Zonalinenews-Kupang, Kupang Regency residents interest High for working abroad is not balanced with the capacity of the skills and knowledge that are owned, this is one of the factors causing the NTT home labor working abroad are having various problems during the pre placement, placement and full-time placement. It disclosed by the Kupang Institution houses famale Coordinator , Libby SinlaEloe at the opening ceremony of the meeting activities of consultation experience in doing counselling by counsellors from l to 10 villages in Kabupaten Kupang some time ago at Kupang Olive Hotel .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
the village of which 10 Village Oeletsala, Oelnasi, Niukbaun, Oelomin, East Penfui, Mata Air, Oelpuah, Noelbaki, Oebelo and Tuapukan.
According to Libby, in implementing the results of training for counsellors of the 10 villages of small-scale Kupang Institution Houses Famale, there are with Tifa Foundation support have a meeting with counsellors to know the process of handling the issue of labour mingaran and the problem of domestic violence, as well as the other issues addressed by the counselors on their respective territories.
She explains, the result of a simple research on the question of migrant workers showed some things that make the position of migrant workers from the 10 villages on the particularly vulnerable position, this research was done in the area of Kupang in 10 villages conducted by theTIFA Agency in collaboration with the Kupang institution Houses Famale ,with respondents 100 people who came from the former migrant workers have found some facts which are Mostly low-educated migrant workers which is only on the bench elementary school , then most of the migrant workers have no information about migrating safely, and also Most migrant workers do not know their rights and privileges will be – just know how long they are in the contract.
“Most migrant workers decided to work abroad because they are tempted with promises will big salaries , so the departure of migrant workers through the procedure, not departing mingran easy and tricked out with falsification of documents by recruiters. This need handlers for it, The Institution Houses Famale powered by Tifa following the present counsellors so that form could handle this problem, “said Libby. (*Tim)
Indonesian Version
Minat Warga Kabupaten Kupang Bekerja di Luar Negeri Tinggi
Zonalinenews-Kupang, Tingginya minat warga Kabupaten Kupang untuk bekerja di luar negeri tidak seimbang dengan kapasitas ketrampilan dan ilmu yang dimiliki, hal ini salah satu faktor penyebab tenaga kerja asal NTT yang bekerja di luar negeri mengalami berbagai persoalan saat pra penempatan, penempatan dan purna penempatan. Hal itu diungkapkan Koordinator Rumah Perempuan Kupang,Libby SinlaEloe pada acara pembukaan kegiatan pertemuan berupa konsulatsi pengalaman dalam melakukan konseling oleh para konselor dari l sampai 10 desa di Kabupaten Kupang beberapa waktu lalu di Hotel Olive Kupang.
10 desa tersebut diantaranya Desa Oeletsala, desa Oelnasi, desa Niukbaun, Desa Penfui Timur, Desa Oelomin, Desa Mata air, Desa Noelbaki, Desa Oelpuah, Desa Oebelo, dan Desa Tuapukan.
Menurut Libby, dalam mengimplementasi hasil pelatihan bagi para konselor dari 10 desa binaan Rumah Perempuan Kupang, maka lembaga rumah perempuan dengan dukungan yayasan Tifa melakukan pertemuan bersama para konselor untuk mengetahui proses penanganan masalah buruh mingaran dan masalah kekerasan dalam rumah tangga , serta masalah lain yang ditangani oleh para konselor pada wilayah masing-masing.
Ia menjelaskan , hasil riset sederhana tentang Persoalan Buruh Migran menunjukkan beberapa hal yang membuat posisi buruh migran asal 10 desa tersebut pada posisi yang sangat rentan, riset ini dilakukan di wilayah Kabupaten Kupang di 10 desa yang dilakukan oleh Lembaga TIFA bekerjasama dengan Rumah Perempuan Kupang, dengan responden 100 orang yang berasal dari mantan Buruh Migran telah di temukan beberapa fakta diantaranya Kebanyakan Buruh Migran berpendidikan rendah yakni hanya pada bangku SD , maka kebanyakan Buruh Migran tidak memiliki informasi tentang bermigrasi secara aman, dan juga Kebanyakan buruh migran tidak mengetahui akan hak – haknya dan hanya mengetahui berapa lama mereka di kontrak.
“ Kebanyakan buruh migran memutuskan untuk bekerja keluar negeri karena tergiur dengan janji dan di iming-imingi gaji yang besar, sehingga keberangkatan buruh migran tidak melalui prosedur , mingran berangkat gampang dan ditipu dengan pemalsuan dokumen oleh perekrut. Hal inilah perlu penangan untuk itu , Rumah Perempun didukung oleh Tifa membentuk konselor ditingkat bawah agar bisa menangani masalah ini ,” Kata Libby. (*Tim)