Zonalinenews – Oelamasi, Maraknya isu Orang Potong Kepala (OPK) di Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga nasib naas menimpa Melkianus Kanda Mete 48 tahun, pria asal Kabupaten Sumba Timur, Selasa 30 September 2014, Warga jalan Samratulangi RT 05/RW 02 Kelurahan Kelapa Lima Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang itu babak belur dikeroyok masa karena diduga sebagai orang OPK. Peristiwa pengeroyokan terjadi sekira pukul 09.00 Wita di Dusun Oebesi Desa Bokong Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

Kapolsek Kupang Tengah, Ipda Muhammad Fakhrudin yang dikonfirmasi di Polsek Kupang Tengah saat menginterogasi Melkianus menjelaskan, sesuai hasil interogasi sementara, Melkianus yang merupakan mantan security di toko Nam, pagi itu pergi ke Desa Bokong untuk bertemu dengan salah seorang tim doa yang bernama mama Fallo.
Karena tidak mengetahui jelas rumah mama Fallo, ia bertemu seorang warga yang sementara memotong kayu di kebunnya dan menanyakan alamat rumah mama Fallo. Namun baru berjalan sekitar 300-an meter, Melkianus dicegat sejumlah warga.
Warga menduga, Melkianus merupakan salah seorang komplotan pencuri anak OPK, sehingga warga menghadangnya. Begitu dihadang, warga pun berteriak OPK dan langsung memukulinya. Karena takut, Melkianus yang mengenakan seragam security warna biru tua dan mengendarai sepeda motor Suzuki Spin warna putih itu berusaha lari dengan sepeda motornya. Namun karena kondisi jalan yang tidak bagus ditambah jalan menurun, sehingga Melkianus terperosok dan jatuh.
Saat jatuh itulah ia dikeroyok massa. Massa memukulnya secara beramai-ramai menggunakan tangan dan batu. Akibatnya Melkianus menderita sejumlah luka di kepala dan mata bagian kiri lebam kebiruan.
Warga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pospol Baumata Kecamatan Taebenu. Anggota pospol Baumata yang turun ke TKP membawa Melkianus ke pospol Baumata dan dijemput oleh Kapolsek Kupang Tengah, Iptu Muhammad Fakhrudin beserta anggota untuk dibawa ke Polsek Kupang Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Iptu Muhammad Fakhrudin menjelaskan, sebagaimana pengakuan Melkianus, ia hendak bertemu mama Fallo untuk didoakan karena pada malam harinya, ia dan istrinya sempat ribut gara – gara salah sorang anak perempuannya yang pulang ke rumah larut malam.
Karena memarahi anaknya, istrinya tidak terima dan terjadi keributan, hingga istrinya mengancam akan menceraikannya.
“Dari pemeriksaan yang dilakukan, Melkianus mengaku malamnya ia dan istri ribut dan istri minta cerai. Karena itu ia akan ke tim doa untuk mendoakan agar istrinya tidak bercerai dengannya, “Katanya.
Menurutnya, setelah selesai pemeriksaan, Melkianus tetap ditahan dalam tempo 1 x 24 jam. Pihaknya masih menunggu adanya laporan polisi dari warga untuk diproses Lanjut. Karena, Melkianus dikenal sebagai seorang yang suka tipu. Ia sering meminta warga uang dan makanan. “Pelaku masih diamankan. Kalau ada korban yang ditipu, kita tunggu pengaduan untuk diproses. Sampai sekarang belum ada laporan masyarakat sehingga untuk sementara kita amankan 1 x 24 jam. Saya sudah koordinasi dengan kapospol Baumata ,agar bila warga kena tipu oleh pelaku agar bisa membuat laporan polisi, “Ungkapnya.
Ia mengaku, karena diduga sebagai orang potong kepala, sehingga warga mengamuk dan ketika dirinya menjemput pelaku di pospol Baumata, warga nyaris merusak mobilnya. “Untung kita cepat amankan pelaku dari pospol Baumata. Warga marah sampai mobil saya mau dirusak,” jelasnya.
Sementara itu, Melkianus Kanda Mete yang dikonfirmasi mengaku bukan sebagai orang potong kepala. Ia pergi ke Bokong untuk mencari tim doa untuk mendoakan rumah tangga dan pekerjaannya. Karena, saat ini dia tidak punya pekerjaan dan istrinya mau menceraikannya.
Pria dengan lima orang anak ini dikeroyok karena diduga sebagai orang potong kepala yang mencari anak-anak di Desa Bokong. “Saya pi sana mau sembayang karena tidak ada beras. Tadi malam istri saya ribut dan minta cerai. Sekarang sudah angkat barang dari kos, “Kata Melkianus.
Ia mengaku, begitu dikeroyok, ia lalu mengambil handphone dan identitasnya untuk diserahkan ke warga dan memberitahu kalau dia bukan OKP. “Orang banyak berteriak OPK lalu pukul saya. Saya ambil HP dan kasih ke mereka baru mereka berhenti pukul saya, “Ujarnya. (*hayer)