ZONALINENEWS.COM, FLORES TIMUR – pembangunan Bak Broancaptering, langsung di sumber mata air Ongan Bele dalam kaitan dengan proyek air bersih yang akan dialirkan ke Desa Pantai Oa Kecamatan Wulanggitang kini terancam bahaya longsor.
Ancaman bahaya longsor tersebut akibat dari adanya pembabatan hutan adat di Bukit Bolan dan areal mata air Ongan Bele.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pantauan langsung media di lokasi pembangunan proyek air bersih tersebut, kondisi hutan adat dan areal mata air menjadi gundul.
Dalam beberapa hari sebelumnya terjadi hujan lebat, menyebabkan beberapa titik yang digusur telah terjadi longsoran dalam skala kecil, jika ke depannya akan adanya curah hujan yang berkepanjangan akan memicu longsor dalam skali besar, dikarenakan sebagian besar pohon yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun telah dibabat.
Ancaman bahaya longsor tersebut tak hanya mengancam tertutupnya Bak Broancaptering yang berada di posisi paling rendang, namun juga mengancam wilayah dan hutan sekitarnya.
Tidak hanya terancam bahaya longsor, disaksikan media, proyek air bersih yang disebut-sebut dibiayai oleh APBN yang bernilai Miliaran Rupiah tersebut hingga kini tidak ada papan nama di lokasi kegiatan.
Selain itu, pihak pemilik pekerjaan dan kontraktor pelaksana hingga kini bak siluman yang tidak diketahui keberadaannya.
Kepala tukang yang mengerjakan proyek tersebut saat ditemui di lokasi proyek yang enggan menyebutkan nama hanya menyampaikan pemilik proyek berasal dari Kupang.
“Pak, kami minta tolong jaga kami. Kami tidak tahu apa-apa. Kami hanya di suru kerja saja,” ucapnya penuh permohonan.
Sementara Antonius Dopi Liwu selaku Ketua BPD Desa Waiula, Dusun Tabana yang juga sebagai Pemangku adat saat ditemui usai melakukan konsolidasi bersama Masyarakat Adat Tabana (MAT) di Aula Dusun Tabana menyampaikan bahwa kawasan tersebut mulai rusak.
“Teman-Teman Media bisa lihat sendiri fakta lapangan hari ini, seperti apa kondisi di Bukit Bolan yang sudah gundul dan Sumber mata air Ongan Bele, tempat dibangunnya Bak Broancaptering. Sudah makin dekat longsoran tanah yang mulai turun pelan-pelan itu pasca diguyur hujan lebat belum lama ini. Kawasan itu mulai rusak akibat tanahnya digerus air banjir yang mengalir dari Bukit Bolan,” kata Tonce Liwu.
Selain itu, jika langkah persuasif MAT meminta dihentikan giat proyek itu sebelum ada pembicaraan penyelesaian secara adat tak digubris, Tonce memastikan akan turun lagi menutup total secara adat aktivitas proyek disumber mata air Ongan Bele
“Kami akan turun tutup total secara adat kegiatan proyek di sumber mata air Ongan Bele,” tegas Tonce Liwu sapaan akrabnya.
Tonce juga mendesak pemilik pekerjaan, yakni Kementerian PUPR Republik Indonesia, agar segera ambil sikap turun evaluasi prosentase pekerjaan fisik di lapangan, sekaligus hentikan dulu giat fisik proyek itu.
“Ini seperti proyek siluman. Proyek ini amat kontradiktif dan kontroversi, dimana mau ambil air untuk mengatasi kekeringan di Pantai Oa, namun pada saat bersamaan menebang Kayu dan babat hutan adat yang menjadi daerah resapan air. Juga menggusur kawasan hutan Bukit Bolan, tutupnya.
Hingga berita ini ditayang, pihak Pemilik pekerjaan, Kontraktor Pelaksana dan Camat Wulanggitang, belum bisa dikonfirmasi.
*Tedd Kellen