Mayor of Kupang Kolhua not to Come to the “Despicable”

- Reporter

Senin, 12 Agustus 2013 - 07:53

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zonalinenews-Kupang, on Monday morning hours 11.00 wita Mayor and the group came to the office Chief Kolhua to have an office and berdiolog with local residents, they got a mayor coming ketet from pol PP of kupang. in trip to the chief hundreds of people had been lying in wait for mayor and put up banners in the way in the middle of the road with the writing “The Construction of dams Kolhua unto death” and shouted at mayor of kupang Jonas Salen and despise mayor of kupang , and asked for mayor of kupang to leave kolhua .
It is regulated Pol PP and sub-district maulafa finally Mayor of Kupang which came to the village head office.

Walikota demo oke

Mayor of Kupang, Jonas Salean in his speech at the yard of the village office kolhua in public in the event mayor office in the village Kolhua said, he came to kolhou as the government is not for this dialog was one-olog by community kolhua, his return to work program for kolhua is head offices in the village Kolhua today monday, June 12, 2013 himself is scheduled to have an office in the village kolhua Maulafa sub-district of Kupang, Nusa Dua Tenggra Timur (NTT) Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“I come ken this place is not for this dialog was one-olog but come as the government official, if this dialog was one-olog by the people, this reasonable because I have said that he be attached to the citizens of the city residents termaksud kolhua because, as the government, I did not come as the streets, but as the government official city that love his children society is not for the demo that eventually annoy people kolhua said Jonas.

According to Jonas submit themselves to broadly community kolhua, not in themselves have trouble termaksud melidungi local people, the goal himself has its headquarters in the village kolhua is to seek solutions problems that occur in the village kolhua , so he asked so that the community heard an explanation on how to completely new to comment.
Meanwhile, Maksi Melianus Witena one of the public figures and leaders of the owner of the land demonstration rejects construction of Large dams that kolhua in dialog with the mayor kupang said, he was born in kolhua , as a citizen kolhua during this time his side had never met face-to-find a with the mayor kupang, even though he had come to this day event was not invited, the government, in this case the chief Kolhua, but he was very berterimkasih to the mayor of kupang that come to Kolhua to meet face-to-face with the residents kolhua.

Milanus request to the mayor of kupang to look for ketarangan office of the village and the second his side had agreed with the people not to enter development agenda kolhua , not to be discussed this opportunity, because there is another important agenda to be discussed in addition dam kolhua . He also asked to the people kolhua for who wanted to give pertayaan to the mayor of kupang to not talk about dam problem kolhua.
M. Hum confessed getting ready problem was mayor of kupang Jonas Salen said, as the mayor himself has the right to speak with the community, a people, who also have no right to ban mayor spoke with the community termaksud membicarkan dam problem Kolhua .

Jonas Request to the chief and the Chief Kolhua maulafa to quickly identified the owner land in arae construction of dams kolhua, also demanded to review location was

With anger Maksi Melianus Witena to reply to a mayor of kupang jonas Salean said, the government should have data about ownership area was not identified the ” masah did the government does not have any data,” said even though.

In anger asked people to leave the dialog was finally a large crowd was left the mayor of kupang and rombangan dipelataran Village Head Office kolhoa. (*As well as sociocultural studies)

Indonesian Version

Walikota Kupang  Datang ke Kolhua bukan untuk di “Hina”

Zonalinenews-Kupang,  Senin pagi  jam 11.00 wita Walikota dan rombongan datang ke kantor Lurah Kolhua untuk berkantor dan berdiolog dengan warga, kedatangan walikota mendapat pengawalan ketet dari pol PP kota kupang. dalam perjalan menuju kantor lurah ratusan warga sudah menghadang walikota  di jalan dan memasang spanduk di tengah jalan yang bertuliskan “ Tolok Pembangunan Bendungan Kolhua Sampai Mati’’  dan meneriaki walikota kupang  Jonas Salen serta menghina walikota kupang , dan meminta walikota kupang untuk meninggalkan kolhua .
Karena dikawal Pol PP serta  camat maulafa akhirnya Walikota Kupang berhasil tiba di kantor lurah .

Walikota Kupang,  Jonas Salean pada sambutannya di pelataran kantor Lurah kolhua di depan masyarakat  pada acara walikota berkantor di kelurahan  Kolhua mengatakan, dirinya datang ke kolhou sabagai pemerintah bukan untuk diolog-olog  oleh masyarakat kolhua, kedatangannya ke kolhua merupakan program kerja untuk  berkantor di kelurahan  Kolhua hari ini senin 12 juni 2013 dirinya dijadwalkan untuk berkantor di kelurahan kolhua Kecamatan Maulafa Kota Kupang, Nusa Tenggra Timur (NTT) Indonesia.

“ Saya datang ken tempat ini bukan untuk diolog-olog melainkan datang sebagai pemerintah resmi, kalau diolog-olog oleh rakyat itu hal wajar  karena saya sampaikan bahwa dirinya menyayangi masyarakat kota termaksud warga  kolhua karena sebagai pemerintah, saya datang bukan sebagai orang jalanan, melainkan sebagai pemerintah resmi kota yang menyanyangi masyarakatnya bukan untuk  demo yang akhirnya menyusahkan rakyat kolhua  Kata Jonas .

