Zonalinenews-Kupang, NTT punya potensi pengembangan peternakan baik itu lahan, budaya peternakan yang perlu diperhatikan. Akhir-akhir ini, masih banyak kendala dalam pengembangan peternakan, menyebabkan persoalan pengembangan peternakan perlu diperhatikan antara lain budaya pengembangan ternak yang bersifat komunal, kondisi lingkungan dengan tumbuhnya semar putih yang membuat sapi bisa mati dengan tidak wajar. Maka dari itu, pemerintah punya langka stretegis untuk membuat sebuah intervensi teknologi guna menanggulangi persoalan pakan ternak di NTT, juga soal cara pengembangan ternak yang bersifat tradisional akibatnya pengembangan peternakan tidak berjalan dengan efektif.Ungkap Dekan Fakultas Peternakan Ir. A. Konda malik, M.Si di ruang kerjanya jumat 08 Agustus 2014 pukul 10.00 wita. Konda malik menjelaskan , pola pengembangan sapi ternak masih sangat sederhana di tambah lagi dengan kondisi lingkungan masyarakat yang menghambat pola pengembangan peternakan. “lahan ini menjadi persoalan, yang menfonis tanah ulayat dari suku satu dengan suku yang lain. Tentu ini menjadi dampak persoalan,” Katanya. Pemerintah perlu mengambil sikap yang tegas, untk menyelesaikan persoalan yang sering terjadi jangan sampai ketika mau dijadikan lahan pengembangan sapi di suatu tempat yang berjuta hektar ada sengketa lahan, yang berdampak pada konflik horizontal. “Hal ini yang menjadi perhatian pemerintah dan punya sikap dalam mengambil suatu kebijakan yang tidak merugikan masyarakat.Pemerintahan harus menyiapkan teknologi tepat sasaran yang diperuntukan bagi masyarakat serta melakukan pola pembinaan bagi masyarakat yang intens juga melatihan masyarakat untuk menfaatkan teknologi. Semua ini dibuat untuk merubah pola pikir masyarakat dalam membina cara beternak,” pungkasnya. Dikatakannya, para investor yang mau menanamkan modalnya di NTT tidak mendapatkan perlawanan yang segit dari masyarakat. bila langkah ini sudah dijalankan dengan baik, dengan sendirinya Pendapatan ekonomi masyarakat akan meningkat. “Kebijakan pemerintah dalam penentuan anggaran harus tepat sasaran, bukan anggaran yang sudah ditentukan hanya dimenfaatkan oleh sekolompok golongan tertentu,” Tambahnya. Dirinya berharap, sebuah lembaga yang akan mengakomodir para stekolder sehingga berjalan sesuai dengan sistem yang dibangun sehingga tidak adanya kerugian dari berbagai pihak. Program yang dibuat tidak boleh menguntungkan pihak tertentu. (* robbi bian)