
ZONALINENEWS.COM – KUPANG,Tanpa organisasi Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) Nusa Tenggra Timur (NTT) Hugo Leihitu (13) bocah yang masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Menegah Pertama (SMP) Dian Harapan Kupang mampu meraih juara II di kelas Tembak keramik 100 meter semi auto open pada kejuaraan BASCOT (Brimob Anniversary Shooting Championship Open Tournament) dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Brimob Ke 72 di MAKO Brimob Kelapa Dua Depok selama empat hari 19 – 22 Oktober 2017 kemarin. Putra sulung dari ibu Yanti Andajani dan Komisaris Polisi (Kompol) Denis Leihitu mampu mengalahkan puluhan pesaing atlit dari daerah lain yang umur lebih jauh di atas dari dirinya.
Menurut Hugo, BASCOT (Brimob Anniversary Shooting Championship Open Tournament)adalah Event bergengsi karena diikuti peserta dari berbagai daerah diseluruh Indonesia dan peserta dari luar negeri. “Saya satu – satunya dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang peserta paling kecil dibandingkan denga peserta dari daerah lain yang pengalamannya sudah lebih jauh dari saya,” kata Hugo Leihitu kepada wartawan di Kupang, Selasa 24 Oktober 2017.
Ia mengatakan, BASCOT (Brimob Anniversary Shooting Championship Open Tournament)adalah Event pertama yang diikutinya. Namun, ia sendiri tidak menyangka bisa mengakat nama NTT dengan mengalahkan peserta dari daerah lain, yang mana peserta – peserta tersebut kebanyakan adalah atlit PON. “ Event ini baru pertama kali saya ikut lomba dan di kelas open kategori Tembak 100 meter 3 sikap presisi (peringkat 20dari 54 peserta),tembak 300 meter Tactical Prone, tembak 300 meter 3 sikap siluet metal babi (plat baja), Non IPSC (International Practical Shooting Confederation) 4 stage, tembak reaksi peringkat ke 20 dari 56 peserta. Dan di kategori tembak keramik 100 meter semi auto saya dapat juara II dari 36 peserta,” ungkap Hugo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengatakan, dengan tidak adanya organisasi Perbakin di NTT dirinya mampu menunjukan anak – anak NTT memiliki talenta menembak yang bagus seperti anak – anak di daerah lain. “Saya latiahan satu minggu satu kali di lapangan tembak Satria Bayangkara camplong. Itu juga saya hanya ditemani kedua orang tua saya. Sehingga ketika Event ini saya ikut anggaran dana dari orang tua saya semuanya,” ujar Hugo.
Ia menambahkan, sejak umur kurang lebih enam tahun dirinya sering diajak oleh sang bapa untuk melatih menembak dengan mengunakan senapan tipe SS1 dan pistol jenis CZ. “Saya sangat termotifasi ingin bisa menembak dari bapa saya. Sehingga sampai saat ini saya bisa menembak dengan baik karena bapa saya yang sering mengajari saya disaat saya latihat menembak. Maka itu saya sangat berharap Perbakin di NNT harus ada karena untuk mengikuti penataran kita harus ke luar daerah lagi. Tapi saya sangat bersyukur tanpa adanya Perbakin di NTT saya masih bisa dapat juara II menembak di tingkat nasional ini. Itu semua karena deukungan dari orang tua saya selama ini yang sudah melatih saya seorang diri,” kata Hugo.
Denis Leihitu ayah dari Hugo Lahitu mengungkapkan, dirinya sangat bersukur atas pertasi yang diarih anaknya. Maka itu ia sangat beterimakasi kepada tuhan atas talenta yang diberikan kepada anaknya tersebut. Menurutnya keberhasilan anaknya itu selain campur tanggan tuhan ia juga sangan berterimaksih kepada Kapolda NTT dan Dansat Brimobda NTT yang selama ini telah mendukung kegiatan latihan Hugo. “Sebenarnya Hugo ini belum pantas memegan senjata seperti ini karena dia masih sangat kecil. Tetapi semenjak dia bisa memegan senjata saya selalu memberi motifasi kepadanya bahwa senjata ini bukan teman yang sehingga tingkat pengawasan saya sama dia itu sangat ekstra ketak. Dusaat olatian dilapangan Hugo saya biarkan dia pegang senjata. Tetapi kalau di senjata itu disimpan dengan baik tidak boleh disentuh olehnya,” jelas Denis.
Ia mengatakan, ketika merai juara II di kelas open dengan kategori Tembak keramik 100 meter semi auto Hugo sudah diminta oleh daerah lain untuk mengikuti berbagai event menembak di beberapa daerah yang nanti akan digelar. “Ketika Hugo dapat juara II dia langsung ditawan ikut Event berikutnya, tetapi saya juga masih melihat dengan aktifitas sekolah dia agar tidak terganggu. Apa bila ada Even di luar daerah yang kebetualan pas – pasan dengan libur sekolahnya Hugo pasti saya suruh dia ikut karena saya sangat yakin dengan kemapunan menembaknya dia. Even ini sebenar dia ikut bukan untuk cari juara tapi hanya sekedar cari nama di tingkat nasional. Namun, kenyataannya berbeda, dengan kemampuan menembaknya itu dia bisa juara dan mangangkat nama NTT di dunia tembak,” papar Denis. (*hayer)