30 % Kouta Keterwakilan Perempuan hanya Formalitas Parpol

- Reporter

Kamis, 12 Juni 2014 - 12:59

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zonalinenews-Kupang,- Budaya Patriarki sangat berpengaruh terhadap Pemilu Legislatif (Pileg) terutama terhadap rendahnya keterwakilan peremuan di  dalam parlemen. Demikian pernyataan yang disampaikan pengamat politik Universitas Nusa Cendana Kupang , Balkis Soraya Tanof pada acara workshop keterpilihan caleg perempuan tingkat provinsi NTT dalam  Pileg 2014, yang diselenggarakan, Bengkel APPeK, Kamis 12 Juni 21014 , di hotel Aston Kupang pukul 10.00 wita

3

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, sedikitnya perempuan yang terpilih dalam Pileg 9 April lalu disebabkan karena ketimpangan gender yang dalam konteks politik selalu mengorbankan kaum perempuan. Hal tersebut disebabkan budaya patriarki yang selalu menempatkan perempuan pada rana privat bukan pada rana publik seperti dalam berbagai aktivitas politik termasuk pencalonan sebagai anggota legislatif akibatnya perempuan tidak terpilih karena dipandang tidak mampu untuk duduk di kursi legislatif dan menjadi penyalur aspirasi masyarakat.

Selain itu kata Dia, peran partai politik untuk mendorong perempuan menang dalam Pileg masih sangat rendah hal tersebut terbukti dari pole rekrutman Caleg perempuan yang terkesan dadakan atau instan sekedar memenuhi parlemen resoult  Undang-Undang kuota 30 persen dan hanya formalitas. “Parpol tidak pernah mengkaderkan perempuan yang memang siap didorong untuk menjadi anggota legislatif dan Parpol tidak memberikan biaya politik untuk Caleg perempuan sama seperti caleg laki-laki umumnya,” jelasnya.

Kendala lain kegagalan Caleg perempuan menurut  Balkis Soraya, diantaranya keterbatasan ekonomi kaum perempuan, relasi sosial yang terbatas, serta kendala ideologis dan sosiologis yang memandang perempuan tidak pantas untuk terjun ke dunia politik. Sementara secara psikologis beban dan peran ganda perempuan dalam rumah tangga ditambah lagi aktivitas politik membuat Caleg perempuan kesulitan untuk menggalang dukungan.

“Bagi  saya  banyak  perempuan yang terpilih di DPRD Kabupaten Belu karena telah memiliki basis dan modal kuat yang sudah ditanamkan sejak lama, sehingga memiliki identitas sosial. Bukan karena temporer dan dadakan sehingga tidak sanggup untuk menanam pencitraan dirinya.   Kedepan perempuan harus lebih humanis egaliter dengan tidak memposisikan diri elitis dan seperti artis. Perempuan harus bangun komunikasi yang humanis dan egaliter dalam membangun relasi sosial dengan masyarakat atau pemilih demi meningkatkan keterwakilan perempuan di Parlemen,” jelasnya.

Semnatar itu Bengkel APPek, Laurens Sairani, dalam presentasenya menyampaikan, kecenderungan pemilih di NTT lebih pada pertimbangan figur bukan karena partai politik. Data bengkel APPeK menunjukkan hanya 11 persen pemilih yang memilih Parpol, 72 persen pilih laki-laki, dan 16 persen lebih pilih perempuan.

“Di sini figur menjadi sangat penting dalam menjatuhkan pilihan dan figur laki-laki yang jadi pilihan itu data hasil pemilu kemarin,” jelasnya.

