
Zonalinenews-Jakarta , Industri kreatif nasional menjadi penopang perekonomian baik sebagai penghasil devisa maupun pencipta lapangan kerja. Industri ini juga diharapkan memperlebar pasar ekspor ke negara berkembang.
“Peluang ekonomi dapat dimanfaatkan industri kreatif dari naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah yaitu memperbanyak volume ekspor,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin pada pembukaan Pameran ”Produk Fesyen dan Aksesori” di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu 12 Agustus 2015.
Selain itu, perdagangan ke luar negeri juga didorong untuk diperluas. Dari sebelumnya ke negara-negara maju di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat, imbuh Menperin, selanjutnya mengarah ke negara-negara berkembang atau emerging market seperti Amerika Selatan, Afrika dan Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pembukaan pameran yang terselenggara atas kerjasama Dewan Kerajinan Nasional dan Kemenperin dihadiri Ketua Umum Dekranas Hj Mufidah Jusuf Kalla beserta para Pengurus Dekranas, Ibu-ibu anggota OASE – Kabinet Kerja.
Pameran berlangsung pada 11 – 14 Agustus 2015 dan diikuti pelaku IKM binaan Dekranas dari berbagai daerah, antara lain DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Papua, NTT, dan NTB dengan menampilkan aneka produk kerajinan fashion dan aksesoris.
Menurut Menperin, pada tahun 2014 – 2015 nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif diestimasi mencapai Rp. 111,1 triliun. Penyumbang nilai tambah tertinggi tersebut, antara lain subsektor mode, kuliner, dan kerajinan.
Kemenperin terus mendorong pengembangan industri kreatif nasional karena pertumbuhannya semakin meningkat sekitar 7 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor kerajinan dengan laju pertumbuhan ekspor sebesar 11,81 persen, diikuti fesyen dengan pertumbuhan 7,12 persen, periklanan sebesar 6,02 persen dan arsitektur 5,59 persen.
Menperin meyakini, ekonomi kreatif daspat diandalkan menjadi kekuatan baru dalam meningkatkan perekonomian nasional. “Apalagi Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa saat ini merupakan era ekonomi kreatif dan harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Euis Saedah mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah strategis dalam meningkatkan nilai tambah industri fesyen maupun kerajinan. “Di antaranya, melalui bimbingan teknis, dampingan pada pengrajin, promosi dan pemasaran, bantuan dalam mesin peralatan, serta perlindungan hak kekayaan intelektual,” terangnya. (*tim)