Zonalinenews, Kupang – Koperasi Kredit ( Kopdit ) Swastisari Kupang kini menerapkan sistem baru dengan mengutamakan pelayanan yang benar dan keberpihakan pada anggota atau nasabah yang notabene sebagai pemilik Kopdit Swastisari. Dengan adanya penerapan sistem baru ini, akan ada banyak keuntungan jika menjadi anggota kopdit swastisari dimana berbeda dengan lembaga keuangan formal lainnya, berbeda dengan koperasi – koperasi lainnya apalagi Investasi Bodong.
General Manajer ( GM) Kopdit Swastisari Kupang, Yohanes Sabon Helan, mengatakan, Strategi Kopdit Swastisari adalah membangun sistem pelayanan yang benar dan keberpihakan pada nasabah dan sistem itu yang kita laksanakan sekarang . jadi, apa yang kita jalankan disini sebenarnya adalah amanah dari pemilik atau nasabah sendiri.
“Jadi kami disini hanya sebatas penjaga. Jadi bagaimana menjaga orang ini dengan baik, mengamankan, terus membesarkan sesuai dengan harapan mereka, tidak boleh membuat kecurangan, kerja yang jujur,kompeten,bagus,professional. Dan, yang diutamkan di lembaga ini adalah menyiapakan pelayan – pelayan yang baik, benar, siap bekerja tanpa pamrih bukan semata – mata karena gaji tapi bekerja dengan pelayanan yang tulus,” Ujar Yohanes, kepada Zonaline News ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu 10 Mei 2017, pukul 09.30 Wita
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjut , Helan, sasaran kami kedepan adalah masyarakat kecil yang sebenarnya belum menikmati hidup ini, seperti rumah mereka yang belum layak, makan minum belum layak, transportasi belum layak dan pendidikan yang belum layak, jadi itu adalah misi kami.
“ kami akan masuk ke kampung – kampung, desa – desa untuk membuat perubahan – perubahan ini. Mereka juga harus menikmati rumah layak seperti yang kita tinggal, mereka juga harus menikmati makan minum yang kita rasakan, mereka juga harus menikmati kendaraan yang kita pakai sekarang dan mereka juga harus memilih bagaimana membuat perubahan dalam rumah tangga mereka supaya anak mereka bisa menikmati pendidikan di perguruan tinggi dan menjadi seorang sarjana. Itu adalah harapan dan bayangan kami ke depan, “ jelasnya.
Dijelaskan, menjadi anggota berarti dia juga ikut memiliki kopdit Swastisari. Jadi bagaimana dia menjaga, mengamankan, dan bukan spekulasi. Tapi saya yakin manajemen kami baik dan benar sehingga pertumbuhan dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun menunjukan perkembangan jumlah anggota yang fantastis
“ Angota dari tahun ke tahun bisa bertambah 6 sampai 7 ribu nasabah dan itu bukan main – main dan asset dalam satu tahun saja bisa bertambah 80 sampai 100 milyar, berarti lembaga ini sudah betul betul siap untuk melayani nasabah, dan nasabah menaruh harapan pada Kopdit Swastisari sebagai rumah mereka,” Ucapnya.
Oleh karena itu, mari kita sama – sama menjaganya supaya Kopdit Swastisari tetap eksis. Dan yang diutamakan disini adalah membuat palayanan. Pelayanan yang benar, keberpihakan pada anggota, tidak menyembunyikan hak mereka sekecil apapun.
Berkaitan dengan investasi Bodong, Kata Yohanes, Kehadiran investasi bodong sungguh membodohkan masyarakat kecil. Kehadiran investasi bodong sungguh sangat ironis dimana investasi bodong ini sungguh menindas masyarakat kecil.
“ Investasi bodong sungguh membodohkan masyarakat kecil ini, sudah miskin di tindis lagi menjadi miskin lagi, jadi kasian kan, kasian sekali. Investasi bodong misalanya wein group, Mitra Tiara di Larantuka, komnasban. Investasi – investasi bodong semacam iniseharusnya dibasmi dan dihilangkan dari Negara Indonesia khususnya Provinsi NTT,” tegas, Yohanes, mengecam kehadiran investasi Bodong di NTT.
Jadi, Katanya, kasian orang di kampong yang sebenarnya sudah menderita mengumpulkan uang berpuluh – puluh tahun hanya karena kurang ilmu pengetahuan dan kurang bergaul uang mereka gampang ditipu, disimpan di investasi bodong dan menghilang begitu saja. Itu kan kasian sekali. Jadi saya sangat menentang investasi bodong, karena itu perlu di basmi sampai ke akar – akarnya.
Adapun filosofi saya, kata Yohanes, “ Jalan apa adanya Dalam Hidup Ini”, artinya makan dengan keringat sendiri sesuai dengan talenta dan bakat yang sudah Tuhan berikan lewat berbagai profesi pekerjaan. Jadi jangan mencuri lagi hak orang lain, apalagi di Kopdit Swastisari yang saya pimpin, kita mengelola uang 4 milyar per hari. Tentunya uang sangat menggoda, tapi saya punya prinsip dan saya berpesan kepada seluruh staff karyawan agar tidak tergoda. Anggap saja uang 50 tau 100 ribu itu seperti sampah, tapi jika anda melihat ada nilainya disitulah kesempatan setan menggoda anda untuk mencuri. Oleh karena itu, mental – mental itu harus diterapkan di lembaga ini terlebih seluruh karyawan Kopdit Swastisari. (* Agust Kefi )