Dugaan Ijasah Palsu Bupati Lembata Bukan Fitnah

Zonalinenews,Kupang- Dugaan ijasah palsu yang melibatkan Bupati Lembata, Eliaser Yantjie Sunur bukan sebuah fitnah. Pasalnya, sebelum melaporkan persoalan ini ke Polres Lembata dan DPRD Lemabata, pihak Aliansi Masyarakat Lembata (AMAL) yang terdiri dari Forum Penyelamat Lewotana Lembata (FP2L) dan Aliansi Keadilan dan Kebenaran Anti Kekerasan sudah melakukan investigasi dengan menyurati pihak Menristek dan Dikti, Mohamad Nasir pada bulan November 2015 lalu.

Terkait surat tersebut, Menristek dan Dikti melalui Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Paristiyanti membalas surat dengan nomor surat 004 (B2) LL/2015 tertanggal 5 Januari 2015 yang menyatakan bahwa, data Elias Yantjie Sunur, NIM 95411457, tanggal lulus 29 januari 2005, program studi Teknik Sipil S1 Universitas Krisnadwipayana tidak ditemukan di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti). Data tersebut sesuai verifikasi koordinator kopertis wilayah III nomor : 1730/KM/2015 tanggal 21 Desember 2015. Berdasarkan surat itu, pihak AMAL melakukan pengaduan ke DPRD dan Polres Lembata.

“Menristek Ditkti memiliki kewenangan terkait ijasah seseorang jadi tidak ada upaya fitnah dari kami. Hal yang kami ungkap adalah kebenaran”,ujar Alex Murin, Ketua FP2L melalui siaran pers, 10 februari 2016.

Menurut Alex, surat dari kedua lembaga pemerintah itu memiliki kewenangan mengawasi penyelengaraan pendidikan tinggi di Indonesia. Olehnya, surat itu telah memenuhi azas prasumtio iustae causa atau azas praduga sah, karena lembaga itu memiliki kewenangan publik untuk menyatakan hal itu. Sehingga, mempersoalkan kasus ini bukan fitnah tetapi ada dasarannya.
Pihaknya mempersoalkan keaslian ijasah Bupati Sunur itu dari segi legalitas, dalam arti ijasah itu diakui oleh pemerintah/negara atau tidak. Bukan dari segi kertas ijasah itu asli atau tidak. Seseorang dapat memiliki ijasah asli tetapi belum tentu legal atau diakui negara. Keaslian sebuah kertas ijasah dapat dibedakan dari hologram yang menempel pada kertas ijasah tersebut. Selain melalui surat, FP2L juga mendatangi langsung kantor kopertis wilayah III dan kantor Kemnristek Dikti di Jakarta untuk menelusuri riwayat kuliah Yantjie Sunur, yang diketahui masuk kuliah tahun 1995 dan lulus sepuluh tahun yakni 2005. Pada kesempatan itu, FP2L menyaksikan langsung operator menelusuri melalui pangkalan data Dikti, namun tidak menemukan data Yance Sunur.

FP2L juga menyurati dan mendatangi langsung Universitas Krisnadwipayana di Jakarta. Namun, berbeda dengan pangkalan data Dikti. Dari kampus inu, FP2L memperoleh surat dari Dekan Fakuktas Teknik, Ir. Ayub Muktiono, M. Sip yang menyatakan, Eliaser Yentjie Sunur adalah benar alumni Fakultas Teknik Unkris. Surat Dekan itu melampirkan foto copy SK Rektor tahun 2005 yang memuat daftar nama kelulusan mahasiswa S1 lulusan tahun 2005 dimana nama Yance Sunur tertera didalambya. Daftar nama mahasiswa lulusan tahun 2005 itupun ditelusuri FP2L pada pangkalan data Dikti.

Namun, hasilnya data Yance Sunur tidak ditemukan sedangkan lulusan lainnya ditemukan datanya. Dari staf di kampus ini, FP2L memperoleh fotocopy surat keterangan dari Dekan Fakultas Teknik kepada Yance Sunur yang menerangkan bahwa Yance Sunur adalah alumni Unkris. Surat keterangan Dekan FT ini kemudian dijadikan bukti klarifikasi Bupati Sunur kepada media melalui Kabag Humas Pemkab Lembata. Sekertaria ALDIRAS, Elias Making mengatakan, perbedaan data antara Unkris serta Direktur Pembelajaran Kemenristek Dikti ini menimbulkan kecurigaan serius. Bahwa, patut diduga pihak Fakuktas Teknik terlibat dalam pemalsuan data Eliaser Yentji Sunur. Indikasi keterlibatan ini terlihat pada suray keterangan Dekan FT kepada Yentjie Sunur maupun Dekan FT kepada FP2L yang tidak ditembuskan kepada Rektor Unkris.

“Untuk aoa Dekan FT memberi surat keterangan untuk dipergunakan Yentjie Sunur yang menerangkan bahwa Sunur adalah benar alumni Unkris? Jika Sunur telah memiliki ijasah untuk apa dia meminta surat keterangan dari Dekan FT? Lasimnya kampus hanya mengeluarkan surat keterangan pengganti ijasah bilamana ijasah rusak atau hilang, bukan keterangan sebagai alumni,” ungkapnya.

Dugaan keterlibatan pihak Fakultas Teknik Unkris ini, akan menjadi pertimbangan AMAL untuk melaporkan kasus ini di Jakarta yang tentunya akan menyeret pengguna yakni, Eliaser Yentjie Sunur. Terkait pernyataan Bupati Sunur yang mengancam mempolisikan FP2L dan ALDIRAS, dia menyatakan, siap menghadapi laporan itu. Karena, hal ini merupakan kesempatan baik bagi Yance Sunur untuk membuktikan sendiri keabsahan ijasahnya. Karena, AMAL mendasarkan diri pada surat Direktur Pembelajaran Kemenristek Dikti, Paristiyanty Nurwardani dan surat Koordinator Wilayah III, Illah Sailah (*Amar Ola Keda)