Zonalinenews – Kupang, kolhua Residents who are sick of seeing the behavior of city government kupang east Nusa Tenggara (NTT) residents who want to take the land when the land is in use daily livelihood seabagai citizens – the day by way of farming and gardening. The residents’ land use plans for dam construction projects kolhua, residents kolhua that the dam project kolhua held rallies with the National Commission on Human Rights (Komnas HAM) RI, for the venture land and livelihood residents forced to be taken by the municipality Kupang, East Nusa Tenggara (NTT).
Fears over kolhua resident landowners who refuse dam project kolhua compose and direct citizens to report the case to the National Human Rights Commission, Thursday 22 August 2013 at 11. 00 pm. Komnas Ham Natalius Pigal Members and Members of Komnas Ham investigation komusioner pemantauwan RI, Agus Suntoro, Enda Srimelani, K.wiji, who came to klohua who held rallies in post rejection dam project kolhua Kupang NTT, to hear citizen complaints and see the land belonging to residents of land acquisition will be done by the city government kupan.
Approximately 100 residents and several leaders and traditional leaders Helong masyarat, where village residents kolhua 80 percent are ethnic Helong coming to a grand meeting place for berberdialog barsama Komnas Ham, Maxi Buifena Kordinaor Tennis (coordinator) said “have long been in place this till there are 7 graves Helong tribal ancestors are buried in a place that will be done the dam project Kolhu, Helong tribal land until it’s been 20 percent live alone, 80 percent was given to the government. The granting of land in between the old and the Governor’s Office of Housing Savings Bank Negara (BTN) kolhua, whereas this was 20 percent of our land is going to take the government, but tribal Helong’ve worked as a farmer and gardening in terrsbut since ancestral land, “he said .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
According Maxi Buifena had 7 generations of ancestors to the daily farming and gardening activities and the results of our farming and gardening, and today it samapai largest plantation crops in the market – the market in the city of Kupang, NTT, for the residents here kolhua Helong tribe rejected the kolhua dam project area of 118 acres,
“Our citizens threatened by Yonas kolhua in Salean” mayor of Kupang NTT, if our residents vehemently rejected kolhua dam is built it will be taken by force and who was in power then he would win. Said maxi ”
Natalia Pigal aggota Komnas Ham RI responding to citizen complaints “to see and hear lang sung condition today he felt the tribe Helong very good and very noble means sincere, he gave the example of the American State, since time immemorial people mendatagi Washington, Delpia, Newyork on at 5-6 europa century English people pay to the indian natives, although in earlier times mengatinya way with tobacco or cigarettes, traditional indemnity has been known since time immemorial, as well as the rate-century Helong 19-21 still submit soil to the government to build the governor’s office.
He said if the government wanted to take tribal land Helong and residents were concerned timor her life and future will have an impact on the economy and cultural values will be lost attachment to ancestral graves 7 Helong tribesmen certainly extinct.
Natalius adding “Komnas Ham would invite local authority and the Regional Representatives Council (DPRD) and Kupang studying citizen complaints, monitoring the results of this n it took evidence data – spring hill photo and cemetery locations are in the city parliament Kupang and Penerintan Kupang city just waiting for an invitation from Komnas Ham to Jakarta related to this issue. (* Hayer)
Indonesian Version
Komnas Ham Gelar Rapat Akbar dengan Warga Kolhua
Zonalinenews – Kupang, Warga kolhua yang sudah muak melihat tingkah laku pemerintah kota kupang Nusa Tenggara timur (NTT) yang ingin mengambil lahan warga padahal lahan tersebut di gunakan warga seabagai mata pencaharian sehari – hari dengan cara bertani dan berkebun . Lahan warga tersebut rencana digunakan untuk proyek pembangunan bendungan kolhua, warga kolhua yang atas proyek pembangunan bendungan kolhua mengadakan pertemuan akbar bersama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) RI ,untuk mengadu nasib lahan dan mata pencaharian warga yang akan di ambil paksa oleh pemerintah kota kupang Nusa Tenggara Timur (NTT).
