Zonalinenews – Kupang, Bank Negara Republik Indonesia mengembangkan ternak sapi di NTT, pengembangan ini dilihat dari kondisi NTT yang cukup memungkinkan untuk mengembang ternak sapi, tak hanya itu ternak sapi bisa meningkatkan infalasi daerah mencapai 10% hal inilah yang menjadi dasar kami mengembangkannya. Hanya pola pengembangan menyarakat dalam mengembangkan ternak sapi masih sangat sederhana. Akibat pendapatan masyarakat masih menurun, maka dari itu, BI turut ambil bagian merubah pola pikir masyarakat dalam mengembangkan usaha ternaka sapi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Demikian diungkapakn Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi NTT , Hendik Sudaryanto. Senin 12 Mei 2014 pukul 11.00 wita di ruang kerjanya .
Hendik menjelaskan pengembangan ternak sapi yang dijalankan kepada masyarakat mengunkan pola masih sederhan diantaranya budidaya ternak sapi bersifat tradisional, Kelembangan peternak masih sederhana, jiwa wira usaha ternak masih rendah, kurangnya akses pembiayaan dari perbankan.
“Pengembangan ternak sapi yang kami jalankan tidak terlepas dengan berbagai kerja sama yang di jalankan bersama dengan Undana dan juga Badan Pengembangan pengemukkan ternak (BPPT) di NTT, dengan mengadakan penelitian terlebih dahulu serta mengklasifikasi jenis ternak serta pakan ternak yang ada di NTT,”Ungkapnya.
Hendik menjelaskan upaya ini kami kembangkan dengan membuat simulasi kandang hewan berkapisitas 100 ekor sapi, antara lain kandang pembibitan, pengemukan serta pengemabangan pakan ternak dari pohon lontar seluas 5 ha, pengadaan bibit sapi yang berunggulan dan pemberian pelatihan kepada masyarakat serta pengawalan desa pendamping sampai pada penjualan selama 6 bulan dengan berat badan mencapai 100 kg.
“Pengembangan ini baru di jalankan di kabupaten Malaka kecamatan Lainmaneat Desa Kapitan Mewa dengan jumlah anggota 30 orang pada bulan 26 februari 2014. Dalam pengembangan ternyata banyak masyarakat yang mulai sadar dalam beternak. Dilain pihak pola pikir untuk merubah cara beternak sudah berjalan baik, “kata Hendrik.
Lebih lanjut dikatakanya, dari hasil beternak yang telah di kembangkan, berbagai hal pelatihan dan pembinaan, pelatihan pengontrolan, dan study banding di ke propinsi NTB telah dilakukan . Dan hal ini merupakan upaya untuk mengembangkan ternak dengan merubah menset berpikir masyarakat.
“Dengan berbagai upaya yang sudah dijalankan tentunya ada perubahan maindset beternak sapi, kelompok memiliki sarana prasarana produksi (kebun HMT,Kandang ternak dll) kelompok mampu mengelolo limbah ternak menjadi biogas dan kompas, kelompok mendapat tambahan pendapatan, adanya perluasan akses dan pemasaran kelompok serta terbentuknya jiwa wirausaha,” Tegasnya
Hendik menambahkan pengembangan ternak sapi juga akan di kembangkan di kota kupang khususnya di Kelurahan fatukoa Kecamatan Maulafa. (* robbi*)