Zonalinenews-Oelamasi,- Hasil survey Save the Children membuktikan bahwa anak-anak di NTT masih diperhadapkan pada masalah membaca. Banyak Anak NTT, sebenarnya, ketika berada di bangku kelas 2 SD sudah mampu membaca tapi faktanya anak NTT saat kelas 2 SD masih mengeja huruf. Sebenarnya saat kelas 2 SD anak sudah mampu untuk membaca.
Untuk anak NTT, saat mampu membaca setelah berada di bangku kelas 4 SD. Ini membuktikan bahwa NTT dalam mengejar pendidikan sangat tertinggal. Di NTT Save the Children mendampingi anak dan mendukung dalam bidang pendidikan, kesehatan dan perlindungan anak. Kabupaten yang merupakan objek di NTT, kabupaten sumba barat, kabupaten Sumba Tengah, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten TTU.
Hal ini disampaikan koordinator Save the Children Kabupaten Kupang, Karla Klau setelah melakukan rapat kordinasi dengan para pemangku kepentingan di Kantor Bupati Kupang, jumat 18 Maret 2016 sekitar pukul 14. 07 wita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk Kabupaten Kupang, lanjut Klau, saat ini diambil 3 kecamatan sebagai sampel. ketiga kecamatan yang diambil sampel yaitu, kecamatan Taebenu, kecamatan Fatuleu dan kecamatan Amabi Oefeto. Dari 3 kecamatan yang diambil sebagai sampel tersebut rata-rata anak ketika mampu mengeja kata saat berada di bangku kelas 4 SD. Hal ini juga tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan masalah yang melilit kehidupan anak. Masalah yang melilit, bukan saja masalah pendidikan tapi juga masalah kesehatan dan kekerasan terhadap anak.
Untuk kekerasan terhadap anak, terkadang ada data membuktikan bahwa kekerasan terhadap anak semakin berkurang namun fakta dilapangam membuktikan bahwa masih begitu banyak persoalan yang melilit hidup anak termasuk kekerasan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, kegiatan rapat koordinasi yang dilakukan sebenarnya melaporkan perkembangan pelaksanaan pendampingan serta program-program yang mungkin saja ditiadakan pada tahun ini. Sebab, banyak program yang diikuti ada yang tidak panjang. Hal ini terbukti dengan beberapa program yang telah dihilangkan tahun 2015.
Program prioritas tahun 2016, masih berorientasi pada membaca. Sebab, rata-rata anak masih sulit sekali untuk membaca. Sementara itu, jenis jumlah kasus yang ditangani save the children pada tahun 2015, anak terlantar menduduki peringkingan tertinggi.
Dimana, Lanjut Karla, jumlah kasus yang ditangani Save the Children seperti kekerasan emosional mencapai 2 persen, kekerasan fisik 4 persen, kekerasan seksual 32 persen, berhubungan dengan hukum 6 persen dan anak terlantar 97 persen.(*Paul)