Dari semua Caleg di NTT untuk Caleg DPRD provinsi katanya, hanya 0,80 persen Caleg perempuan yang terpilih atau 2,23 persen Caleg perempuan yang terpilih dari total Caleg DPRD provinsi yang perempuan . Data tersebut menunjukkan perempuan berada dalam posisi minoritas dalam komposisi keterwakilan di parlemen untuk 5 tahun ke depan dan kebijakan afirmasi quota 30 persen belum mampu merubah energy untuk mendongkrak peningkatan komposisi DPRD perempuan di NTT.
Lebih lanjut dikatakannya, Parpol tidak menentukan keterpilihan seseorang karena,  lebih melihat figur bukan karena Parpol, ini menunjukkan Parpol tidak mampu mendorong preferensi keterpilihan seorang Caleg khusunya Caleg perempuan. Dari sampel yang diambil Bengkel APPeK di Belu dan Kupang, jelas Dia, Belu jauh lebih tinggi tingkat keterpilihan Caleg perempuan dibandingkan Kota Kupang. Perempuan Kota Kupang memilih laki-laki lebih tinggi dibandingan sesama kaum perempuan,sementara pemilih perempuan di Belu banyak memilih Caleg perempuan dibandingkan Caleg laki-laki.

“Alasan memilih Caleg perempuan karena faktor personal seperti relasi sosial dan personal, intensitas pertemuan, komunikasi, kenal atau tidaknya pemilih dengan Caleg. Jadi  relasi lama dan intens jadi faktor yang penting untuk menentukan keterpilihan Caleg perempuan,”Pendekatan psikologi sosial lebih tinggi dari pada rasional Choice,” katanya.

Acara ini dihadiri perempuan dampingan bengkel APPeK,  para  Caleg perempuan yang tidak berhasil lolos dan caleg perempuan yang terpihih menjadi anggota DPRD. (*rusdy)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

PAN Sabu Raijua Target Raih Satu Fraksi
Daftar Bacaleg Partai Nasdem Ingin Rebut Kursi Ketua DPRD NTT
Marthen Dira Tome Dinilai Layak Pimpin Provinsi NTT
Insiden 894 Korban Jiwa Petugas Pemilu 2019, AHY Minta Jangan Terulang Lagi
Penuhi Panggilan Jaksa, Sekda Flotim Langsung Ditahan
Julie Laiskodat, Wakil Rakyat yang Berpihak Kepada Peternak dan Petani di Manggarai
Bupati Nabit Buka Turnamen Sepak Bola dan Bola Voli Antar Desa di Satar Mese Barat
Peduli Nasib Para Petani di Manggarai, Ini yang Dilakukan Julie Laiskodat
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 28 September 2023 - 20:59

Awang Notoprawiro adalah Sosok yang Konsisten, Tulus, Jujur dan Tegas

Kamis, 28 September 2023 - 20:43

Tragedi Berdarah di Depan Unkris Kupang, Polisi Tetapkan Dua Orang Tersangka Baru

Kamis, 28 September 2023 - 18:27

HUTAN DIRUSAK MENGAPA KEHUTANAN ” DIAM ” SAJA.

Senin, 25 September 2023 - 19:31

Surat Terbuka Tokoh Muda Atas Pengrusakan Hutan Lindung di Kecamatan Liae

Sabtu, 23 September 2023 - 19:31

Wakil Ketua DPRD Kota Kupang Kris Baitanu Resmi Dikukuhkan Jadi Ketua AMK

Sabtu, 23 September 2023 - 16:39

Kuasa Hukum Minta Polisi Usut Nama Lain Dalam Peristiwa Berdarah di Depan Unkris Kupang

Jumat, 22 September 2023 - 10:08

Mako Polres Sabu Raijua Diresmikan Kapolda NTT

Rabu, 20 September 2023 - 20:27

Diduga Terjadi Mark – Up Kenaikan Tunjangan Tranportasi dan Sewa Rumah Dinas Bagi 37 Anggota DPRD Kota Kupang

Berita Terbaru

Ketua PAN NTT Awang Notoprawiro

Nusa Tenggara Timur

Awang Notoprawiro adalah Sosok yang Konsisten, Tulus, Jujur dan Tegas

Kamis, 28 Sep 2023 - 20:59

Nusa Tenggara Timur

HUTAN DIRUSAK MENGAPA KEHUTANAN ” DIAM ” SAJA.

Kamis, 28 Sep 2023 - 18:27