Zonalinenews – Kupang . According to public opinion, regarding the patients who get blood deficiency, the best step is having blood transfusion, where the patients family who have the same blood type are asked to do blood transfusion or get the blood in Indonesian Red Cross (Palang Merah Indonesia).
PMI Institutional Division staff and also as the companion of Kupang PMI, Octovinus Aryo Adhityo in deliverying a theme “PMI, role and function” at the program of “district Orientation activities” which held at the office of the old hall Kupang mayor, explained that, “PMI does not sell the blood to patients, human blood can not be sold because the donors donate their blood voluntarily.”
According to him, the understanding of the community is PMI sells the blood to the people. This is an erroneous perception, because PMI only sells the bags of blood and other supporting tools. “So if there are people saying PMI sells the blood to the patient, it is not true , PMI just imports the blood bags from Japan since Indonesia doesn’t have the factory , ” said Oktovinus .
He added, ” PMI buys the blood bags in Japan with the price that quite expensive, so if PMI provides blood and bag for free, then PMI will run out of bags and other supporting tools, so PMI is only selling the blood bag, not the blood.” (*Ega)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Indonesian Version
PMI Jual Kantong darah bukan Darah Manusia
Zonalinenews-Kupang. Berbagai pendapat masyarakat terkait pasien yang divonis kekurangan darah, maka langkah terbaik adalah dengan transfusi darah, dimana kelurga pasien akan mencari sahabat atau keluarga yang memiliki golongan darah sama untuk didonor atau membeli darah di Palang Merah Indonesia (PMI).
Staf Divisi Kelembagaan PMI Pusat yang juga sebagai pendamping markas PMI Kota Kupang Octovinus Aryo Adhityo disela-sela penyampaian materi tentang fungsi dan peran PMI pada kegiatan Orientasi Pengurus Kecamatan di aula rumah jabatan lama wali kota Kupang menjelaskan “PMI tidak menjual darah kepada pasien yang membutuhkan darah, darah manusia tidak bisa dijual karena pendonor secara sukarela menyumbangkan darahnya.”
Menurutnya pemahaman masyarakat selama ini adalah PMI menjual darah kepada yang membutuhkan. Pemahaman ini keliru dimana yang dijual PMI selama ini hanya kantong darah serta alat-alat pendukung lainnya. “Jadi kalau ada masyarakat katakan PMI jual darah kepada pasien itu tidak benar, sementara kantong darah merupakan barang impor dan PMI beli di Jepang karena di Indonesia belum ada pabriknya,” kata Oktovinus.
Ia menambahkan, “PMI membeli kantong darah di Negara Jepang dengan harga yang cukup mahal sehingga kalau PMI memberikan darah dan kantongnya secara Cuma-Cuma maka PMI akan kehabisan kantong dan alat-alat pendukung lainnya, jadi pada prinsipnya PMI hanya menjual kantong darah bukan darah.” (*Ega)