
Zonalinenews-Kupang,- Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Nusa Tenggara Timur (DPD IMM NTT) Abdullah Toda berkomentar terhadap persoalan di lembaga Universitas di Muhammadiyah Kupang.
“Sebagai Organisasi Otonom Muhammadiyah, IMM NTT sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh Warek IMM III Kenedy, terhadap Hadi Asabar, dan rektor UNMUH Kupang harus tegas terhadap Warek III,”ucapnya di Sekretariat IMM NTT, Jalan K.H.Ahmad Dahlan Nomor 23 Kelurahan Kayu Putih Kupang Sabtu
Lanjutnya, acapkali persoalan yang terjadi berasal dari Warek III Kenedi. Dan kini oknum mahasiswa atas nama Hadi Asbar kembali manjadi Korban PHP (Pemberi Harapan Palsu).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, walaupun sudah diklarifikasi dan lain – lainnya oleh Warek III Kenedy, namun itu tetap salah karena semua hanyalah bersifat pledoi. Dan ia juga telah mengatasnamakan lembaga demi kepentingan pribadi.
Lanjutnya, persoalan semacam ini akan terus terjadi apabila Warek III yang membawahi mahasiswa tidak memberikan informasi terkait beasiswa secara terbuka agar dapat diketahui oleh seluruh mahasiswa UNMUH Kupang. Dan akan banyak alumni dan mahasiswa akan berasumsi kalau beasiswa bertendisius sukuisme karena banyak mahasiswa yang ingin memperoleh beasiswa bidikmisi atau beasiswa apapun itu namun tidak mendapatkannya.
“Entah kenapa infomasi semcam itu acapkali tertutup dan hanya segelintir mahasiswa yang mengetahuinya. Akhirnya hanya dengan persoalan ini lembaga yang disanjung – sanjung menjadi bahan pembicaraan di publik, namun tidak disadari bahwa dampak dari perbuatan ini sangat besar kaitannya dengan perekrutan mahasiswa di UNMUH Kupang,” ucapnya.
“Saya harapkan Rektor Unmuh Kupang harus mengambil tindakan berupa teguran dan sanksi kepada Purek III akibat dari perbuatannya. Karena jika segala tuntutan Mahasiswa pada aksi 20 Januari 2017 tidak diindahkan maka aksi berikut tetap diagendakan oleh DPD IMM NTT dengan menghadirkan masa lebih dari aksi sebelumnya.”
Menurutnya, siapapun yang menyalahgunakan jabatan, Pungli dan semacamnya bagian dari bentuk pengkhianatan terhadap persyariakatan Muhammadiyah.
“Ingatkan pesan KH Ahmad Dahlan, Hidup hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari kehidupan di dalam Muhammadiyah,” tegasnya Mantan Ketua KORKOM IMM Universitas Muhammadiyah Kupang ini.
Sementara itu Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) Drs.Kenedy,M.Pd memberikan klarifikasi terkait persoalan mahasiswa yang merasa (ditipu) dirugikannya. link berita http://www.zonalinenews.com/2017/01/mahasiswa-muhammadiyah-kupang-merasa-ditipu-wakil-rektor-iii/
Klarifikasi tersebut disampaikan pada Rabu 18 Januari 2016 pukul 16.00 wita di Warung Makan Ratu Sari Kupang.
“Ini penjelasan resmi dari klarifikasi saya,” ucapnya.
Pertama lanjutnya, ia tidak pernah menjanjikan beasiswa bidikmisi terhadap Hadi Asbar, Suaib Medo dan Syarifudin, apalagi barteran uang untuk mendapatkan beasiswa bidikmisi.
Dua, terjadi salah pengertian tentang beasiswa yang dimaksudkan adalah beasiswa kelembagaan yaitu kerjasama antara Universitas Muhammadiyah Kupang dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-NTT, bukan beasiswa bidikmisi.
Tiga, ia tidak pernah menerima uang dari Hadi Asbar, Suaib Medo dan Syarifudin sebagai barter beasiswa bidikmisi karena beasiswa yang dimaksud adalah beasiswa kerjasama kelembagaan dengan bukti surat rekomendasi dari PDM Sumba Barat.
Empat, saat Musyda untuk PDM Pulau Sumba yang bertempat di Hotel Pelita pada September 2016, ia mewakili PWM NTT dan menyampaikan arahan dihadapan peserta berjumlah 76 bahwa mahasiswa yang direkom oleh PDM akan mendapat perhatian khusus yakni jika ada penambahan bidikmisi pada Tahun 2016, ia akan alokasikan untuk mahasiswa dari Sumba.
Saat beasiswa bidikmisi yang diperjuangkan Anggota DPR Jefri Riwu Kore pada bulan Desember 2016, ada penambahan 2 orang untuk Universitas Muhammadiyah Kupang, sehingga ia mengalokasikan 1 mahasiswa untuk Sumba yakni Suaib Medo
Lima, Suaib Medo dan Hadi Asbar berasal dari satu Pimpinan Cabang Muhammadiyah, sehingga mereka bersepakat untuk membagi uang beasiswa tersebut agar keduanya bebas uang kuliah
Enam, beasiswa tersebut karena usulannya terlambat pada bulan Desember 2016 sementara normalnya pada bulan Juli 2016
Tujuh, untuk hal tersebut, Hadi Asbar untuk sementara menggunakan biaya sendiri dengan menggunakan fasilitas rekomendasi PDM untuk mengurus keringanan biaya dari lembaga Universitas Muhammadiyah Kupang yakni dengan membayar setengah bagian.
Delapan, ia berkonsultasi dengan orangtua Hadi Asbar agar sambil menunggu bidikmisi, dibiayai dulu kuliahnya, maka beliau mengirimkan uang lewat rekening sebesar RP.3.150.000 dengan rincian RP.2.500.000 sebagai biaya kuliah, RP.500.000 untuk biaya atribut dan 150.000 untuk biaya administrasi, dan totalnya telah ia serahkan semuanya dengan disaksikan oleh temannya Hadi Asbar yang bernama Suaib Medo.
Ia menjelaskan karena ia yang mengurusi semua biaya dengan uang RP.3.150.000 tersebut, Hadi Asbar datang kuliah tanpa mengurusi apapun.
Sembilan, ia mengucapkan terima kasih untuk Zona Line News yang memberitakan klarifikasinya kepada berita sebelumnya.
Sementara itu di sisi lain, Hadi Asbar membantah penyataan Kenedy bahwa dirinya dan Suaib Medo berasal dari satu daerah dan yang benar dirinya dijanjikan besaiswa bidik misi.
Selain itu, hadi membenarkan kalau orang tuanya mengirim uang sebesar RP.3.150.000 ke rekening Kenedy.
“ini sesuai dengan pernyataan dari orang tua saya. Dan saya Hadi Asbar dijanjikan bidik misi,” ucapnya.(*mortal)