Zonalinenews-Kupang, Perusahaan swasta di NTT hampir sebagian tidak bisa membayar upah buruh sesuai Upah Minimum Propinsi (UMP), terkait dengan upah yang belum bisa dibayar oleh pihak swasta akibat dari omzet perusahaan maupun mekanisme kerja yang banyak mengelami kendala saat di lapangan. Hal ini diugkapakan Simon S. Tokan Kepala Dinas Nakentras Propinsi NTT di ruang kerjanya Rabu 07 Mei 2014. Pukul 17.00 Wita
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepada zonalinenews Simon menjelaskan terkait dengan upah yang sudah di tetapkan oleh pemerintah setiap perusahaan yang menanam modalnya di NTT harus mampu membayar sesuai dengan UMP yang telah di tetapkan.” Tak dipungkiri realita bercerita lain akibat dari perusahaan yang bergerak di NTT kebanyakan bergerak disektor jasa. Hal ini menjadi salah satu kendala yang mengakibatkan pembayaran itu tidak sesuai dengan UMP NTT, “Kata Simon.
Simon menambahkan bahwa pembayaran gaji bagi upah buruh masih melihat dari setiap keuntungan yang di dapat oleh perusahaan tertentu, dan Kami pemerintah belum mengambil sikap yang tegas. karena kondisi dan kebutuhan masyarakat akan pekerjaan setiap tahun melambung tinggi, tetapi berbagai upaya sudah kami gerakan untuk melakukan pembayaran upah buruh sesuai dengan penatapan UMP Propinsi NTT.
“Bukan hanya itu banyak perusahaan juga silih berganti dengan nama yang berbeda untuk melakukan usaha di NTT. Kami dalam hal ini pemerintah akan terus berupaya dan bekerja sama dengan semua unsur untuk menegakkan kebijakan-kebijakan yang sudah di tetapkan,”Tegas Simon.
Dikatakan Simon , kebutuhan SDM NTT masih di bawah relatif akibatnya penggelolahan perusahaan masih mengelami pasang surut. Di samping kendala SDM NTT maupun banyak perusahaan yang ada di NTT masih dalam proses uji coba kelayakan untuk melakukan penanaman modal di NTT serta melihat kondisi NTT ke depan.
“ Upaya yang kami bangun sejauh ini masih belum efektif dan jauh dari kesempurnaan karena berbagai kendala yang dialami oleh perusahaan itu sendiri, baik dari segi keuntungan masih di bawa rata-rata. Untuk itu kemajuan sebuah daerah dilihat dari tingginya perputaran arus modal yang bergerak di wilayah NTT, “ujar Simon. (*robby)