BAHASA INDONESIA SEBAGAI UNSUR UTAMA KEMAJUAN DI NTT

Zonalinenews, Kupang. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Kupang mengadakan Kegiatan Seminar Sehari Bulan Bahasa dengan tema , Peran Bahasa Indonesia Dalam Menuntaskan Tuna Aksara Mewujudkan NTT Berkemajuan, pada Sabtu 05 November 2016 pukul 10.00 wita di Auditorium Universitas Muhammadiyah Kupang.

Kepada Zona Line News, Ketua BEMJ Razmat Sabon mengatakan kegiatan ini adalah antusias dari BEMJ untuk mengenang Bulan Bahasa.

Lanjutnya, di UMK kami menginginkan adanya penggunaan bahasa Indonesia yang baku sehari – hari. Meskipun di sini ada berbagai etnis suku dan agama namun semuanya menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan sumpah pemuda.

Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Prof. Drs.H.Sandi Maryanto,M.Pd sebagai pemateri seminar mengatakan asal bahasa nasional Indonesia dan hubungan dengan sastra Indonesia berasal dari bahasa Melayu ini sudah sejak dulu berkembang di wilayah Nusantara menjadi bahasa pergaulan dalam hal perdagangan, kebudayaan dan komunikasi antar kelompok – kelompok masyarakat berbagai suku di Indonesia. Lalu bahasa itu dikuasai oleh sebagaian besar di nusantara.

Lanjutnya, mengingat bahasa Indonesia adalah bahasa pergaulan, maka pemuda Indonesia memikirkan bahasa yang digunakan sebagai bahasa persatuan itu adalah bahasa Indonesia. Sehingga bahasa Melayu yang kemudian disumpahkan pada sumpah pemuda oleh para Pemuda menjadi bahasa Indonesia.

“Jadi pemakaian bahasa Melayu itu sebenarnya sebelum tahun 1928 sudah digunakan para pemuda, ” tuturnya

Lanjutnya, dengan diikrarkannya bahasa Indonesia menjadi sumpah pemuda, menginspirasi munculnya sastra Indonesia.

“Pada prinsipnya sastra adalah salah satu manisfestasi bahasa. Karena wadahnya adalah bahasa. Mengingat bahasa pemersatunya adalah bahasa Indonesia, maka sastra daerah menjadi sastra Indonesia dengan penuh kesadaran. kesadaran yang menjiwai sajak – sajak sastra daerah menjadi sastra Indonesia. Jadi sastra indonesia tidak didasarkan pada politik tetapi kesadaran. Sastra yang muncul dengan kriteria politik itu tidak berguna karena sebelumnya sastra sudah ada,” tuturnya

Semnatara  Kepala Kantor Bahasa, Valentina Levina Tanate mengatakan kantor bahasa punya peran aktif untuk memberantas buta aksara dengan program – program yang dilaksanakan di luar jam sekolah.

Lanjutnya, bahasa Indonesia adalah unsur utama penentu kemajuan Indonesia, karena berbagai bidang membutuhkan bahasa Indonesia.

“Untuk bahasa daerah sendiri sedang dijaga kepunahannya. Sehingga kantor bahasa mempunyai program tahun yang namanya Laboratorium Kebinekaan; visualisasi data kebahasaan dan kesastraan di 6 etnis NTT . Kegiatan ini untuk mengumpulkan kosa kata suku tersebut dan hasilnya dianalisis selanjutnya disusun menjadi kamus bahasa daerah.”, ucapnya. (*mortal)