ZONALINENEWS.COM, KUPANG – Cuaca buruk menjadi salah satu penyebab nelayan di Kota Kupang memilih tidak melakukan aktifitas melaut. Dampak dari cuaca buruk di Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut harga ikan di menjadi melambung tinggi.
Peringatan dini Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur (NTT) menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada. Pasalnya tujuh hari ke depan wilayah NTT masih mengalami cuaca ekstrem.
Pada hari Jum’at 30 Desember 2022 hampir seluruh perairan laut di seluruh NTT gelombang yang sangat tinggi ada pada Samudera Sumba, Sabu, Samudera Hindia, Selatan Kupang dan Rote.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Arah angin yang bertiup dari Barat Daya sampai Barat Laut dengan kecepatan 8 hingga 30 not. Sedangkan untuk tanggal 31 Desember 2022 tinggi gelombang dari 5 – 6 meter ada pada Samudera Hindia, Selatan Sumba, Selatan Kupang, Sabu dan Rote.
Salah satu pengusaha kapal ikan di Kota Kupang Adhy Loeengatakan, dengan kondisi cuaca buruk dalam sepakan tersebut aktifitas melaut bagi nelayan langsung dihentikan.
Menurut dia, seluruh nelayan lebih memilih untuk tidak melakukan aktifitas melaut.
“Kondisi cuaca buruk seperti ini saya perintahkan seluruh nelayan saya agar tidak ada aktifitas melaut untuk sementara waktu,” kata Adhy kepada zonalinenews.com di Tempat Penampungan Ikan (TPI) Oeba, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Kota Lama Kota Kupang, Jumat 30 Desember 2022 pagi.
Dia mengatakan, ketika cuaca normal nelayan sering melakukan aktifitas melaut di Selatan Kupang dan beberapa titik perairan di NTT lainya.
“Saat ini gelombang di seluruh perairan di NTT sangat tinggi,” ujar Adhy.
Selain itu menurut Adhy juga, cuaca buruk bernapak pada harga ikan di Kota Kupang.
“Dampak dari cuaca buruk ini harga ikan di pasar sangat tinggi karena tidak ada nelayan yang melaut,” jelasnya.
“Saat ini ikan yang saya jual saat ini adalah ikan yang sudah disimpan dalam Cold Storage atau yang sudah dibekukan beberapa waktu lalu ketika cuaca masih normal dan tangkapan ikan yang banyak,” pungkas Adhy.
Dia menambahkan egiatan melaut bagi nelayan baru bisa normal kembali pada bulan Maret 2023 mendatang.
“Seluruh perahu nelayan kita sudah berlabuh di tempat parkiran perahu ketika musim cuaca buruk, seperti Kolam TPI Oeba, Perikanan dan Perikanan dan Hansisi Pulau semau,” tutup Adhy. (*hayer)