(Perkara Perempuan)
Oleh Sabri Hidayataullah
Penulis Alumni Sosiologi Universitas Nusa Cendana Kupang
SEPUCUK SURAT UNTUK PEREMPUAN
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Zonalinenews, – Perempuan adalah harta tersembunyi, yang tidak untuk diperihatkan dan dipamerkan. Pada mereka terdapat wilayah yang halus, fundamental dan penuh kehati-hatian. Yaitu mereka yang tidak mendatangi laki-laki dengan memamerkan tubuhnya atas nama kecantikan mengikuti trend atau budaya eropa dan tidak didatangi laki-laki seperti pelacur yang gemar dihampiri lelaki untuk melampiaskan nafsunya. Perempuan bukan seperti itu.!
KAUM PEREMPUAN SEBAGAI SIMULATOR
Dewasa ini, perempuan di dikte oleh banyaknya obyek atau barang. Munculnya kebutuhan kaum perempuan, bukan lagi karena didorong oleh sesuatu yang kurang, tetapi kebutuhan yang diciptakan oleh iklan sehingga timbul hasrat perempuan untuk mengonsumsi secara berlebihan.
Dalam teori mimesis, hasrat perempuan akan sesuatu tumbuh dari karena kekurangan melainkan meniru hasrat orang lain.
Media sosial Tik-Tok misalnya, menjadi wadah imajinasi perempuan untuk mengidelakan dirinya sendiri dengan menonjolkan daya tarik seksual mereka secara “terbuka”, dengan dalih mengikuti trend yang ada yang merupakan ajang kesenangan seksualitas kaum perempuan.
Freud berpendapat bahwa fantasi adalah inti dari seksualitas seseorang, “kekuatan pendorong fantasi yakini keinginan yang tidak terpuaskan dan keinginan ini bervariasi sesuai dengan jenis kelamin.
Melalui konten seksual yang dibuat kaum perempuan di media sosial (Tik-tok misalnya) akan membawa kegembiraan dalam dunia imajiner. Dalam dunia imajiner perempuan sebagai simulator yang membagkitkan gairah lelaki untuk memisahkan mereka dari realitas mereka sendiri. Bahkan simulasi yang diberikan oleh kaum perempuan berupa cantik dan seksi menimbulkan efek imajinasi yang luar biasa kepada konsumen media sosial (Tik-tok).
Perempuan dalam pandangan Teori Simulacrum, konten energik, sensual dan sesksual yang dibuat oleh perempuan dapat ditukar dengan dengan realitas sesungguhnya. Mungkin konten-konten tersebut memiliki nilai (uang) tersendiri, akan tetapi itu mengabaikan realitas dirinya sebagai perempuan. Ia tampil dalam realitas semu dan imajiner yang akan menukar dirinya sendiri serta membuat suatu pembenaran bahwa tidak ada apa-apa dan tidak terjadi apa-apa.
TUBUH PEREMPUAN : OBYEK KESEPIAN PALING INDAH
Tubuh perempuan merupakan obyek kesepian dan konsumsi paling indah. Keindahan tubuh perempuan menjadi obsesi utama orang-orang narcistik. Keindahan tubuh perempuan dalam bentuk keindahan fisik yag dipamerkan perempuan dalam konten-konten Tik-Tok begitu tampak dimana-mana.
Hadirnya konten-konten Tik-Tok yang dibuat oleh kaum perempuan adalah cara perempuan agar laki-laki mendominasi mereka. Bisa dikatakan bahwa tubuh perempuan yang nampak di media sosial merupakan pasokan untuk dikonsumsi oleh laki-laki. Seperti yang dikatakn oleh Christiany Juditha dalam “Gender dan Seksualitas dalam Konstruksi Media Massa”, salah satu alasan mengapa perempuan menjadi yang paling dominan dalam pemberitaan di media massa yaitu karena chain of activities yang cendrung dikuasi oleh kaum pria. Laki-laki merupakan pasar dan perempuan adalah pasokan (Gilman).
Mengherankan memang, asumsi perempuan yang ingin mendapatkan pasangan sesuai bentuk ideal seorang lelaki yang mereka ciptakan, tetapi masih menebar konten energik, sensual bahkan seksual denga harapan tersebut. Perempuan mengarahkan dirinya dalam keberlangsungan personalisasi diri. Namun perlu digaris bawahi, ada perbedaan dikagumi karena kualitas alamiah dan dipuja karena dikaitkan dengan suatu model atau kode yang dibentuk seperti energik, sensual dan seksual.
Perempuan adalah obyek kesepian yang paling dinikmati dimanapun dan kapanpun. Kaum perempuan mengajak dirinya untuk menyenangkan diri melalui hubungan yang diantarai oleh suatu tanda atau simbol. Misalnya Angelina Jolie mengingatkan akan sensualitas bibirnya, mulutnya, pakaian seksinya, atau keindahan rambutnya. Maka perempuan yang berharap akan diinginkan oleh lawan jenis harus mengenakan pakaian atau asesoris yang dipakai Angelina Jolie. Oleh sebab itu, dalam prinsip mimesis, Rene Girard mengatakan bahwa tubuh perempuan merupakan tontotan kolektif paling indah bukan karena nilai intrinstiknya tetapi karena diinginkan oleh banyak orang
KECANTIKAN ADALAH AGAMA BAGI PEREMPUAN
Di era modern ini, kecantikan menjadi tuntutan mutlak (semi-religius) untuk kaum perempuan. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi cantik berdasarkan standar kaum kapitalis yang menggunakan tubuh perempuan di papan iklan dan media sosial. Seakan-akan kecantikan menjadi syarat utama keberhasilan perempuan selama hidup. Hari ini, perempuan menjadi cantik bukan lagi kualitas alamiah, tetapi kualitas dasariah dan imperatif, kualitas dari mereka yang merawah wajah (orientasinya harus putih dan mulus), lekuk-lekuk tubuh (yang dipamerkan dalam media sosial seperti Tik-Tok) seperti mereawat jiwany serta kecantikan berdasarkan standar kapitalis merupakan agama bagi kaum perempuan.
Jean Baudrillard dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa, “etika kecantikan yang adalah etika mode dapat didefinisikan sebagai reduksi semua nilai konkret, nilai guna tubuh (energik, sensual dan seksual) menajdi nilai guna fungsional”. Padahal kecantikan atau keindahan ala kapitalis yang diagungkan oleh perempuan modern hanya menjadi materi tanda yang dapat dipertukarkan dengan hasil-hasil produksi kapitalis.
Pemujaan terhadap kecantikan yang dilakukan oleh perempuan itu sendiri tidak lagi bertentangan dengan pemujaan jiwa. Walaupun banyak perempuan yang menganggap bahwa ini suatu bentuk sekularisasi tetapi tranformasi “yang kudus”. Bagi kaum perempuan “Yang Kudus” bukan lagi wujud transenden, namun imanen dan bisa dirasakan dan dilihat berkat pemujaan terhadap tubuh perempuan. (*)