Zonalinenews-Kupang, Deteksi dini sebelum tarjadi Penyakit, Mencegah Lebih baik dari Mengobati hal itu merupakan tindakan penting. Demikian diungkapkan Kepala BPJS, Prof Doktor. Dr. Fahmi Idris M Kes. dalam sambuntannya pada kegiatan Pencanangan Gerakan Promptif, Preventif, Pemeriksaan IVA/ Papsmear dalam rangka Bakti Sosial Memperingati Ulang Tahun BPJS Kesahatan yang ke-48.
Kegiatan ini berlangsung di Alun –alun Rumah jabatan Gubernur NTT Jumat 29 Juli 2016 Pukul 9.30 Wita pada di acara Pameran memperingati HARGANS Ke XXIII.
Menurut Fahmi Idris, kegiatan Pencanangan Gerakan Promptif, Preventif, Pemeriksaan IVA/ Papsmear diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan seluruh Indonesia bekerjasama dengan Oase Kabinet Kerja Kementrian Kesehatan dan BKKBN yang bertujuan untuk mencengah peningkatan angka akibat kanker pada rahim pada wanita Indonesia malalui klinik diteksi dini kanker rahim dengan metode pemeriksaan Kla atau inspeksi visual dengan mengunakan asam alvokat dan totsmin. Kegiatan ini kami suarakan dengan salah satu program Oase Kabinet kerja yaitu program Nasional Percepatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan diteksi pada perempuan Indonesia tahun 2015 -2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fahmi Idris menjelaskan, kanker leher Rahim atau serviks merupakan penyakit yang memiliki jumlah tentinggi di dunia setelah kanker payudara, organisasi kesehatan sedunia menyebutkan bahwa jumlah pengidap kanker rahim bertambah 5 ratus ribu orang setiap tahun di seluruh dunia. Berdasarakan Hasil Riset Internasional pada tahun 2012 jumlah kematian akibat kanker leher rahim mencapai 85 % dari seluruh kematian didunia akibat kanker. Di Indonesia sendiri data Yayasan Kanker Indonesia menyebutkan kanker leher rahim menempati 34 Persen atau sepertiga dari seluruh kanker pada perempuan Indonesia, dari seluruh kanker ditemukan hampir 70 persen kasus diketahui saat berada dalam kandungan.
“jadi program diteksi dini dari IVA hanya satu menit pemeriksaan menyelamatkan begitu banyak perempuan-perempuan Indonesia manakala program ini diberdayakan secara nasional dan seluruh Ibu-ibu diresposisi atau diwajibkan untuk pemeriksaan dirinya secara rutin, karena saat ini di Indonesia hampir setiap menit perempuan Indonesia meninggal akibat kanker rahim, “ ucap Fahmi Idris.(*tim)