Zonalinenews-Ende,- Kepala Desa Detusoko Barat, Ferdinadus Watu Jumat 28 Agustus 2020 kepada Zonalinenews menjelaskan pelaksanaan program fisik tahun 2020 di desa Detusoko Barat mengunakan program padat karya. Proses pembangunan tersebut melibatkan 3 batu Tungku, Pemimpin Adat, Agama dan Pemerintahan.
“Salah satu impact dari Hadirnya UU desa adalah sumber anggaran pembangunan dari pemerintah pusat melalui dana desa. Dana desa hanya untuk dua program antara lain program Pemberdayaan dan Program Pembangunan.
Sebagai bagian dari usulan warga untuk pembangunan melalui mekanisme musyawarah desa, ditetapkan untuk pelaksanaan program fisik tahun 2020 ini berupa Penataanp perkampungan adat di Dusun Nuagiu dan TPT Destinasi Wisata air hangat Ekolowondopo di Dusun Woloone desa Detusoko Barat,” tutur Ferdinadus Watu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakan Ferdinadus, pelaksanaan program padat Karya Tunai di desa Detusoko Barat dengan model transparansi dan menyampaikan secara terbuka dihadapan warga masyarakat.
“Proses pembangunan di desa Detusoko Barat melibatkan masyarakat, yang menarik dalam pelaksanaan pekerjaan misalnya untuk Dusun Woloone, proses pembagian pekerjaan melibatkan hampir seluruh warga di Dusun. Pembagian sistem kerja pun berdasarkan KUB, Kelompok Umat Basis Gerejani, Pemimpin RT/RW bersinergi dgn Ketua Lingkungan dan KUB juga tetua adat. Sistem pelaksanaan pekerjaan pun ditentukan berdasarkan musyawarah bersama,” ungkap Ferdinadus Watu.
Menurutnya, setiap hari pelaksanaan pekerjaan saling berganti.
“Bapa-bapa melakukan pekerjaan fisik, sedangkan mama-mama membantu menyiapkan makanan di dapur. Masing masing kepala keluarga saling menyumbang 1 kg beras untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan. Sama halnya untuk penataan Kampung Adat/ kuwu Soro Woo Leda Bhuja Nuagiu, semua warga dalam satu komunitas Adat (warga 2 dusun dari 2 Desa yang berbeda) saling bekerjasama, diawali dengan Musyawarah, lalu meminta izin kepada Sang Pemberi Hidup dan leluhur melalui hewan korban berupa ayam, dan dilanjutkan dengan penataan dan pekerjaan. Masing-masing rumah/KK menyumbangkan nasi dan sayur, juga lauk untuk mendukung bersama pelaksanaan pekerjaan padat karya Tunai di Desa,” jelas Ferdinadus Watu.
Ferdinadus menambahkan, semangat gotong royong selalu hidup dan menjadi bagian integral dalam komunitas masyarakat di desa Detusoko Barat.
“Sebagai bagian dari pemerintah kami hanya sebatas memfasilitasi. Roh dan semangat untuk membangun sudah ada di hati dan pikiran warga masyarakat, tinggal bagaimana kita berkolaborasi, bersinergi untuk membangun bersama Kampung dan desa kita,” beber Ferdinadus Watu.
(*OBY TANI)