Zonalinenews – Kupang, Berkaitan dengan hari ulang tahun Bolug yang ke-47, perusahaan umum bulog akan berencana menjalankan tugas komersial untuk membangun 32 pojok jaringan distribusi ke seluruh daerah NTT , hal ini terlapas dari pelayanan publik yang dijalan oleh perusahaan bolug, kini perusahaan bolug mempunyai tugas komersial menjadi tugas berat untuk memberikan tanggung jawab bagi masyarakat NTT.Demikian dikatakan Miftah kepala Bulog Divisi Regional NTT. Jumat Pukul 10.30 Wita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya , pada ulang tahun perusahan bulog yang ke-47 menjadikan bulog sebagai mata rantai pusat distribusi beras, dengan menjalankan tugas komersial. Tugas ini merupakan upaya peningkatan dan memudahkan masyarakat langsung menikmati hasil yang sudah kita tetapkan.
Ia menambahkan pembangunan jaringan distribusi ke 32 pojok merupakan langkah bulog untuk menstabilkan harga beras atau yang menjadi penentu penetrasi harga khususnya beras. Pembangunan pojok jaringan ini bersifat bertahap dengan menyiapkan mart bulog yang ada di wilayah NTT.
Lebih lanjut dikatakannya pembangunan ini merupakan langkah dasar sebagai pusat distribusi beras, dan pembeli beras yang ada di masyarakat NTT. “Saat ini kami masih melakkukan percobaan pembangunan 15 pojok jaringan sebagai tahap awal, untuk meyebarluaskan maksud dan tujuan dari perusahaan bulog sendiri,” Kata Miftah.
Miftah menjelaskan Pembangunan pojok jaringan yang akan dilaksanakan butuh perhatian khusus dari masyarakat , untuk mendorong bolug ke depan. “Pembangunan ini dengan maksud dapat mencapai tujuan yang kami harapan, dimana dengan terbangunnya jaringan ini perusahaan bulog bisa menyalurkan distribusi beras keseluruh daerah. Dan juga dapat mengendalikan harga beras yang beredar dipasara, serta berperan aktif pengedalian harga beras, “Kata Miftah.
Miftah berharap , masyarakat NTT menjadi kan bulog pusat distribusi dan penentu harga beras yang tersebar di seluruh pasaran. Agar masyarakat bisa mengetahui bentuk penjualan beras harga kestabilan beras sendiri dan menjadi pembeli beras yang ada di petani. “Pembangunan ini bisa menjadi pemasuk dan konsumen langsung melakukan distribusi, sehingga petani produsen menyalurkan pemasaran dan masyarakat mampu bekerja sama dengan seluruh elemen untuk berperan aktif,” Tegas Miftah. (*)