Media Group : Zonalinenews,Erende Pos –Kupang,- Akhir-akhir ini keluhan masyarakat NTT, khsusnya Kota Kupang, terkait pelayanan PT PLN Wilayah NTT semakin tak terbendung. Betapa tidak, hampir setiap hari PLN akan memadamkan listrik berjam-jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alasan klasik yang sering diutarakan pihak PLN adalah meningkatnya kebutuhan pasokan listrik yang tidak sesuai dengan pembangkit listrik yang tersedia, terjadi kerusakan perangkat atau sedang perawatan jaringan, dan kurangnya pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk mengoperasikan mesin pembangkit listrik.
Padahal PT PLN merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipercayakan pemerintah untuk menyediakan kebutuhan listrik kepada masyarakat. Oleh karenanya, PT PLN harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Jika dibandingkan dengan BUMN lainnya. Pertamina misalnya, harus menghadapi perusahaan asing seprti Petronas dari Malaysia. Di bidang komunikasi dan informasi, PT Telkom, PT Pos Indonesia bersaing dengan perusahaan swasta dalam negeri dan luar negeri. Dan, msih banyak lagi BUMN lainnya yang kesulitan menghadapi persaingan dan masalah. Namun, BUMN-BUMN tersebut masih memberikan pelayanan terbaik, dan tidak memberi kerugian bagi masyarakat.
Kendati demikian, masyarakat tetap menggantungkan harapan pada PT PLN. Pasalnya, PT PLN adalah satu-satunya BUMN yang menyediakan energy listrik. Sehingga, bagaimanapun masyarakat tetap membayar tiap bulan guna mendapatkan energy listrik setiap hari.
Bila masyarakat terus membayar tarif listrik setiap hari. Maka,otomatis PT PLN patut memberikan pelayanan yang baik. Namun, hal itu rupanya tidak. Pada tataran ini, PT PLN wajib digugat.
Terkait dengan pasokan BBM. Maka, diperkirakan PLN menghabiskan 1000 liter BBM per hari untuk mengoperasikan mesin pembangkit listrik. Seperti yang diketahui 1 liter BBM seharga Rp 4.500. (sebelum kenaikan BBM). Maka, sehari PLN menghabiskan Rp 4. 500.000 uang rakyat untuk memasok BBM. Dengan rincian per jam, PLN menghabiskan 41 liter BBM Dan, sesuai dengan pantauan wartawan, pemadaman setiap hari berlangsung selama 6 jam dengan alasan melakukan penghematan listrik. Maka dipastikan, PLN menghemat 250 liter per 6 jam. Bila PLN memadamkan listrik empat kali dalam sebulan, maka PLN menghemat Rp 4.428.000. Atau 498 liter BBM per bulan. Bia dikonversikan selama setahun, maka PLN telah menghemat 5. 976 liter BBM atau setara dengan Rp 26.892.000.
Rakyat patut bertanya, dimanakah 5. 976 liter itu? Dan, dimanakan uang rakyat Rp 4.428.000 Per Bulan atau Rp 26.892.000 setahun itu? Rakyat patut menduga, jangan-jangan PLN telah melakukan penjualan BBM kepada pihak lain. Apalagi dijual dengan harga dibawah standar. Pasti banyak pihak sudah membeli BBM yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat itu. Sudah saatnya rakyat menggugat PLN. Bila tidak, maka kejadian ini akan terus berulang tahun. (*refaelmolina)