Menurut Jonas Kedatangan dirinya untuk  bagun masyarakat kolhua, diri tidak pernah menyusahkan rakyat termaksud melidungi rakyat , tujuan dirinya berkantor di kelurahan kolhua adalah mencari solusi persoalan yang terjadi di kelurahan kolhua , jadi dirinya meminta agar masyarakat mendengar penjelasannya sampai tuntas  baru memberikan komentar.
Sementara itu Maksi Melianus  Witena salah satu tokoh masyarakat dan pemimpin demo  warga pemilik tanah yang menolak pembangunan Bendungan kolhua pada dialog dengan walikota kupang mengatakan, dirinya lahir besar di kolhua ,  sebagai warga kolhua selama ini pihaknya tidak pernah bertatap mukan dengan walikota kupang, walaupun dirinya hari ini datang ke  acara ini tidak diundang , pemerintah dalam hal ini lurah  Kolhua, tapi dirinya sangat berterimkasih kepada walikota kupang yang datang ke Kolhua untuk bertatap muka dengan warga kolhua.

Milanus  meminta kepada walikota kupang  untuk mencari ketarangan tentang keberadaan kantor lurah dan yang kedua pihaknya telah bersepakat dengan masyarakat untuk tidak memasukan agenda pembangunan kolhua , untuk  tidak dibicarakan kesempatan ini , karena ada agenda lain  yang penting untuk dibicarakan selain bendungan kolhua .   Dirinya juga minta kepada warga kolhua untuk yang hendak memberikan pertayaan kepada walikota kupang untuk tidak membicarakan permasalah bendungan kolhua.
Menaggapi permasalahan tersebut walikota kupang Jonas Salen Mengatakan, sebagai walikota dirinya mempunyai hak untuk berbicara dengan masyarakat, seorang warga juga tidak mempunyai hak untuk melarang walikota berbicara dengan dengan masyarakat  termaksud membicarkan masalah bendungan Kolhua .

Jonas Meminta kepada Lurah Kolhua dan Camat maulafa  untuk segara mendata pemilik yang tanah di arae pembangunan bendungan kolhua, serta meminta untuk meninjau lokasi  tersebut

Dengan amarah Maksi Melianus  Witena menangapi peryataan walikota kupang jonas  Salean mengatakan,  pemerintah seharusnya mempunyai data tentang kepemilikan area tersebut bukan mendata ulang “ masah sih pemerintah tidak punya data ,” ungkap meksi .

Dengan marah meminta warga untuk meninggalkan tempat dialog tersebut , akhirnya warga berbondong-bondong meninggalkan walikota kupang dan rombangan dipelataran Kantor Lurah kolhoa. (*Rusdy)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Labuan Bajo Jadi Tuan Rumah KTT ASEAN, Pemprov NTT Ucap Terima Kasih Kepada Presiden Jokowi
Sedih Lorong Ditutup Tetangga Sendiri Janda di Kota Reinha-Larantuka 3 Tahun Terlunta di Kontrakan
Persiapan Aliansi Lebao Bangkit Demo Pemda Flotim Ini 3 Tuntutan
Tim Juri Independen Akan Melakukan Penilaian Terhadap Lomba Kebersihan di Kota Kupang
Diabaikan Pemda Dan DPRD Flotim, Nakes Gelar Aksi 1000 Lilin di Halaman RSUD
PMKRI Ruteng: Usut Tuntas Oknum Dalam Pusaran Dugaan Korupsi Pembangunan Terminal Kembur
Kasus Pengadaan Lahan Terminal Kembur, Jaksa Tahan BAM dan GJ
Hari Ini, Tiga Tersangka Dana Covid-19 Dikonfrontir
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 4 November 2024 - 16:56

Untuk Menangkan Paket Gacor di Pilkada Kota Kupang, Partai NasDem Target 75 Ribu Suara

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 14:38

Kisah Pilu Seorang Ibu Muda di Kupang, Sering Dianiaya Hingga Mempertahankan Hak Asuh atas Anaknya

Kamis, 24 Oktober 2024 - 22:29

Ketua INSA NTT Sebut Kehadiran Kapal Dharma Kartika V dan Dharma Rucitra VIII Dapat Mendongkrak PAD Kota Kupang

Rabu, 23 Oktober 2024 - 19:12

Geoge Hadjoh Pastikan Jika Paket Gacor dan Siaga Menang, Masyarakat Kota Kupang Akan Sejahtera

Rabu, 23 Oktober 2024 - 15:13

Jabir Marola Dilantik Jadi Wakil Ketua I DPRD Kota Kupang, Salmon Nubatonis : Tetap Prioritaskan Kepentingan Masyarakat

Selasa, 22 Oktober 2024 - 15:41

Sah! Tiga Pimpinan DPRD Kota Kupang Periode 2024 – 2029 Resmi Dilantik

Senin, 21 Oktober 2024 - 17:11

Tiga Pimpinan DPRD Kota Kupang Periode 2024 – 2029 Siap Dilantik

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 16:47

Sat Pol PP Didesak Bongkar Bangunan Milik Toko Mama Perabot, Langgar Perda, Jadi Sorotan DPRD Kota Kupang

Berita Terbaru

Nusa Tenggara Timur

Ketua KPUD TTS Segera Bangun Komunikasi Bersama Wartawan TTS

Sabtu, 26 Okt 2024 - 21:00

Slot Gacor Gampang Menang Dengan RTP Live Tertinggi