhan, menapakitilas Posesi Jumad Agung seperti pada tiga tahun sebelumnya, Pastor Katedral Reinha Rosari Larantuka berjalan kaki sambil memerciki umat sekitar yang telah berjejer rapih sepanjang trotoar dengan air yang sebelummya telah diberkat. Jumad, 15 April 2022.
Seremoni ini, berlangsung dari Kapela Tuan Ma di Kelurahan Larantuka, menyinggahi Kapela Tuan Ana di Kelurahan Loyang selanjutnya menuju Katedral.
Sementara sepanjang rute yang akan dilalui Pastor dengan iring-iringan umat, dihiasi dengan nyala lilin.
Penempatan lilin tadi, memberi kesan yang kuat pada turo prosesi Jumad Agung (tiang dengan pagar bambu secara horisontal) kemudian setiap raknya berdiri lilin-lilin bernyala.
Dalam Prosesi Jumad Agung, ritual cium Tuan Ma dan Tuan Ana menjadi salah satu tradisi tidak terabaikan.
Saat ini, meski patung Tuan Ma dan Tuan Ana tidak ditakhtakan namun kedua Kapela dibuka bagi umat yang ingin melakukan ritual cium Tuan kendati hanya melalui Foto.
Meski demikian, umat yang hadir tampak khusuk mendaraskan doa.
Kegiatan tersebut dijadwallam berlangsung hingga pagi nanti
Sepanjang jalur Kapela, ditutup untuk kendaraan baik roda dua dan empat.
Memberi rasa nyaman bagi umat dalam pekan suci hingga Paskah petugas keamanan polisi dan tentara senantiasa tampak berjaga-jaga.
Leni Fernandez, salah satu umat Katedral mengatakan meski tiga tahun perayaan prosesi Jumad Agung dibatalkan oleh hirarki gereja akibat covid, ia tetap menghormati.
“TIga tahun tidak ada prosesi dan pentaktahan tapi kita tetap mengikuti peraturan bapak Uskup,” beber Fernandez.
Ia berharap pandemi bisa segera berakhir sehingga, tradisi Semana Santa bisa dirayakan sebagaimana biasanya.
Sementara Rd. David Doni Pastor Katedral Latantuka usai merayakan perayaan Misa Kamis Putih, kepada wartawan mengajak umat Kota Larantuka untuk mengambil hikmah dibalik batalnya Devosi Jumad Agung.
Meski demikian, Doni menilai ribuan umat Katolik Larantuka yang menghadiri misa Kamis Putih bukti kegembiraan menyambut pesta Paskah.
Sebelumnya beberapa peziarah yang tidak mendapat informasi akurat terkait batalanya Prosesi Semana Santa, telah memasuki kota Larantuka sejak Senin, 11 April 2022.
Para Peziarah tersebut datang dari berbagai daerah Jawa dan Bali. Ada juga dari daratan Flores.
(*Boing)