Zonalinenews, Kupang. Dalam memperingati Memperingati Hari Toleransi Sedunia, Komunitas Peace Maker Kupang mengelar Kegiatan Talkshow Dialog Lintas Agama dengan tema, Dari Kupang Untuk Indonesia Damai, pada Selasa 22 November 2016 pukul 18.00 wita di Lokasi Gong Perdamaian Taman Nostalgia Kupang.
Kegiatan dipandu oleh Ana Jukana dengan pematerinya yakni Ketua Pemuda GMIT David Natun, Pengurus Sinode GMIT Emi Sahartian, Kepala Dinas Kesbangpol NTT Sesilia Sona dan Kepala Bimas Polda NTT AKBP.Dominikus Dapormase
Ketua Pemuda GMIT David Natun,S.Pd,M.Si. dalam memberikan materinya mengatakan bahwa orang muda tidak terlepas dari sejarah perjalanan bangsa ini. Sumpah Pemuda, Kemerdekaan Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan, tidak terlepas dari kontribusi kaum muda. Sehingga saat ini, orang muda apalagi mahasiswa namun tidak berbuat apa – untuk bangsa ini maka pensiun dini saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjutnya, dalam sejarah agama – agama , yang berkontribusi adalah kaum muda juga.
Sehingga lanjutnya, kita harus berhati – hati karena ada orang yang benci dengan Indonesia. Ada 13. Ribu pulau di Indonesia tapi bisa disatukan dengan pancasila dan berdiri di atas kebhinekaan. Itulah yang membuat Indonesia diadudomba dengan cara – cara yang tidak sehat dan cerita – cerita yang tidak baik oleh para pembenci itu.
Sementara itu pemateri lainnya, Pengurus GMIT Sinode, Emi Sahartian mengatakan Indonesia adalah negara yang paling kaya. Di dalam konstalasi kekayaan di pulau – pulau itulah membuat Indonesia menjadi kuat. Kekuatan itu ada pada anak – anak muda, bukan oma – oma dan opa – opa.
Lanjutnya, GMIT melihat dan percaya bahwa di dalam anak muda, ada kekuatan yang tulus yang ditunjukkan dalam toleransi. Dan itu sudah ditunjukkan oleh anak muda NTT saat Jakarta lagi kacau balau.
Sebagai Mantan Pengurus Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika, Pendeta Emi Sahartian melanjutkan Agama tidak menghendaki agar kemanusiaan itu terkotak – kotak. Indonesia saat ini menjadi propinsi yang kerukunannya baik. Karena orang NTT menganggap Islam, Kristen dan Katolik itu adalah agama kekeluargaan.
“Sehingga musuh bersama kita bukan perbedaan akan tetapi musuh bersama kita adalah perdagangan orang, kekerasan kepada anak dan perempuan, kemiskinan dan kejahatan kemanusiaan lainnya.”, tegasnya.
Kepala Kesbangpol NTT Sesilia Sona mengatakan Indonesia, perbedaan – perbedaan itu yang membuat kita satu.
Lanjutnya, ada persoalan – persoalan bangsa yang berkaitan dengan kepentingan demokrasi yang kemudian disusupi dengan agama atau SARA. Itu yang membuat kita semua ketakutan. Lalu kita membuat semu kebersamaan kita, sedangkan Pancasila itu universal.
Sehingga ia mengajak untuk menjaga Indonesia.
Lanjutnya, jika kondisi bangsa ini sedang diporak – porandakan dengan persoalan bangsa, Bhineka adalah kekuatan dan modal kita. Karena perbedaan adalah kekuatan kekayaan untuk menata pembangunan bangsa Indonesia.
kita berharap kepada tokoh agama dan pemuda mahasiswa serta seluruh warga negara untuk mewujudkan tujuan – tujuan bangsa ini.
“Propinsi NTT, sudah mendapatkan penghargaan sebagai Propinsi Toleransi. Untuk itu jangan dicederai oleh alasan apapun dan oleh siapapun. Mungkin Surabaya, Jakarta dan Makasar kacau. Tapi NTT tetap katakan kepada semuanya bahwa hidup rukun di NTT adalah teladan bagi Indonesia,” tegasnya.
Pemateri terakhir Bimas Polda NTT AKBP.Dominikus Dapormase. mengatakan Tugas Pokok POLRI adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta melakukan pengayoman, pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat.
Lanjutnya, terkait penegakkan hukum, Polisi harus bebas nilai dan tidak boleh ada tekanan. Tidak boleh ada pertimbangan yang melemahkan polisi.
“Untuk saat ini, POLRI dan TNI sudah sepakat menjadi penyangga bangsa ini.”, tegasnya
Lanjutnya, Brower pernah mengatakan Tuhan menciptakam bumi Pasundan itu ketika Tuhan sedang tersenyum. Sehingga dari segala sisi tampak keindahannya.
“Tapi perlu diketahui bahwa salah satu Rahmat Tuhan yang paling besar untuk Indonesia adalah Pancasila itu datang dari negeri NTT.”, tuturnya.
Lanjutnya, dengan kegiatan sederhana ini mengingatkan kepada kita bahwa kita adalah satu nusa satu bangsa.
“Tidak ada yang bisa mengklaim tanah ini miliknya. Semua orang boleh tinggal di sini. Jika ada kejadian aneh – aneh, kita sendiri yang rugi. Coba bayangkan, demo Jakarta. Indonesia mengalami kerugian ekonomi. Kita jaga itu di NTT agar roda pembangunan yang sudah direncanakan pemerintah harus berjalan lancar agar kesejahteraan rakyat bisa terwujud.”, himbaunya sekaligus mengakhiri pembicaraan. (*mortal)