Kasus Bidan Dewi “Penyidik Polres Dinilai Lamban”

Zonalinenews, Kupang- Proses hukum penanganan kasus aborsi ilegal yang melibatkan, Bidan Dewi Bahren oleh penyidik Polres Kupang Kota (Polresta) dinilai lamban. Pasalnya, hingga kini berkas tahap I kasus ini belum berhasil dirampungkan. “Saya menilai penyidik masih lamban dan tidak profesional,” ujar Mikhael Feka, pengamat hukum Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, saat dikonfirmasi di ruangan kerjanya, Jumad, 18 Maret 2016.

Dikatakan, dalam menangani kasus ini seharusnya polisi bersikap profesional dan mempercepat proses hukumnya. Hal ini menurut dia, agar tidak menimbulkan persepsi buruk terhadap kinerja polisi. “Jika ada kendala, penyidik seharusnya lebih transparan menjelaskan ke masyarakat agar polisi tidak dijustis lamban oleh publik,” katanya.

Terkait alasan hasil outpsi yang belum dikeluarkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Kupang, menurut Feka, hasil outopsi bukan satu-satunya alat bukti untuk menjerat pelaku, meski hasil outopsi itu penting dalam perampungan berkas kasus ini. “RSB itu milik polisi, tinggal koordinasi saja apa kendalanya dan dijelaskan ke publik, jangan seolah-olah memperlambat proses kasus ini,” tandas Feka.

Dia juga mengharapkan, polisi tidak saja fokus pada kriminal mal praktek, tetapi juga admnistrasi mal praktek. Dari segi perbuatan pidana, pelakunya harus dihukum dan dari segi administrasi, polisi harus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk segera mencabut ijin praktek pelaku. Hal ini bertujuan melindungi masyarakat khususnya ibu dan anak dari korban praktek aborsi ilegal dan memberi efek jera bagi bidan-bidan lainnya. (*Amar Ola Keda)