ZonaLineNews – Oelamasi. To realize peaceful in society, it asks the role of all the elements such from each person, state and nation, to guide and remind each other, to establish moral values through honest and dignified solidarity as a form of self-recognition.

ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
This wass expressed by the Regent of Kupang , Ayub Titu Eki in his speech at the Seminar Pendidikan dan Festival Anak Semai Damai (Seminar on Education and Festival of Children Raise the Peace), which held by the cooperation of Cis Timor with a few elements such, Security and Peace Study Center of Gadjah Mada University, and the representative of Japanese Ambassador, as well as Kupang regency government, on Tuesday (19/11/13) at 15:00 pm. in the Auditorium of Kupang Regent Office.
According to Ayub, peace is not enaugh just by talking but, it should be realized into action and starts from the self, social environment and school environment in general and particularly expressed through faith and action in the community, with the hope of prosperity would be achieved together. At the occasion, he also said thanked to the team from Gadjah Mada University, Japan embassy representatives and the participants of Seminar and Festival, both teachers and elementary school students who have supported Cis Timor in successing the event.
Prof. Mochtar Mossoed from Gadjah Mada University, explained that peace is to talk about feeling and live condition that should appears from the heart of every man born by Divine creation, so it must be started from those who keep and lead them. Connecting to the two earlier speakers’ statement, representatives of Japan Ambassador Mrs. Kaori Shirahata said that, peace is the responsibility of all countries, in order to create future generations who love the peace and must be declared by all elements consciously and dignified.
Wilson Rondo from Cis Timor expressed that the intention of the event is to celebrate International Children’s Day which falls on November 20, as well as a continuation of the celebration the program of “Semai Generasi Masa Depan” that have been implemented over 6 months. There are some outputs of the program such training for parents and teachers with the coaching method for children and students as future generations of peace, through simple and creative skills training such as, the method of storytelling, making the game of puppet hands, creating song and poetry about peace to encourage students to become the future generation of peace-loving character, where it has become a moral calling and our commitment to give attention for the areas that are still categorized conflict -prone areas. (*Paul)
Indonesian Version
Perdamain Harus dikaryakan Dalam Tindakan Nyata
Zona Line News- Oelamasi. Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai diperlukan peranan semua pribadi, bangsa dan negara untuk saling menuntun dan mengingatkan, demi membangun nilai moral melalui sifat jujur dan kesetiakawanan yang bermartabat sebagai wujud pengakuan diri. Ini diungkapkan oleh Bupati Kupang, Ayub Titu Eki dalam sambutannya pada Seminar Pendidikan dan Festival Anak Semai Damai, yang diselenggarakan atas kerjasama Cis Timor dengan beberapa elemen kelembagaan yakni Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada Jogyakarta dan perwakilan Duta Besar Jepang, serta Pemerintah Kabupaten Kupang, Selasa 19 September 2013 jam 15:00 sore bertempat di Aula Kantor Bupati Kabupaten Kupang.
Menurut Ayub perdamain bukan hanya berbicara semata tetapi harus dikaryakan dalam tindakan nyata dan dimulai dari diri, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah pada umumnya serta khususnya dinyatakan melalui iman dan perbuatan dalam lingkungan masyarakat, dengan harapan kiranya kesejahteraan bisa tercapai bersama.
Ayub juga mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Tim PSKP Gadjah Mada dan perwakilan Kedutaan Jepan serta kepada peserta Seminar dan Festival, baik guru maupun siswa-siswi Sekolah Dasar yang telah mendukungan Cis Timor dalam menyukseskan kegiatan bertajuk Pendidikan dan Pelatihan Pendampingan keterampilan tersebut, yang berpucak pada kegiatan seminar dan festival.
Prof. Mochtar Mossoed dari PSKP UGM dalam sambutannya menjelaskan bahwa perdamaian adalah berbicara mengenai perasaan dan suasana hidup yang mestinya lahir dari hati setiap insan ciptaan Ilahi, sehingga untuk mendewasakannya haruslah dimulai dari siapa yang menuntunnya dan siapa yang melaksanakannya.
Menyambung pernyataan kedua pembicara awal, perwakilan Duta Besar Jepang ibu Kaori Shirahata mengatakan bahwa perdamaian merupakan tanggungjawab semua
negara, guna mewujudkan generasi masa depan yang cinta damai dan harus dinyatakan oleh segenap elemen secara sadar dan bermartabat. .
Panitia Pelaksana Kegitan dari Cis Timor, Wilson Rondo mengungkapkan maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka menyambut Hari Anak Internasional yang jatuh pada tanggal 20 November, sekaligus merupakan lanjutan dari selebrasi program Semai Generasi Masa Depan yang telah dilaksanakan selama 6 bulan lamanya. Hasil kegiatan ini adalah pelatihan bagi orang tua dan guru-guru , dengan metode pembinaan bagi anak dan murid sebagai generasi masa yang cinta damai melalui pelatihan keterampilan sederhana serta kreatif seperti, metode mendongeng, membuat permainan boneka tangan, metode pokok pembelajaran bertajuk perdamaian seperti karya tulis pembuatan majalah, cipta lagu bernuansa perdamaian dan puisi serta lainnya yang mendorong anak dan murid untuk menjadi generasi masa depan yang berkarakter cinta damai, dimana itu telah menjadi panggilan moral dan komitmen kami untuk peduli terhadap wilayah-wilayah yang masih terkategori wilayah rawan konflik. (*Paul)