
Zonalinenews-Kupang,- Masih segar dalam ingatan kita pada tiga atau empat tahun yang lalu. Dimana pada saat itu terjadi satu momentum bersejarah yang terjadi di Kepulauan Flores. Momentum bersejarah itu yakni perjuangan akan pembentukan Provinsi Kepulauan Flores.
Ada beberapa tokoh yang ambil bagian dalam perjuangan pembentukan provinsi Kepulauan Flores tersebut. Mereka adalah Marianus Sae yang saat itu sebagai Ketua Panitia, Adrianus Jehamat selaku sekretaris Panitia, dan Fransiskus Mado selaku Koordinator Luar Negeri Pembentukan Provinsi Kepulauan Flores.
Perjuangan panjang yang melelahkan panitia akhirnya berhasil mengajukan surat usulan resmi Aspirasi Rakyat Kepulauan Flores untuk dibahas oleh DPD RI di Gedung Senayan Jakarta pada 30 Mei 2016. Pada saat itu, yang mengantarkan surat usulan resmi yakni Frans Mado, Adrianus Jehamat selaku Sekretaris P4KF Pusat, dan Korwil P4KF Jabodetabek Hans Gore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
” Medio Mei 2016 yang lalu, Sekber P4KF telah mengirim suatu dokumen resmi dan sudah tiba di kami dan telah diresapi isi dokumen resmi tersebut dengan baik. Saat ini masuk Medio Oktober 2016, artinya sudah lima bulan berlalu, terpendam dalam kesibukan para pejuang,” ungkap Frans Mado seperti di Kutip di halam Facebooknya pada, Senin 26 Maret 2018.
Menurut Frans, untuk tujuan pembentukan provinsi Kepulauan Flores itu, setiap lini pergerakan mesti siap untuk melakukan tugas bersama ini sambil menanti keterlibatan para Senator asal Kepulauan Flores untuk melakukan ” tindakan bersama”. Namun rupanya belum ada tanda-tanda baik dari perjuangan para senator dan legislator yang berasal dari NTT untuk memperjuangkan dan mewujudkan pembentukan provinsi kepulauan Flores.
Merasa perjuangannya belum berhasil karena tidak mempunyai kekuasaan yang lebih, Frans Mado merasa terpanggil untuk mencalonkan diri menjadi salah satu Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPD RI) pada pemilihan anggota legislatif tahun 2019 mendatang.
Untuk memuluskan perjuangannya menjadi anggota DPR RI, Frans Mado, memilih bergabung dengan salah satu Partai Baru dalam belantika politik Indonesia yakni Partai Perindo. Menurut Frans, dengan menjadi anggota DPR RI dirinya dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat untuk membentuk provinsi Kepulauan Flores.
” Saya mencalonkan diri menjadi bakal Calon Anggota DPR RI karena saya terpanggil untuk memperjuangkan kembali terbentuknya provinsi Kepulauan Flores,” ungkapnya.
Menurutnya, Flores sudah saatnya dimekarkan menjadi sebuah ptovinsi kepulauan agar dapat mendekatkan pelayanan. Oleh karena itu, Frans meminta agar masyarakat dapat mendukungnya dalam pemilihan anggota DPR RI sehingga agenda besar pembentukan provinsi kepulauan Flores dapat di terus suarakan.
Selain memperjuangkan gagasan khusus di atas, tambah Frans ada beberapa terobosan yang mesti disuarakan oleh diringa, yakni transfer teknologi dibidang industri (biofram agrikultural, teknik mesin, turisme, dan urusan teknik sipil dan arsitek) mesti dilakukan melalui usulan pendirian dua atau tiga Politeknik Negeri Flores di dapil Satu NTT.
” Terobosan komunikasi teknologi, dimaksud agar putra putri Kepulauan Flores mendapat edukasi di daerah setara dengan yang ada di Jawa. Mereka mendapat pendidikan Politeknik yang mampu menanggani kebutuhan industri yang kita prioritaskan di atas tadi,” tambah Frans.
Sektor penciptaan lapangan pekerjaan bagi pemuda pemudi Kepulauan Flores, ungkap Frans juga, menjadi topik prioritasnya di Gedung Senayan yang akan datang. Sehingga kontribusi dirinya di Senayan dapat dirasakan oleh generasi Muda Kepulauan Flores tersebut.
Lebih lanjut urusan energi listrik, ucap Frans, menjadi hal paling dibutuhkan di Kepulauan Flores saat ini dan ke depannya. Maka jelas Frans, tantangan pengadaan Pembangkitan energi listrik arus laut dan turbin gelombang bawah laut menjadi pembahasan serius di Gedung Senayan.
” Tugas kita adalah bagaimana melahirkan gagasan dan tindakan untuk mensejahterakan rakyat di wilayah dapil satu NTT ini, dengan kehadiran teknologi listrik bawa laut di Kepaualan Flores,” ungkapnya.
Yang terakhir, kajian industri (Flores Fast) jelas Frans, akan dijalankan di Kepulauan Flores, menjadi terobosan masa kini; maka hal ini akan bicarakan dengan 10 Kepala Daerah yg ada dalam dapil satu NTT dan beberapa Perusahan Multi Nasional yang sedang lirik membangun indutri di Kepulauan Flores.(*Tommy)