IHAP Dukung Kepolisian, Usut Tuntas Dugaan Pelcehan Seksual Kepala SMAN Lurasik

Zonalinenenws- Kefamenanu,- Instituta Hak Asasi Perempuan (IHAP) NTT mendukung penuh upaya dan kerja Kepolisian Polsek Biboki Utara dalam menuntaskan dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan BA Kepala SMAN Lurasik kepada ADS, salah satu siswa di SMAN Lurasik pada 26 Agustus silam.

Sejak dugaan kasus pelecehan itu, BA sudah ditetapkan jadi tersangka oleh Kepolisian Sektor Biboki Utara, BA ditahan sejak 10 Oktober selama sepekan dan akhirnya ditangguhkan penahanannya dengan alasan sakit. Demikian dijelaskan Kanit Reskrim Polsek Biboki Utara Samuel Bani selaku penyidik ketika ditemui di halaman Mapolres TTU pada Senin,7 November 2016.

 Samel mengatakan, saat ini pihak Kepolisian sedang melengkapi petunjuk dari Kejaksaan dan diharapkan, dalam waktu satu pekan akan dilanjutkan prosesnya.

“Posisi kasus saat ini, penyidik Polsek Biboki Utara sementara memenuhi petunjuk dari JPU Kejari Kefa” tandas Samuel.

 Terpisah, koordinator Instituta Hak Asasi Perempuan(IHAP) NTT, Maria Eustachia, ketika dihubungi awak media ini, menegaskan bahwa IHAP mendukung penuh upaya Kepolisian dalam menuntaskan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh BA kepada ADS salah satu siswanya.

“kita sangat mendukung upaya yang sedang dilakukan Kepolisian dalam menuntaskan kasus dugaan pelecehan ini. Kasus ini harus tuntas sehingga ada efek jera kepada orang lain. Sekolah semestinya menjadi tempat dimana anak-anak belajar dengan aman dan nyaman. Bukan sebaliknya malah anak didik mendapat tindakan kekerasan dari Kepala Sekolahnya sendiri,” tegas Maria dengan nada kesal.

Selain proses Hukum yang sementara bergulir, Maria juga mengharapkan komitmen pemerintah daerah atas janjinya untuk memenuhi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) bagi remaja di kabupaten TTU. Menurutnya, pemda harusnya bertindak tegas, sesuai aturan yang berlaku yaitu PP 53 Tahun 2014 tentang disiplin PNS.

 “sesuai aturan disiplin PNS, pelaku yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka seharusnya sudah dicopot. Ini sesuai dengan amanat PP 53 tahun 2014. Selain itu, di hadapan korban dan keluarga, pihak Pemda sudah mengatakan akan mencopot pelaku sehingga korban bisa tetap melanjutkan pendidikan di sekolah itu” tegas Maria.

 Untuk diketahui, BA Kepala SMAN Lurasik pada 26 Agustus 2016 lalu mengirimkan sepucuk surat untuk siswanya ADS yang berisikan sepuluh butir pertanyaan yang terdapat kata-kata vulgar dan disertai uang sejumlah 1 juta rupiah.

Atas perbuatannya ini, korban dan keluarga tidak terima, dan melaporkan sang Kepsek di Polsek Biboki Utara pada 1 September 2016.(*m3)