Medah Desak Menhub Beri Perhatian Untuk NTT

- Reporter

Minggu, 1 Februari 2015 - 09:02

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pose Bersama, Gubernur NTT Frans Lebu Raya  Walikota Kupang  Jonas Saelan Anggota DPR RI  Viktor Laiskodat dan Anggota DPD RI Ibrahim Medah serta Meteri  RI Saleh Husein

Pose Bersama, Gubernur NTT Frans Lebu Raya Walikota Kupang Jonas Saelan Anggota DPR RI Viktor Laiskodat dan Anggota DPD RI Ibrahim Medah serta Meteri RI Saleh Husein

Media Group Zonalinenews-Kupang,- Anggota senator/DPD RI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur Drs. Ibrahim Agustinus Medah mendesak Menteri Perhubungan (Menhub) RI Ignasius Jonan untuk memberikan perhatian serius terhadap transportasi darat, laut dan udara di NTT.

Pose Bersama, Gubernur NTT Frans Lebu Raya  Walikota Kupang  Jonas Saelan Anggota DPR RI  Viktor Laiskodat dan Anggota DPD RI Ibrahim Medah serta Meteri  RI Saleh Husein
Pose Bersama, Gubernur NTT Frans Lebu Raya Walikota Kupang Jonas Salean Anggota DPR RI Viktor Laiskodat dan Anggota DPD RI Ibrahim Medah serta Meteri RI Saleh Husein

Kepada wartawan di Kupang, Sabtu 31 Januari 2015, Medah menjelaskan, selaku anggota Komite II DPD RI dalam pertemuannya dengan menteri perhubungan Ignasius Jonan beberapa waktu lalu ia mendesak Kementrian Perhubungan agar memberikan kapal feri yang lebih besar kapasitasnya sehingga mampu menyebrangi lautan di NTT yang terkenal ganas pada musim angin barat dan angina timur.

“Kepada menhub saya katakan bahwa kapal feri yang ada sekarang itu untuk penyebrangan danau, bukan laut lepas seperti di NTT yang berpulau-pulau. Ketika musim barat sejak Desember – Februari laut di NTT sangat rawan dan memang beberapa kali terjadi kecelakaan laut. Demikian juga ketika angin Timur sejak Mei-Agustus juga sama rawannya dan selalu ada  kecelakaan di laut,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Desakan ke Kementrian Perhubungan pasalnya agar kementerian memberikan ke NTT kapal feri yang lebih besar sehingga lebih layak dan cocok dengan kondisi musim di NTT, dimana kapal feri bisa menyesuikan diri dengan laut di NTT. “ Menteri Perhubungan Ignasius Jonan telah menyetujui permintaannya itu dan dalam waktu dekat kapal feri itu akan segera didatangkan ke NTT,”ungkap Medah.
Ia menjelaskan, untuk fasilitas perhubungan laut, dirinya mendesak Menhub agar memberikan kapal perintis yang besar agar bisa membantu pelayaran antar pulau di NTT terutama bisa mengangkut hasil produksi masyarakat di pulau-pulau di NTT serta kebutuhan pokok dari luar. Dan, setelah kapal-kapal itu diberikan ke NTT ia juga kembali mendesak Kemenhub untuk serius mengawasi agar kapal perintis itu benar-benar berfungsi maksimal.

Tidak hanya itu, khusus untuk NTT, Medah juga meminta kepada Kemenhub untuk menyediakan sebuah kapal pengangkut hewan ternak dari NTT ke luar NTT. Hal itu, kata dia untuk menindaklanjuti kesepakatan kerja sama yang ditandatangani oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya dengan Gubernur DKI Jakarta  Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang disaksikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu di Kupang.

“Saya bilang ke menteri Perhubungan bahwa sekarang kapal yang angkut ternak dari NTT ke Jakarta menggunakan kapal kargo biasa turun di Surabaya naik lagi ke Jakata. Dan, karena kondisi kapal yang tidak layak  maka semua sapi yang dikirim dari NTT akan mengalami penurunan berat badan dan bahkan banyak yang mati. Angka susut dan mati itu sekitar 15-20 persen dari yang diangkut.  Dan tidak ada satu ekorpun yang berat badannya tetap, pasti turun,” katanya.

Medah menjelaskan, jika saja nilai susut dan mati itu mencaai 20 persen dan sapi yang dikirim keluar NTT tiap tahun mencapai 100 ribu ekor, maka maka hanya 80 ribu ekor saja yang sampai di tempat tujuan terutama di Jawa. “Masyarakat sangat rugi hanya karena tidak ada kapal hewan.
Saya harap dalam tahun ini kapal hewan itu bisa dieralisasi, dan saya kawal terus karena terkait kapal hewan ini sudah menjadi cita-cita saya sejak bupati Kupang,” katanya.

