KNPI NTT MENILAI DANIEL TAGU DEDO MASIH DIREKTUR BANK NTT

Zonalinenews, Kupang. KNPI NTT menilai, Daniel Tagu Dedo masih resmi menjabat sebagai Direksi Bank NTT. Pasalnya, jika merujuk ke Peraturan Perseroan Terbatas Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2009, belum ada mekanisme internal Bank NTT yang memberhentikan secara sah Daniel Tagu Dedo sebagai Direksi Bank NTT.

Kata Ketua KNPI NTT, Hermanus Th Boki pada gelar Jumpa Pers, Selasa 20 Juni 2017 pukul 18.00 wita di Restoran In Out, Kupang.

Lanjut Hermanus Boki, merujuk pada Peraturan Undang – Undang tersebut, pasca pemecatan Daniel Tagu Dedo sebagai Direktur Bank NTT berdasarkan RUPS Luar Biasa pada Tahun 2016 lalu, seharusnya Daniel Tagu Dedo selaku direksi yang masih menjabat waktu itu, menyediakan forum yang bernama RUPS Luar Biasa untuk mendengarkan pembelaan diri Daniel Tagu Dedo.

“Hingga saat ini, forum RUPS Luar Biasa untuk mendengarkan keterangan pembelaan diri itu tidak disediakan, maka Daniel Tagu Dedo masih menjabat sebagai Direktur Bank NTT,” ucap Hermanus Boki.

Sehingga, menurut KNPI NTT, kepemimpinan Bank NTT hari ini dipimpin oleh Bria Seran, tapi ketika ada apa – apa dengan Bank NTT, maka yang paling bertanggungjawab terhadap Bank NTT, adalah Daniel Tagu dedo. Karena KNPI NTT merujuk pada Peraturan perundang-undangan,  yang sebagai aturan tertinggi dan napas hadirnya BUMD tersebut.

Demikian yang dikatakan oleh Heri Boki adalah bagian dari permufakatan jahat Bank NTT tersebut.

Lanjut Heri Boki, kepemimpinan Bank NTT saat ini, sangat terbatas dan sangat riskan, sehingga KNPI NTT berharap, KPK segera masuk ke Bank NTT karena Plt. Direksi Bank NTT, telah ditengarai hal – hal yang melanggar peraturan perundang – undangan. Dimana telah terjadi beberapa kali mutasi, dan bahkan Plt. Direksi Bank NTT telah mengambil keputusan – keputusan strategis untuk mengeksekusi anggaran dalam internal Bank NTT yang sebenarnya bukan domain seorang Plt.

Sehingga, KNPI NTT menduga adanya korupsi secara sistimatis dan masiv, terutama atas jabatan yang diemban oleh 3 orang komisaris yakni Sekda NTT Frans Salem, Rektor Undana Frid Benu, dan Dosen Hukum Undana Vinsen Maru. Mereka menjadi komisaris Bank NTT tanpa mengantongi izin dari kemenristekdikti dan komisi IV. Sehingga gaji selama 10 Bulan jabatan mereka adalah pemborosan anggaran.

“Kami punya bukti surat penolakan dan keberatan tidak setuju Kemenristekdikti terhadap Rektor Undana, Frid Benu sebagai komisaris Bank NTT,”Tegas Heri Boki. (*mortal)