Atas Ketakutan warga kolhua pemilik lahan yang menolak proyek pembangunan bendungan kolhua warga langsung bersurat dan melaporkan kasus ini ke Komnas Ham,kamis 22 agustus 2013 jam 11. 00 wita .Anggota Komnas Ham Natalius Pigal dan Anggota komusioner pemantauwan penyelidikan Komnas Ham RI, Agus Suntoro , Enda Srimelani , K.wiji , yang datang ke klohua yang menggelar pertemuan akbar di posko penolakan proyek pembangunan bendungan kolhua Kota Kupang NTT , guna mendengar keluhan warga serta melihat lahan milik warga yang akan di lakukan pembebasan lahan oleh pemeritah kota kupan.
Kurang lebih 100 warga dan beberapa tokoh masyarat dan tokoh adat helong, di mana warga kelurahan kolhua 80 persen adalah suku helong yang datang ke tempat pertemuan akbar untuk berberdialog barsama Komnas Ham ,Maxi Buifena Kordinaor Lapangan (Korlap) mengatakan “sudah sekian lama tahun tempat ini samapi ada 7 kuburan nenek moyang warga suku helong yang di kubur di tempat yang akan di akan di lakukan proyek pembangunan bendungan kolhu tersebut, lahan warga suku helong sampai saat ini sudah tinggal 20 persen saja ,80 persen lainnya sudah di berikan kepada pemerintah. pemberian tanah tersebut di antaranya Kantor Gubernur yang lama dan perumahan Bank Tabungan Negara (BTN) kolhua,20 persen padahal ini lah lahan kami yang akan di ambil pemerintah ,padahal suku helong sudah bekerja sebagai petani dan berkebun di lahan terrsbut sejak nenek moyang, “ ujarnya.
Menurut Maxi Buifena sudah generasi ke 7 dari nenek moyang yang keseharian beraktifitas bertani dan berkebun dan hasil dari kami bertani dan berkebun dan samapai saat ini pihaknya hasil perkebunan terbesar di pasar – pasar di kota kupang NTT, untuk itu warga kolhua suku helong di sini menolak adanya proyek pembangunan bendungan kolhua seluas 118 hektar,
“ kami warga kolhua di ancam oleh Yonas Salean “walikota kupang NTT,apabila kami warga dengan keras menolak pembangunan bendungan kolhua ini di bangun maka akan di ambil secara paksa dan siapa yang berkuasa maka dialah yang akan menang .Ujar maxi”
Natalia pigal Aggota Komnas Ham RI menangapi keluhan warga “dengan melihat dan mendengar lang sung kondisi saat ini dirinya merasa orang suku helong sangat baik dan sangat mulia artinya tulus,ia memberi contoh kepada Negara amerika, sejak dahulu kala orang mendatagi Washinton,Delpia,Newyork pada saat 5 – 6 abad orang inggris europa bayar kepada orang indian penduduk asli, meski pada jaman dulu cara mengatinya dengan tembakau atau rokok, tradisi ganti rugi sudah di kenal sejak dulu kala, begitu juga dengan orang suku helong pada abad 19 – 21 masih menyerahkan Tanahnya kepada pemerintah untuk membangun kantor gubernur.
Menurutnya pemerintah bila ingin mengambil lahan warga suku helong dan warga timor dirinya merasa kawatir akan kehidupan dan masa berdampak pada perekonomian dan akan hilang nilai budaya keterikatan terhadap 7 kuburan nenek moyang orang suku helong pasti punah.
Natalius menambahkan”Komnas Ham akan mengundang pemerintan daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang serta mempelajari keluhan warga,hasil pemantau n ini pihaknya mengambil data bukti – bukit foto mata air dan kuburan yang berada di lokasi tersebut, DPRD kota Kupang dan Penerintan Kota Kupang tinggal menunggu undangan dari komnas Ham untuk ke Jakarta terkait masalah ini .(*Hayer)