
ZONALINENEWS.COM – KUPANG, Tanggung Jawab Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang terhadap 183 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban bencana anggin putting beliung beberapa waktu lalu tersebut berupa bantuan stimulan bahan bangunan. Karena sesuai Peratuan Wali Kota (Perwali) bencana ini skala prioritas Pemkot Kupang, sehingga yang bertanggungjawab penuh untuk mengatasi masalah ini adalah Pemkot Kupang. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang Ade Manafe seusai kegiatan penyerahan bantuan terhadap korban bencana di Kelurahan Liliba Kota Kupang, Rabu 6 Maret 2019, sekira pukul 16.30 wita.
Menurut Ade, Pemkot kupang memberikan bantuan stimulan sesuai dengan Perwali tersebut adalah berupa rumah yang rusak ringan bantuan uang tunai senilai Rp. 500 Ribu – Rp. 2.500 Ribu, rusak sedang Rp. 2.500 Ribu – 5 Juta dan rusak beratmendapat bantuan senilai Rp. 5 Juta – 7 Juta. “Batuan yang kita berikan ini bisa berupa uang dan bisa juga berupa bahan bangunan,” ungkapnya.
Dia mengatakan, 20 KK korban bencana di Kelurahan Penfui tersebut minta bantuan dalam bentuk uang tunai, sedangkan 25 KK korban bencana di Kelurahan Liliba tersebut meminta bantuan berupa bahan bangunan , 118 KK minta bantuan berupa uang tunai dan bantuan 10 bangunan rumah untuk 10 KK di Kelurahan Liliba. “Jadi bantua untu 10 bangunan murah ini ada bantua dari Gubernur NTT Viktor Laiskodat berupa seng sebanyak 2000 lembar dan bahan bagunan lain – lainnya. Dan bagunan – bagunan tersebut juga sudah selesai dikerjakan oleh pihak TNI, Polri, APD terkait dan penaggulangan NJO lainnya,” kata Ade.
Dia menambahkan, total anggaran yang dikeluarkan oleh Pemkot Kupang untuk seluruh korban bencanan anggin puting beliung di Kota Kupang tersebut senilai RP. 300 Juta lebih. “Bantuan ini kita pakai dana tangap darurat diluar yang ada pada badan Keuangan Kota Kupang bukan mengunakan dana operasional. “Total tanggap darurat ini ada 1 Miliyar natinti tingal dibagi saja sehinnga lebih diprioritas untuk penagunlangan bencana ini. Sedangakan dana tangap darurat untuk pasien DBD itu bisa menyusul. Seandainya juga dana itu kurang kita bisa mengunakan anggaran dana mendahului,” jelas Ade. (*hayer)