Zonalinenews-Kupang,- Tindakan yang dilakukan Siti Nuraini istri dari Komandan Palton Batalyon Infanteri 743/Pradnya Samapta Yudha, Letnan Irawan ini patuh dicontoh dan dijadikan inspirasi. Pasalnya dengan keterbatasan serta memiliki 6 orang anak, Ia memiliki aktifitas rutin memberikan bantuan bagi kaum duafa.
Bantuan yang diberikan tersebut merupakan jerih lelah dirinya dari hasil berjualan kelapa muda dan pisang yang dilakoni bersama suami
dan anak-anak di samping markas besar Batalyon Infanteri 743 PSY Kota Kupang Propinsi NTT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan penghasilan per bulan sebesar 30 juta rupiah dirinya selalu menyisihkan hasil keuntungan untuk Ia sedekahkan membantu bagi yang
membutuhkan terutama anak kurang mapu yang berada disektar tempat usahanya, anak yaitm piatu, anak yang ditinggal oleh orang tua karena kasus perceraian dan para orang tua jompo serta orang kurang waras.
“Walaupun sedikit kalau sudah membantu orang saya merasa lega. Kalau saya tidak bisa membantu orang tidak bisa tidur karena itu minimal setiap hari saya dan keluarga selalu memberi makan bagi orang kurang waras,” kata Siti Nuraini kepada Zonalinenews Selasa 18 Februari 2020 pukul 12.30 Wita di tempat usahanya.
Ia menjelaskan setiap malam jumat dirinya selalu mengumpulkan anak-anak dan orang kurang mampu untuk sekedar makan bersama di tempat
usahanya dan berbagi sedikit rejeki dari hasil usahanya.
“Dengan sering berbagi kasih ini selain mendapat pahala, alhamdulilah usaha saya tidak pernah sepi,”tuturnya.
Ia menceritakan, tahun 2016 suami bertugas di Kalimantan dan dipandah tugas ke NTT November 2016. Tiba di Kupang kami sekeluarga mengalami kesusahan, karena suatu permasalahan yang dialami suami. Akhirnya kami berserta anak-anak harus kontrak dan tinggal di salah satu los (tempat berjulan) di pasar Oesapa Kupang ukuran 4 x 6 dan dengan kondisi anak dalam keadan sakit kritis dengan keterbatasan ekonomi, namun karena tabah dan bertawakal atas kondisi itu kami bisa melalui ujian tersebut.
“Banyak orang bertanya apakah suami saya tentara gandungan, karena melihat kondisi kami saat itu. Massa seorang Perwira TNI ko tinggal
di los,”tutur sedih.
“Di pasar Oesapa saya berjualan ubi, pisang kelapa dan lainnya. Kami tinggal di los dari 2016 dan kemudian pada tahun 2019 kami pindah kesini (samping markas besar Batalyon Infanteri 743 PSY). Kami menyewa lahan dengan harga 7 per tahun dan lahan ini kami jadikan sebagai rumah sekalian tempat,” ungkapnya.
Karena, sebelum menikah (masih di Bima NTB), Siti Nuraini sudah biasa berdagangan,sehingga bakat ini membantu menggurangi beban suami.
disaat mengalami kesusuhan. pengalaman ini, Nuraini selalu mewajibkan anakan-anak agar membantu orang tua dalam memngurus dagangan.
Uniknya Siti Nurani tidak pernah sibuk dengan sosial media, Ia hanya berjibaku dengan dunia nyata mengurus suami dan ke 6 anaknya serta usaha-usahanya.
“saya punya keinginan untuk mendapat sebuah lahan kosang yang luas, akan saya bangun sebuah kadang untuk beternak ayam kampung dan lahan-lahan tersebut jua akan saya bangunan tempat bagi tinggal bagi anak yatim dan anak-anak yang ditinggal orang tau karena bercerai,”ungkapnya.
Selain sukses dalam usahanya, Ia juga sukses mendidik ke 6 anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah dan cerdas, anak-anaknya berprestasi dan mengikuti olimpiade-olimpiade di sekolahnya. Bahkan dengan kesibukannya yang luar biasa ia mampu melatih mental
anaknya sejak kecil juga untuk berdagang agar tidak manja dan selalu mandiri ketika ditempatkan dimanapun.(*tim)