Zonalinenews- Erbaun, Masyarakat Desa Erbaun Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang merasa bangga atas perhatian yang diberikan oleh ketua DPRD Kabupaten Kupang, Yosep Lede, perhatian yang diberikan ketua DPRD saat ini masyarakat sudah menikmati jalan aspal, sarana pendidikan serta fasilitas lainnya dalam pembangunan dan pendirian gereja. Walaupun, saat ini masih ada banyak kekurangan yang dialami oleh masyarakat erbaun itu sendiri.
Selain bangga atas perhatian yang diberikan ketua DPRD masyarakat juga bangga karena telah memilih Wakil rakyat bisa menduduki jabatan ketua DPRD Kabupaten Kupang. Sehingga, masyarakat Erbaun berpesan agar jabatan yang saat ini dipegang harus digunakan untuk membantu masyarakat kabupaten Kupang, bukan saja masyarakat Desa Erbaun.
Hal ini disampaikan Ketua Majelis Gereja Masehi Injili d iTimor, klasis Amarasi Barat, jemaat Salen Oesain, Pdt. Pace Balukh, 23 Desember 2015 saat Ketua DPRD melakukan reses dan dialog bersama masyarakat desa Erbaun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan Balukh sebagai warga Oesain dirinya meraasa bangga karena pilihannya menjadi seorang pejabat daerah. Bukan saja dirinya yang merasa bangga akan tetapi seluruh masyarakat desa Erbaun harus berbangga dan berbesar hati karena pilihannya menentukan desa erbaun sendiri.
Lanjutnya, bukan saja berbangga atas pilihan masyarakat erbaun, namun ada hal yang lebih menarik ialah kerendahan Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Yosep Lede dalam melayani masyarakat erbaun dalam berbagai persoalan yang sering dihadapi masyarakat. Berbagai bantuan selama ini masyarakat erbaun tidak pernah merasakannya, tapi saat ini, sejak ketua DPRD diduduki Yosep Lede masyarakat telah merasakan berbagai sarana prasarana dan infrastruktur.
” Sebagai orang erbaun harus berbangga. Karena selama ini Begitu banyak dewan yang kasih uang saat pemilu legislatif tapi Yos Lede tidak pernah memberikan uang dalam pileg. Namun, hasilnya, saat ini, karena pilihan masyarakat yang tulus sehingga, berbagai bantuan telah diterima,” kata Balukh.
Dikatakan Balukh lebih lanjut, komunikasi yang dibangun antara Ketua DPRD tidak pernah putus. Ini merupakan hal yang luar biasa dari pribadi ketua DPRD Kabupaten Kupang saat ini. Berbeda dengan wakil rakyat lainnya, jika telah terpilih maka kaca mobil selalu ditutup. Tidak peduli dengan masyarakat yang telah memilih menjadi anggota DPRD.
“Satu hal yang saya sangat banggakan dari Ketua DPRD Kabupaten Kupang, ketika kita (masyarakat,red) miskol baik itu dilakukan pada pagi, siang ataupun tengah malam sekalipun, Pak Yos selalu mengangkat telponatau menelpon balik,” kata Balukh Jujur.
Namun, dibalik kebanggaan yang disandang Masyarakat desa Erbaun, saat ini masyarakat masih membutuhkan pertolongan dari Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Yos Lede. Karena kebutuhan kelompok tani, masyarakat desa Erbaun masih membutuhkan sebuah handa tracktor untuk dapat membajak lahan kering yang dimiliki kelompok tani. Saat ini, kelompok tani yang ada di desa Erbaun sedang melakukan budidaya lombok, tapi pekerjaan masih dilakukan secara manual.
Untuk gereja, kata Balukh, saat ini jemaat masih kekurangan bangku panjang. Sehingga, diharapkan ketua DPRD mau membantu menyuarakan agar bisa diadakan. Selain bangku, jemaat juga masih kekurangan sumber dana untuk menyelesaikan menara gereja.
Berbeda dengan Yosefina Otemusu, Osefina mengatakan sekalipun masa Desa Erbaun merasa bangga namun saat ini banyak persoalan yang dialami oleh guru honor daerah. Gaji guru honor daerah selama satu tahun guru honor hanya dibayar Rp. 1 juta untuk setiap guru honor. Selain upah guru honor, Dana bos, sebagai tenaga honor dirinya tidak pernah mengetahui model realisasi dana bos tersebut. Dana tersebut apakah realisasi pencairan setiap tahun ataukah setiap triwulan baru terealisasi.
“Selama ini anggaran dana bos diketahui setelah setahun. Namun, arahan realisasi tidak pernah diketahuinya. Dan, hal itu hampir terjadi setiap tahun,” kata Otemusu.
Selain upah honor kontrak daerah dan dana bos, tahun 2014 SD Oesain mendapatkan bantuan 3 unit ruangan. Tapi 3 unit ruangan tersebut hanya lantai kasar, tidak berplafon dan tidak memiliki WC sekolah. Sehingga, masyarakat berinisiatif untuk membangun WC sekolah. Akibat dari ruangan yang tidak memiliki plafon, ketika turun hujan seluruh siswa kebasahan. Sehingga, seluruh siswa langsung diliburkan.
Selain sekolah berbagai ketimpangan seperti dana GSC, bantuan PMT, KGM dan alat dapur desa. Untuk dana GSC, sudah 3 bulan, honor kader posyandu tidak dibayar, serta membutuhkan tempat khusus untuk menyimpan peralatan dapur desa. Karena selama ini masih disimpan dirumah kader posyandu. (*Paul)