Ia menambahkan, jika pemerintah pusat tidak bisa memenuhi permintaan kapal feri besar dan kapal hewan untuk NTT maka pihaknya juga telah membangun komunikasi dengan sejumlah investor dari China untuk menyediakan kapal tersebut. “Mereka (investor China) juga sudah bersedia  jika Pemerintah Provinsi NTT mau bekerja sama untuk mengelola kapal feri besar dan kapal hewan,” katanya.

Untuk perhubungan udara di NTT, Ibrahim Medah mendesak Menteri Perhubungan untuk membangun sebuah bandara sipil yang baru di Kupang. Pasalnya,  bandara El Tari yang ada saat ini meruakan bandara milik TNI-AU dan lokasi tanahnya selalu bermasalah antara masyarakat adat dengan pihak TNI-AU.

“Kondisi ini untuk jangka panjang tidak bagus karena untuk kepentingan sipil dan invsetasi sejumlah fasilitas terus dibangun sedangkan semua itu dikuasai oleh TNI-AU maka itu sia-sia saja. Soal lahan untuk membangun bandara sipil yang baru, sudah saya bicarakan dengan Gubernur NTT dan Pemda NTT sudah mempersiapkannya, ketika saya Ketua DPRD NTT saya sudah bicarakan dengan Gubernur NTT,” katanya.

Selain alasan status bandara yang bukan penerbangan sipil dan konfilk lahan antara TNI- AU dengan masyarakat adat setempat, lanjut Medah, ada petimbangan lain dalam membangun bandara sipil yang baru karena NTT khususnya Kupang berbatas langsung dengan Reublic Demokratik Timor Leste (RDTL) dan Australia.

Lantaran posisi sebagai perbatasan Negara itu maka kata Medah, bandara di Kupang harus berstatus internasional. “Dengan posisinya sebagai perbatasan antar Negara maka volume penerbangan akan bertambah, Karena itu maka status bandaranya harus bertaraf internasional,” ujar Medah.

Mantan Bupati Kupang dua periode itu menambahkan, alasan lain agar Bandara Sipil di Kupang dibangun dengan taraf internasional karena NTT sebagai salah satu tujuan wisata dunia setelah Komodo menjadi tujuh keajaiban dunia yang baru maka kunjungan wisata ke NTT melalui Kupang semakin meningkat. Selain itu masih banyak tujuan wisata lain di seluruh kabupaten di NTT yang berdampak ada meningkatnya kunjungan wisata di NTT.

Dengan sejumlah fakta itu, Medah mengatakan, Menteri Perhubungan sedang mengakaji permintaan itu dan akan segera ditindaklanjuti karena sudah menjadi kebutuhan bagi NTT.(*laurens)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sampah dan Drainase Menjadi Masalah Utama Bagi Warga di Kecamatan Kelapa Lima
Paket Ita Esa Unggul dalam Perhitungan Sementara Pilkada Rote Ndao
Calon Wakil Gubernur NTT Jane Natalia Suryanto Temui Uskup Maumere
Ketua dan Sekretaris DPW PAN NTT Diterima Presiden Jokowi di Istana Negara
Jane Natalia Suryanto: Menang Tidak Menang Terus Melayani Masyarakat
Zulfikli Hasan: Prabowo Gibran Tidak Ada Lawan dan Akan Menang Mutlak
Perhimpunan Rakyat Progresif Ajak Kaum Milenial Untuk Berpolitik Cerdas
PAN Sabu Raijua Target Raih Satu Fraksi
Berita ini 0 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 16:56

Seorang Pemuda di Kota Kupang Ditemukan Tewas Tenggelam di Lubang Bekas Galian C

Kamis, 17 April 2025 - 15:58

PT. Pertamina Sebut BBM di Kota Kupang Sudah Memenuhi Standar

Kamis, 17 April 2025 - 15:03

Diduga BBM Oplosan Sudah Beredar Luas di Kota Kupang, Sangat Meresahkan Masyarakat

Rabu, 16 April 2025 - 15:14

Raih Poin 75, Tim Hompimpa Jadi Pemenang Turnamen PUBG Mobile Forum Pemuda NTT Kota Kupang 2025

Senin, 14 April 2025 - 16:02

Keluarga Minta Polresta Kupang Kota Tangkap Pelaku Penganiayaan Terhadap Andy Sukmawati

Minggu, 13 April 2025 - 21:24

Gandeng Orang Muda Cendana Wangi, DPD Forum Pemuda NTT Kota Kupang Gelar Turnamen PUBG Mobile

Sabtu, 12 April 2025 - 15:42

DPRD Kota Kupang Bakal Panggil Dirut RSUD S. K. Lerik drg. Dian Sukmawati Arkiang

Jumat, 11 April 2025 - 15:45

Bupati Falen Kebo Siap Jadikan PLBN Napan Sebagai Penggerak Ekonomi dan Pariwisata Indonesia – Timor Leste

Berita Terbaru

Slot Gacor Gampang Menang Dengan RTP Live Tertinggi