ZONALINENEWS.COM, KUPANG – Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto melakukan kunjugan ke Puskesmas Induk Oepoi Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo Kota Kupang pada, Kamis 4 April 2024 pagi.
Usai melakukan kunjungan ke Puskesmas Induk Oepoi, Deputi Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto juga langsung mendatangi rumah salah satu warga Keluarga Resiko Stunting (KRS) di Rt 41/Rw 11 Kelurahan Oebufu.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan, kegiatan kunjugan tersebut ke Puskesmas Induk Oepoi untuk melihat secara langsung pelayanan petugas kepada warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Dr. Bonivasius kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan rutin BKKBN.
“Kegiatan ini adalah kegiatan rutin BKKBN dengan tujuan bagaimana kita bisa merencanakan betul kelahiran bagi ibu – ibu agar menjaga jarak kelahirannya dengan pelayanan KB. Karena dengan pelayanan KB tersebut kita bisa merencanakan penduduk kita yang ada di NTT ini,” kata Dr. Bonivasius di Kota Kupang, Kamis 4 April 2024.
Ia menyebutkan, bahwa pelayanan KB tersebut adalah pelayanan gratis tanpa harus diminta bayaran.
“Pelayanan KB ini ada berbagai macam. Kalau pelayanan di rumah sakit atau puskesmas itu berkaitan dengan pelayanan IUD, Implan dan Suntik. Namun, ada juga sebenarnya metode kontrasepsi jangka panjang atau selamanya, atau Metode Operasi Wanita (MOW) itu tidak bisa dilakukan di puskesmas karena perangsangnya tidak ada. Biasanya di puskesmas itu hanya IUD dan Impian saja,” ujar Dr. Bonivasius.
“Suntik ada tapi kita menyarankan lebih baik IUD dan Implan, ” ujarnya.
Menurut Dr. Bonivasius hari ini juga ada kurang lebih 08 dari 100 warga yang akan dilayani di Puskesmas Induk Oepoi ini.
“Hal seperti ini berlalu di puskesmas mana saja, karena seluruh puskesmas kita lakukan seperti itu. Memang tidak setiap hari, tapi ada momen – momen khusus untuk kita kumpul semuanya. Contohnya, 1April Hari Kartini itu juga ada pelayanan lagi. Dan masyarakat ibu – ibu atau bapak – bapak silahkan bisa ikut pelayanan itu.” katanya.
Selain setelah melakukan kunjungan ke Puskesmas Induk Oepoi, dirinya juga melakukan kunjungan ke rumah warga KRS.
“Kalau ditanya apakah anaknya stunting, kita belum tau, tapi beresiko. Beresiko itu artinya apa, ketika dari unsur tinggi badan dan berat badannya dibawah standar, yaitu kita curigai dia itu potensi stunting dan kita curigai dia itu kekurangan gizi. Oleh karena itu kita dampingi minimal selama enam bulan. Siapa yang mendampingi, kita punya tim pendamping keluarga. Melalui tim pendamping keluarga ini kita cek betul asupan gizi dan polah asuhnya,” jelas Dr. Bonivasius (*y3r)