
ZONALINENEWS, Menurut Wakil Menteri Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi RDTL , Filipus Pereira bahwa perjuangan RDTL untuk menjadi anggota negara ASEAN tidaklah mudah, karena membutuhkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Usaha-usaha tersebut telah digalang melalui politik diplomasi luar negeri dengan lobi-lobi politik yang sudah dilakukan mantan Perdana Menteri Timor Leste (TL), Jose Alexander Xanana Gusmao.
Dasar pemikiran yang melatari diplomasi politik luar negeri guna melakukan kunjungan semua negara ASEAN dengan sikap politik “bersahabat dengan semua orang dan negara.” Hampir semua negara ASEAN menyetujui TL menjadi bagian dari komunitas ASEAN, dengan pertimbangan letak geografisnya TL berada di Asia Tenggara. Dengan adanya warning persetujuan komunitas masyarakat Asia tentu akan menjadi peluang yang sangat penting dan strategis untuk menjadi anggota dari negara-negara ASEAN. Proses menjadi anggota negara ASEAN tinggal menunggu waktu kapan saja.
“Kami sadari bersama bahwa proses untuk menjadi negara ASEAN ada beberapa prsyarat utama untuk menjadi anggota ASEAN yang harus dipenuhi, misalnya, masalah ekonomi, budaya dan stabilitas politik dan keamanan. Dari sisi ekonomi, TL 90 persen bergantung dari hasil minyak bumi. Berdasarkan Rencana strategis (Renstra) 30 tahun ke depan, kita sudah mempersiapkan paket ekonominya, baik paket fiskal ,paket reformasi ekonomi. Ini menjadi instrumen yang sangat fundamental dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), mempersiapkan regulasi, sehingga roda perekonomian di TL bisa berjalan dengan baik. Untuk mencapai itu semua perlu membutuhkan investasi yang besar baik dari pemerintah maupun sektor swasta yang saat ini dinilai masih minim, “ jelas Filipus kepada wartawan di Kupang usai pertemuan dengan Gubernur NTT Selasa, 2 Februari 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Walaupun demikian, tambah Filipus, Pemerintah RDTL terus mendorong sektor swasta untuk melirik peluang usaha ekonomi produktif yang ada dan dan dimiliki rakyat. Potensi ekonomi tersebut antara lain, misalnya potensi di bidang pertanian, perikanan, peternakan, kamaritiman, dan bidang pariwisata baik dalam negeri maupun luar negeri. Meskipun, saat ini TL belum memiliki industri garmen atau manufaktur yang lain. Berbagai industri lain yang sudah mulai tumbuh seperti, material bangunan sudah ada investasi dari pengusaha lokal, kemudian industri hasil pertanian. Bagaimana supaya produk pertanian pasca panen bisa ditransformasikan melalui teknologi industri, sehingga suatu saat produk dari TL bersaing dengan produk dari negara lain. Walaupun, produksi garam dan air mineralnya masih kecil atau masih sebatas memenuhi konsumsi dalam negeri, tetapi kami berharap suatu saat TL bagian dari integral dari Negara ASEAN.
“Dengan sikap politik yang melandasi diplomasi perjuangan untuk menjadi anggota ASEAN terus menjadi agenda khusus Pemerintah RDTL. Tanpa negara lain, RDTL dan rakyatnya tidak akan maju dan sejahtera, bila tidak dibangun kerjasama antar negara ASEAN dan dunia, Timor Leste tidak dapat mensejahterahkan rakyatnya tanpa negara lain, khususnbya Rakyat NTT yang merupakan negara tetangga dalam satu pulau, Pulau Timor. Satu hal penting ke depan, Pemerintah RDTL juga telah mempersiapkan kebijakan nasional dengan menggunakan refrensinya yang merupakan hasil studi banding ke negara-negara, seperti Malaysia, Singapura, negara-negara bekas jajahan Portugal, Korea dan TL sendiri, ” jelas Filipus Pereira. (*john pereira)