Zonalinenews-Kupan,- Menduda sejak tahun 1992 dengan 5 orang anak, mengungsi dari Timor Leste tahun 1999 bahkan hidup dengan penuh kesederhanaan sebagi pemulung sudah menjadi kesehariannya sejak tahun 2001.
Thomas Laimehe Riwa kelahiran Wonreli (Maluku) 05/04/1959, ialah sosok bapak yang penuh tanggung jawab.
Takut akan Tuhan dan kerendahan hati menjadi prinsip dari Thomas.
Tak disangka seorang pemulung Thomas juga ternyata alumni UNPATI Ambon tahun 1986 (FKIP) dan memperoleh gelar Drs.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Sebelum mengungsi dari Timor Leste saya honor di Kanwil PU bertahun-tahun, namun tidak diangkat. Lalu ada teman guru yang mengajak untuk honor di SMA Darma Bakti timor-timor dan juga mengajar di SMK Tridarma, akhirnya saya mengungsi ke kupang Tahun 1999,”ungkap Thomas kepada wartawan, Rabu 27 Januari 2021.
Diceritakan Thomas, tiba di Kupang dari Timor Leste akhirnya ia memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang pemulung demi menyambung hidup dan membiayai kuliah anaknya.
Lebih mengharukan lagi kini ia hidup seorang diri di Kost karena semua anaknnya telah berkeluarga.
“Semua anak laki-laki saya di Papua, yang perempuan bersama suaminya di Maluku dan berprofesi menjadi guru. Walaupun anak saya sudah menjadi guru dan mau di bilang sukses tapi mereka juga sudah berkeluarga, saya mau minta juga ya, tidak enak, tapi kalau mereka kirim ya, syukur kalau tidak tidak apa-apa juga,” Sambung Thomas
.
Saat ditemui Thomas berpakaian seadanya tak beralas kaki melakukan rutinitasnya di tempat sampah samping jalan Farmasi Kupang. Karung-karung yang berisikan sampah plastic telah terikat rapi oleh Thomas, kemudian dipikulnya sampai ke kostnya berjalan kaki. Namun karung berisikan plastik-plastik bekas itu harus kumpul hingga satu bulan lamanya untuk memperoleh hasilnya memuaskan dan bisa membiayai hidup sebulan.
“Jadi kalau timbang sedikit begini bapak rugi nanti, kumpul sampai 1 bulan baru bapak timbang dan keuntungannya baru bisa mencapai 7 ratusan ribu,” ungkap Thomas.
Ia juga mengaku daripa dirinya diam-diam di kos nanti memberikan makan.
“Syukur Tuhan masih memberikan kita waktu untuk hidup, jadi manfaatkan waktu itu baik, dan jangan pernah malu dan tinggi hati. Hidup itu harus seperti padi semakin tua malai merunduk” ungkap Thomas saat hendak pulang ke kostnya di Kelurahan Lasiana, RT 011/RW.003.
(Magang/Marthen)